Follow sebelum baca!!
Note: Sebelum maupun sesudah membaca cerita ini di harapkan untuk meninggalkan jejak dan bantu author untuk SHERE cerita ini ke seluruh sosial media kalian<3
"Aku gak bakal pernah nyerah buat dapetin hati kamu, tapi sekali aku nyerah kamu bakal benar-benar hilang dari hatiku!" —Clarysa Valleshova
<<<•>>>
Clarysa berdiri di depan grosir yang sudah tutup. Rencananya ia ingin ke cafe tempat dimana ia ingin belajar bareng dengan Gerald, namun cafe itu sedang proses renovasi dan untuk sementara waktu cafe itu di tutup. Karena melihat langit sudah meneteskan air, Clarysa langsung berlari ke grosir yang ada di seberang jalan untuk berteduh dari hujan.
Hujannya sangat deras dan disertai dengan angin, hal itu membuat Clarysa kedinginan. Jam sudah menunjukkan pukul 18.25, langit terlihat mulai gelap. Clarysa berusaha menelfon Gerald berkali-kali bahkan ia juga sudah mengirimi banyak sekali pesan namun tak ada balasan sama sekali dari lelaki itu.
Saat ini pikiran Clarysa sudah bercabang. Di sisi lain ia ingin pulang, namun di sisi lain ia juga ingin tetap menunggu Gerald sampai lelaki itu datang. Namun, kembali lagi, cuaca di luar sangat dingin Clarysa tak tahan lagi berlama-lama di tempat itu. Clarysa mencoba menelepon bundanya karena Gerald tak kunjung membalas pesannya, tapi baterai handphone Clarysa sudah habis akibat terlalu banyak menelpon dan mengirimi Gerald pesan.
Gadis itu memeluk dirinya sendiri berusaha menahan dinginnya udara luar akibat derasnya hujan diiringi angin. Bibir gadis itu membiru dan mulai kaku, bahkan ia tak mampu berdiri tegap.
Tak lama mobil hitam berhenti tepat di depan Clarysa, gadis itu memicingkan matanya sedikit akibat lampu mobil itu terlalu silau. Setelahnya seorang lelaki mengenakan jaket kulit keluar dari mobil itu sambil memegang payung di tangan kanannya.
"Cha, Lo ngapain berdiri disini?" Tanya Nathan.
"Nungguin Gerald!" Jawab Clarysa, namun suara gadis itu tak terdengar jelas di telinga Nathan. Suara itu tenggelam akibat derasnya suara hujan.
"Hah? Lo nunggu siapa?" Tanya Nathan sambil membesarkan volume suaranya.
"Gerald!" Jawab Clarysa.
"Perasaan tadi gue liat Gerald di cafe baru yang ada di jalan Cempaka!" Tutur Nathan.
"Lo serius?" Tanya Clarysa masih belum percaya.
Nathan mengangguk. "Iya, tadi gue habis dari sana juga soalnya, kayanya Gerald lagi bareng Alin!"
"Lo gak bohong kan?" Tatapan Clarysa tampak terlihat begitu kecewa.
KAMU SEDANG MEMBACA
GERALD (On Going)
Teen Fiction"Gerald itu ibaratkan air, dan gue ikannya. Ikan gak bakal bisa hidup tanpa air, sama halnya kaya gue. Gue gak bisa hidup tanpa Gerald!" Inilah kisah Gerald Dhiafakhri. Siswa teladan yang memiliki segudang prestasi di SMA Gundala. Gerald lebih serin...