Paniqué

2.9K 362 55
                                    

Paniqué
panicked.

_____________


Suara ketukan kembali terdengar dari seberang pintu disusul dengan panggilan Mbak Ani pada manusia di dalam ruangan tersebut. "Ibu, makan siang dulu" ucap Mbak Ani.

Sejak seminggu Mark pergi, Mbak Ani terus terusan mengetuk pintu kamar Mark untuk mengingatkan Gigi sarapan, lunch, juga makan malam. Kalau tidak diingatkan, Gigi mana sadar dia belum makan.

"nanti aja mbak" jawab Gigi pelan tapi memastikan Mbak Ani bisa mendengar suaranya.

"makanannya saya taruh di buffet dekat sini ya, bu" ucap Mbak Ani.

Gigi tak merespon, setidaknya dia tau Mbak Ani meletakkan makan siangnya di buffet samping kamar Mark. Wanita itu kemudian menghela nafas panjangnya sambil memeluk erat guling kasur Mark. Matanya pun terpejam.


_____________


Mark kembali menggunakan topinya saat pesawat dari New York berhasil landing sempurna di bandara internasional Soekarno Hatta. Matahari Indonesia begitu terik, membuat matanya silau karena terbiasa dengan sinar matahari yang agak redup di NYC, makanya dia memakai baseball cap hitam favoritnya. Sambil menarik koper besar itu, kepalanya memindai keberadaan Johnny yang menjemputnya.

Menemukan Johnny cukup mudah menurut Mark, hanya dengan mencari lelaki bertubuh tinggi jangkung serta kacamata hitam yang sering bertengger di hidung dan menutupi matanya.

"lo cuman bawa satu koper?" tanya Johnny ketika melihat koper yang ditarik Mark.

Mark mengangguk "baju yang lain gue tinggalin disana. Kan mau balik lagi setelah semuanya selesai" ucap Mark sambil mengsejajarkan langkahnya dengan langkah lebar Johnny.

"Mark" tegur Johnny.

"John, this is my problem. Okay? Gue udah bilang ke Eyangnya juga" respon Mark mencoba menghindari omelan serta kata kata mutiara Johnny lagi. Lagipula, Johnny mana paham apa yang Mark rasakan.

"Mark, lo tuh bisa ga sih ngasih kesempatan buat diri lo sendiri?" sanggah Johnny tidak mau kalah. Mark itu adiknya, sejak kecil mereka hidup di satu rumah, bagaimana Johnny tidak mengenal Mark dengan baik?

Mark mendengus kesal sambil membuka pintu bagasi lalu memasukkan kopernya di bagasi mobil. "it's useless, John. If Gigi doesn't love me, in the end, I'm the one who will feel hurted" ungkap Mark lalu duduk di kursi penumpang depan.

Melihat adiknya yang begitu keras kepala kali ini, Johnny hanya bisa menggeleng gelengkan kepala. Dia bingung apa yang terjadi sama Mark juga Gigi sampai Mark sekeras kepala itu sama keputusannya. Dan juga apa yang terjadi di New York, sehingga perasaan Mark balik dari sana bukannya membaik malah semakin buruk?

Mobil Johnny pun membelah Jakarta yang begitu panas di siang hari. "mau makan siang dulu ga?" tawar Johnny ketika dia melihat papan McD dari titik mobilnya sekarang.

"ga, gue mau balik" jawab Mark lalu meletakkan handphonenya.

Johnny hanya mengangguk kemudian terus mengemudi. Adiknya itu benar benar terlihat tidak mood untuk melakukan apapun, dia seperti tidak memiliki semangat hidup balik ke Indonesia. Mobil hening, padahal mulut Johnny begitu gatal untuk menanyakan kabar Mark dan Herin disana, juga perilisan novel adiknya. Namun, sepertinya Mark tidak mau diganggu. Kalau Johnny memaksa, bisa bisa orang disebelahnya ini malah makin menjadi.

Second Date Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang