date de film

2.8K 342 75
                                    

date de film
movie date

_________________

Suara ketukan pintu ruangannya berhasil membuat Gigi tersadar dari kerjanya. Sejak pagi dia memang diruangan melakukan meeting online juga menyelesaikan beberapa design dress kliennya. Hanya pegawainya yang sejak pagi keluar masuk ruangan ini untuk meletakkan pesanan makanan atau sekedar cemilan miliknya. Sekarang pukul 17.45 WIB, wanita itu masih saja duduk disana dengan pensil tipis ditangan kanan.

"siapa?" tanya Gigi pada orang dibalik pintu,

"ini bu ada yang ngirim minuman" Rani, salah satu pegawai butiknya masuk dengan satu gelas caramel latte juga satu slice chocolate strawberry cake disana.

"siapa?" tanya Gigi menatap dalam barang tersebut.

"gatau bu, si Luna yang terima. Terus dia kebelet pipis, akhirnya saya yang disuruh antar ke ibu" jelas Rani tersenyum.

Gigi mengangguk dan berterima kasih kepada Rani sebelum gadis itu keluar dari ruangannya. Setelah pintu ruangannya kembali tertutup, Gigi meraih plastik berisi kiriman itu mencoba mencari petunjuk siapa pengirimnya. Nihil, tidak ada inisial atau nama pengirim, hanya saja ada namanya tertera dengan spidol permanen di gelas caramel latte juga satu sticky note diatas wadah plastik cakenya.

Have a nice day!

Tapi helaan nafas panjang refleks keluar ketika melihat satu gelas bubble tea ada di pojok mejanya. Itu dari Aji. Dari Aji saja belum kesentuh, gimana dia mau nyentuh yang baru ini? Kalau yang dari Aji saja belum tersentuh sama sekali.

Tiba tiba nada dering handphonenya berbunyi. Dengan cepat Gigi meraih benda pipih putih itu yang kini menampilkan nama Mark di layar. Alis wanita itu terangkat bingung, what's wrong with Mark? Tiba tiba nelpon gini.

"Kenapa Mark?" tanya Gigi menempelkan handphonenya di telinga.

"Starbucksnya udah di tangan elo belum?"

Gigi tertawa, ternyata itu dari Mark. "Hm, I got it recently" ucap Gigi.

"syukurlah, gue takut pegawai elo yang korupsi" mendengar itu Gigi lagi lagi tertawa. Bisa bisanya, Mark berpikir seperti itu.

"Mana ada Mark, lagipula kenapa ga masuk?"

"gue lewat doang tadi, kebetulan mau nongkrong sama Bang Juan" ujar Mark.

Wanita mengangguk paham. "thank you, Mark. Kok lo tau gue suka ini semua?"

"lo selalu mesan itu kalau lagi di sbux"

Mark know her so well. Not THAT well tho, but, dalam sebulan dia memerhatikan hal hal kecil yang Gigi lakukan, dan mengingat semua itu dengan baik. Membuat Gigi takjub padanya. "thank you, yah"

"anytime gi, anyway..." Mark menggantungkan kata katanya.

"kenapa?"

"sebentar malam kosong ga? I have two drive-in-movie tickets, so, would you like to go with me?" tanya Mark.

Diam, tak ada jawaban sama sekali dari Gigi. Itu semua membuat Mark yakin pasti penawarannya ini akan ditolak. "gapapa Gi, kalau ga bisa. Pasti lo——"

"GAK MARK, GUE MAU KOK. MAU BANGET" potong Gigi dengan volume suara yang meninggi tapi dengan nada excited. Terdengar tawa pria diseberang sana, membuat Gigi sadar betapa memalukannya apa yang baru ia lakukan.

"ketawa lo" sungut Gigi.

"could you stop to being cute?" ujar Mark disela sela tawanya.

"Maaaaaark" gerutu Gigi. Alasan Gigi memotong ucapan Mark itu ya karena Mark selalu pesimis kalau Gigi akan menolak tawarannya, bahkan bisa saja pria itu memutuskan telponnya tanpa menunggu Gigi berbicara menjawab tawarannya.

Second Date Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang