alors qu'est-ce qu'on est ?
then, what are we?________________
Mark memasukkan mobilnya kedalam halaman rumah. Dia mengernyitkan dahi ketika melihat lampu ruang tamu yang masih menyala. Sekarang jam 3 dini hari, siapa yang masih bertamu dijam segini? Hati Mark tidak tenang sejak tadi, maka dia memutuskan untuk pulang ke rumah. Mungkin dia bisa mendapatkan ketenangannya disana.
Saat pintu rumah dibukakan oleh Mbak Ani——Syukurlah, kemarin dia sempat meminta nomor telpon Mbak Ani——ia pun masuk ke dalam rumah. Hal pertama yang dia lihat adalah tubuh Gigi yang tertidur di sofa panjang ruang tamu. "udah saya bangunin pak, tapi ibunya kayaknya lelap banget tidurnya" ucap Mbak Ani ketika mengerti maksud tatapan Mark padanya.
Mark mengangguk paham kemudian meminta maaf kepada Mbak Ani karena mengganggu waktu tidurnya. Setelah mbak Ani pergi, Mark menatap Gigi yang begitu lelap tertidur dengan kaus putih juga cardigan panjang abu serta short pants abu miliknya. Melihat semua itu, Mark menghembuskan nafas panjangnya kemudian naik kelantai atas untuk mengambil barang barangnya.
Sebuah selimut pun kini menutupi tubuh Gigi yang lelap itu. Suhu pendingin ruangan disitu pun Mark naikkan agar tidak sedingin tadi. Mark meninggalkan Gigi? Tidak, dia memutuskan untuk menalanjutkan naskah ceritanya disana. Macbook serta satu notebooknya, tak lupa teh hangat yang baru dia buat sudah tertata rapi di meja tamu. Kenapa ga dibangunin? Kalau Mbak Ani saja sudah membangunkan dia, tapi tetap tidak bisa. Bagaimana Mark membangunkannya? Lagipula, Gigi terlihat begitu nyenyak dengan tidurnya, mana mau Mark menganggu kenyamanan itu.
Ah, I'm feeling okay right now batin Mark mengalihkan pandangannya dari Gigi ke macbooknya yang kini menampilkan dokumen naskah.
Jam terus berdenting, langit mulai membiru disertai semburat semburat ungu kekuningan yang masih malu malu muncul, suara kicauan burung pun mulai terdengar, serta Mbak Ani yang muncul di ruang tamu untuk menanyakan soal sarapan.
"sereal masih ada ga? Kalau masih ada itu aja" ucap Mark mengalihkan pandangannya dari Gigi ketika Mbak Ani bertanya.
Mbak Ani mengangguk paham kemudian pergi dari ruang tamu. Masih jam 5, tapi suara suara tetangga yang sibuk dengan anak sekolahan mulai terdengar dari sebelah, hari ini akan dimulai batin Mark dengan tangan yang lihai bergerak diatas keyboard.
Tak butuh waktu lama, dua gelas susu hangat, juga semangkok sereal dengan susu yang terpisah tersajikan di meja ruang tamu. "thank you, mbak" ucap Mark.
Sejak jam 3 tadi, Mark tidak tidur. Dia takut tiba tiba Gigi jatuh dari sofa. Sebagai jaga jaga, dia memutuskan untuk tetap terbangun disana sambil meneruskan naskah barunya itu. He didn't know how many words he typed there just or taking care abot her, but his eyes don't feel sleepy either.
"Loh, lo balik?" itu suara parau Gigi yang baru bangun. Seketika Mark mengalihkan pandangannya ke wanita disebelah yang kini sudah duduk mengumpulkan nyawa.
"kok disini?" tanya Gigi lagi dengan mata yang masih setengah tertutup.
"ih, malu ah. Lo lihat gue baru bangun gini" ucap Gigi menutup muka bantal dengan rambutnya yang berantakan.
Mendengar ucapan Gigi, Mark tertawa. "chill, gue udah disini sejak 3 jam lalu" ucap Mark kini menutup macbooknya. Kemudian menatap Gigi yang masih berusaha sadar sepenuhnya.
"HAH? JADI LO DISINI SELAMA GUE TIDUR?" kaget Gigi. Mark mengangguk santai.
"kenapa ga bangunin?"
"Mbak udah bangunin elo, tapi keknya lo tidur kayak orang mati deh" canda Mark kemudian tertawa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Second Date
FanfictionKetika Mark dan Gigi terjebak karena perjodohan keluarga, tapi masing-masing dari mereka memiliki kekasih. Lantas, bagaimana caranya agar mereka bisa bertahan dengan pasangan mereka masing-masing ditengah keterpaksaan yang keluarga mereka lakukan? "...