argumenté
Argued_________________
Gigi terbangun dari tidur tepat ketika handphonenya bergetar karena telponan Yuri. Dengan nyawa yang belum sepenuhnya terkumpul, ia pun mengangkat telpon maminya.
Ternyata Yuri hanya menelpon untuk memastikan kepulangan anak bungsunya. Tak lupa menanyakan kabar Gigi juga Mark.
"Mark nya lagi...." ucapan Gigi menggantung ketika matanya tak menangkap wujud Mark di ruangannya. Bahkan tak ada suara percikan air pula dari kamar mandi.
Karena digantung oleh Gigi, Yuri kembali memanggil nama anaknya.
"Eh iya mi?" Gigi tersontak kaget. Matanya masih coba memindai ruangan itu untuk memastikan Mark benar benar tidak ada disana.
"Mark lagi dikamar mandi mi" bohong wanita itu. Kalaupun jujur Mark tidak ada disana, pasti Gigi malah ditanya keberadaan Mark. Dan jelas, Gigi tidak tau mau menjawab apa.
"Iya, mi nanti aku salamin ke dia" ucap Gigi sebelum Yuri memutuskan sambungan telpon dengannya.
Setelah selesai bertelponan dengan Yuri, Gigi melihat ke jam yang digantung. Pukul 06.54 Pagi dan dia sudah tidak menemukan Mark diruangannya? Apa Mark tidak pulang semalaman? Kalau pun Mark tidak pulang, dia ngebiarin Gigi sendiri disini dong? Terus kalau Mark pulang semalam, sepagi ini kemana Mark? Itu semua yang kini menghantui rasa penasaran Gigi.
Ia lalu menoleh pada nakas disamping tempat tidurnya. Netranya mendapat dua bungkus jajanan yang semalam Mark belikan. Bungkus itu belum tersentuh sama sekali, posisi dan bentuknya pun masih sama persis dengan bagaimana Gigi meletakkannya semalam.
"Aku belum ngejelasin apapun Mark" keluh Gigi mengalihkan pandangannya pada jendela besar yang membiarkan sinar matahari pagi memasuki ruangannya.
Soal kejadian semalam, semua itu diluar ekspetasi Gigi. Dia tidak pernah membayangkan Aji tau soal keberadaannya di rumah sakit ini, bahkan tau nomor kamarnya. Yang tidak Gigi sangka pun, Mark mendapati ia dan Aji dengan hal yang tentu membuat Mark salah paham.
"Huh, Mark" keluh Gigi lagi.
_______________
Mark kembali dengan sleeveless tshirt hitam yang dilapisi denim jacket serta topi hitam kesukannya. Tangannya membawa satu plastik berisi jajanan pagi yang ada di sekitar depan jalan rumah sakit sana.
Mata Gigi menatap dari ujung kaki hingga ujung kepala pria tersebut yang kini mengabaikannya dan sibuk menyiapkan makan pagi buat Gigi. Diam, lagi lagi Mark mendiaminya. Sebelum semuanya hal yang tidak Gigi inginkan terjadi, Gigi memberanikan dirinya untuk memanggil nama pria tersebut.
"Mark"
Tak ada sahutan balasan dari Mark, dia tetap sibuk menyiapkan makanan rumah sakit buat sarapan Gigi di meja ranjang rumah sakit. Matanya pun tak ia tolehkan sama sekali pada Gigi.
"Mark" panggil Gigi lagi.
Hanya dijawab dehaman sama Mark. Gimana tidak marah, setelah mencoba berdamai dengan egonya, dia malah mendapati Gigi dengan Aji. Padahal mereka kan sudah selesai. Katanya Gigi sih udah selesai, Mark ga tau kalau itu beneran atau tidak.
"Abis dari mana?" Tanya Gigi memberanikan diri menatap mata Mark yang kini mengeluarkan beberapa potong kue dari kotak yang barusan dia beli.
"Menurut kamu?" Tanya Mark judes.

KAMU SEDANG MEMBACA
Second Date
Hayran KurguKetika Mark dan Gigi terjebak karena perjodohan keluarga, tapi masing-masing dari mereka memiliki kekasih. Lantas, bagaimana caranya agar mereka bisa bertahan dengan pasangan mereka masing-masing ditengah keterpaksaan yang keluarga mereka lakukan? "...