Bonus Chapter I
____________________
Ngabuburit sama markselle yukkk ^_^
Setengah tahun setelah pernikahan dari perjodohan itu, Mark dan Gigi pun dikaruniai seorang bayi dari Tuhan. Bayi berumur dua bulan yang masih begitu nyaman berada diperut Gigi. Setelah mengetahui kehamilan Gigi dua bulan lalu, Mark pun akhirnya menerima tawaran papinya untuk bekerja di perusahaan keluarg sebagai co-head management dibawah naungan departement yang langsung diurus Johnny. Jelas alasannya karena Mark sadar, kalau mereka membutuhkan uang lebih banyak. Royalti novel juga filmnya bisa saja tak cukup memenuhi kebutuhan mereka, walaupun pengeluaran ditekan sedalam mungkin. Biarpun butik Gigi ramai seperti biasanya, Mark tidak mau Gigi kelelahan dengan semua pesanan yang dia terima demi mendapat uang untuk membeli perlengkapan anak mereka.
Sejak minggu pertama Mark dan Gigi dikaruniai kehamilan, mereka berdua mulai begitu bersemangat membicarakan design kamar anak nanti. Ruangan yang dulunya kamar Mark kini sudah mulai dimodif secara perlahan dijadikan kamar bermain anak. Cat cat disana mulai ditimpa dengan wallpaper bermotif kebun binatang, tempelan tempelan huruf menyebar di satu sisi dinding, rak rak sedang yang perlahan mulai diisi dengan pakaian pakaian kecil si bayi——padahal mereka pun belum tau jenis kelamin bayi, mainan yang terus bertambah tiap minggunya, peralatan makan dan mandi yang juga sudah disiapkan, serta banyak lagi.
Kalau kalian melihat langsung ruangan berukuran sedang yang dirombak habis habisan itu, kalian bisa melihat betapa antusiasnya seorang Mark dan Gigi untuk menerima kehadiran bayi pertama mereka. Walau umur kandungan Gigi baru dua bulan.
Tak hanya itu, di sela sela kesibukan kantor juga project new novelnya, Mark selalu menyempatkan mengabari Gigi dan bertanya "what do you want tonight, babe?", "I bought 2 boxes of martabak, I know you love it", "sebentar aku balik lewat warung mie ayam kesukaan kamu, aku beliin ya", dan sekadar bertanya "sudah makan belum? Susu hamilnya udah diminum, babe?" Semua itu membuat Gigi seperti dibanjiri kasih sayang Mark dan membuat dia harus membalasnya pada nyawa yang ada diperutnya sekarang.
Tak hanya dia yang senang, tapi pihak keluarga mereka pun ikut senang. Apalagi kedua orang tua Mark, karena kehamilan Gigi menjadi pertanda kehadiran cucu pertama mereka. Tak ada yang mempermasalahkan kelamin si bayi, entah itu perempuan ataupun laki laki, selama dia lahir dengan selamat, itu sudah cukup bagi Gigi dan Mark. Kehadirannya saja sudah membuat keduanya sangat bersyukur kepada Tuhan, jadi untuk apa mengeluh dan memperdebatkan kelamin anaknya?
Ya, walau kalau membicarakan anak kedua pasti ada sedikit perdebatan diantara si Penulis dan si Designer.
"aku mau anak cewek deh" ucap Gigi kala itu.
"cewek?"
Gigi mengangguk yakin dan tersenyum menoleh pada Mark yang mendekatkan dirinya dengan Gigi setelah agenda bersih bersih sepulang kantor.
"anak kedua maksud kamu?"
"iya"
"aku maunya anak cowok"
"loh, kok cowok?"
"kalau gitu, why do you want a girl?"
"biar aku punya teman main. And you, why do you want a boy?"
"biar punya teman main juga sih"
"ih, cewek aja. Biar nanti ada yang temenin aku main"
"kalau kamu main sama dia, yang temenin aku main siapa?"

KAMU SEDANG MEMBACA
Second Date
Fiksi PenggemarKetika Mark dan Gigi terjebak karena perjodohan keluarga, tapi masing-masing dari mereka memiliki kekasih. Lantas, bagaimana caranya agar mereka bisa bertahan dengan pasangan mereka masing-masing ditengah keterpaksaan yang keluarga mereka lakukan? "...