conversation de nuit
night conversation__________________
Sepulangnya Johnny dan Yeira, ruangan itu malah dibungkam sunyi. Tak ada pembicaraan dari dua penghuninya. Hanya ada suara TV yang menampilkan sinetron juga suara film dari iPad Mark. Ah, Mark sedang kesal, jadi kalau dia berbicara mungkin yang kena malah Gigi.
Wanita diranjang menatap Mark bingung. "Mark" panggil Gigi.
Diam, tak ada respon sama sekali. Mark mengabaikan panggilannya, dia mencoba sok sibuk dengan buah yang ada di meja dengan mata yang tak lepas dari layar iPad.
"Mark..." sahut Gigi lagi. Mark benar benar tidak merespon panggilannya.
"Mark, marahnya jangan silent treatment dong" aku Gigi. Jujur, Gigi mending mendengar Mark mengoceh apapun walau tak tertuju padanya, daripada Mark yang mendiaminya. Seperti Mark yang diam diam pergi ke NYC, diam diam meninggalkannya. Ugh, that is so frustating for Gigi.
Karena belum ada juga respon dari Mark, Gigi terus menyahuti pria itu "kan mama kamu yang nyindir, tapi kok aku yang diambekkin"
Ah, Mark benar benar mendiaminya. Daripada nanti urusannya semakin panjang, Gigi memilih untuk membaringkan tubuhnya kemudian membelakangi Mark. Wanita itu memutuskan untuk memejamkan matanya daripada meladeni Mark.
Kenapa ya, setiap mereka sudah baikan pasti ada aja yang buat keduanya kembali saling mendiami? Beradu argumen lah? Atau bahkan berantem? Apa mereka memang tidak ditakdirkan bersama?
Mark bukan bermaksud begitu, tapi dia hanya kesal saja kenapa semua menyalahkan dia akan Gigi yang seperti ini. Padahal, semua yang dia lakukan atas kemauan Gigi. Kenapa seakan akan dia yang paling salah dan Gigi yang paling tersakiti? Ah, apa ini yang dinamakan prinsip pria selalu salah. Inikah yang dimaksud prinsip itu?
Prinsip ga adil gumam Mark kemudian menutup iPadnya dan beranjak mendekati tubuh Gigi yang menjauhinya.
"I know, you haven't slept yet. Minum obat dulu yuk Gi" ajak Mark. Kalau bukan dia yang bantu Gigi minum obat siapa lagi?
"I don't want it. If you still ignore me" sungut Gigi tanpa membalikkan tubuhnya.
Huh. Mark tidak marah sana Gigi. Dia, dia hanya marah pada setiap orang yang seakan akan tau cerita mereka. "Gaa Gigi, minum obat ya?" Ucap Mark kini sibuk membuka bungkusan setiap obat Gigi.
Mengetahui respon Mark, Gigi pun menolehkan tubuhnya pada Mark. "Mark" panggil Gigi pada pria yang kini sibuk dengan obat obat Gigi.
Mark hanya berdeham.
"Kamu tau ga?"
"Tau apa?" Jawab Mark menoleh dengan dua alis terangkat menandakan rasa penasarannya.
"Kamu tuh cakep banget kacamataan gitu. Aku suka" aku Gigi tersenyum melihat wajah sibuk dan fokus itu.
"Oh ya? Aku kira kamu bilang aku nerdy boy karena kacamataan" Ujar Mark kini membantu Gigi untuk duduk.
Gigi kaget, kenapa Mark bisa tau first impression Gigi pada Mark?
"loh kok kamu tau?" Tanya Gigi menerima kapsul dari tangan Mark lalu meminumnya bersamaan dengan air yang diulurkan Mark.
"Jeffry told me after our first met" jawab Mark lagi lalu memberikan kapsul lainnya.
Yah, harusnya Gigi tidak kaget lagi setelah dengar jawaban Mark. Kakak keduanya itu---Jeffry---memang sulit dipercaya soal beginian. Pasti ada aja yang bocor walau secuil. "Ga seru ah. Taunya dari si cepu" sungut Gigi setelah meneguk air untuk kapsul terakhirnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Second Date
FanfictionKetika Mark dan Gigi terjebak karena perjodohan keluarga, tapi masing-masing dari mereka memiliki kekasih. Lantas, bagaimana caranya agar mereka bisa bertahan dengan pasangan mereka masing-masing ditengah keterpaksaan yang keluarga mereka lakukan? "...