59|| MAU KAMU SEKALI LAGI

428 34 9
                                    

How are you Brow? Udah siap buat baca part ini?

Diharapkan baca ulang part sebelumnya, takut kalian lupa alur ceritanya 🤣

Happy reading Brow ❤️

59|| MAU KAMU SEKALI LAGI

Setelah suster memberikan suntikan pada Gerald, akhirnya nyeri pada tangan laki-laki itu mereda. Selama hampir tiga setengah jam Clarysa menemani laki-laki itu, namun Fara —ibunya Gerald tak kunjung datang, bahkan wanita paruh baya itu sempat mengiriminya pesan bahwa ia tidak bisa kembali kerumah sakit karena ia harus merawat Airin.

Gerald melirik kearah Clarysa tanpa mengalihkan perhatiannya sedikitpun dari gadis itu, seolah-olah gadis itu adalah objek paling indah yang terasa rugi kalau ia dilewatkan.

"Kenapa lihat-lihat gue kaya gitu?" Tanya Clarysa dengan sorot mata curiga.

"Emang aku nggak boleh liatin pacar  sendiri?" Tanya Gerald dengan senyum menggoda.

Mendengar ucapan Gerald barusan berhasil membuat Clarysa tersedak air liurnya sendiri. "Pacar? Ingat kita itu mantan! MANTAN!"

Clarysa menegaskan kata mantan dengan penekanan, hal itu berhasil membuat senyum Gerald memudar sedikit demi sedikit.

"Gimana mau tenang, sedangkan pacar saya aja kesakitan kaya gitu?" Gerald menirukan ucapan Clarysa tadi saat gadis itu berbicara pada suster. "Kalau kita cuma mantan, kenapa tadi kamu bilang gitu ke suster?" Lanjut laki-laki itu dengan senyum miring dan menaikkan sebelah alisnya seolah-olah ingin menggoda Clarysa.

"Ya...it.. itukan karena gue refleks aja, karena gue khawatir sama keadaan Lo," ujar Clarysa kelabakan.

"Oh, jadi kamu khawatir sama aku?" Tanya Gerald lagi dengan senyum jahilnya.

"Ih, apaan sih?" Ujar Clarysa kesal. "Ya gue khawatir cuma karena Tante Fara minta gue jagain Lo, kalau Lo sampai kenapa-kenapa kan gue yang merasa bersalah sama Tante Fara," lanjut gadis itu lagi.

"Jadi kalau seandainya Mama nggak minta kamu jagain aku, kamu nggak bakal khawatir kalau terjadi sesuatu sama aku?" Tanya Gerald dengan raut wajah seriusnya.

"Nggak gitu juga," kata Clarysa yang mulai menyadari perubahan mimik wajah Gerald.

Gerald mulai membenarkan posisi tubuhnya menjadi duduk, laki-laki itu menggerakkan tiang infusnya dan bergerak seolah-olah ingin berdiri.

"Mau kemana?" Tanya Clarysa khawatir seraya ikut berdiri membantu Gerald.

"Mau pipis, kenapa mau ikut?" Tanya laki-laki itu dengan senyum menggoda.

Clarysa menggeleng. "Enggak lah, ya kali."

Setelah hampir tiga menit di toilet, akhirnya Gerald keluar. Namun, setelah ia keluar dari dalam toilet ia tak melihat keberadaan Clarysa lagi, bahkan tas gadis itu juga sudah tak ada lagi.

"Udah pulang? Kenapa nggak pamitan?" Tanya Gerald dengan suara pelan.

Tak lama setelah kembali duduk diatas ranjangnya, Clarysa masuk kedalam ruang rawat Gerald sambil mendorong kursi roda.

"Ngapain bawa kursi roda?"

"Mau ngajak Lo jalan-jalan keliling taman," balas gadis itu dengan senyum lebarnya, ia tau kalau suasana hati laki-laki itu sedang tidak baik, pasti ia jenuh dikamar seharian.

"Aku masih bisa jalan, yang sakit tangan aku bukan kaki," balas Gerald.

"Emang nggak boleh kalau gue mau dorong Lo pake kursi roda? Biar Lo nggak kecapean juga," ujar Clarysa meyakinkan Gerald.

GERALD (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang