52|| MENYERAH?

800 47 36
                                    

How are you Brow? Udah siap buat baca part ini?

Btw sebelum baca part ini, baca ulang part berikutnya ya! Biar nggak lupa sama alurnya 😂

Comment next elit, follow akun wattpad author sulit!

Happy reading Brow ❤️

52|| MENYERAH?

Biasanya di jam tujuh pagi Gerald sudah menjemput Clarysa. Laki-laki itu biasanya sudah duduk di ruang tamu bercengkrama dengan bunda Clarysa sambil menunggu gadis itu selesai bersiap-siap. Namun kali ini belum ada tanda-tanda kalau Gerald akan datang, Clarysa jadi gusar, apa Gerald tidak datang untuk menjemputnya hari ini? Apa laki-laki itu kecewa dengan ucapannya tadi malam? Kalau iya, apa Gerald akan menyerah dan berhenti memperjuangkannya?

Clarysa berdecak, sambil berjalan mondar mandir di teras rumahnya. Rasanya ia tidak rela jika hal itu terjadi. Tapi bukankah memang itu yang selama ini ia inginkan? Seharusnya ia senang Gerald berhenti merecoki hidupnya, tapi kenapa sekarang ia merasa ada yang berbeda? Ia seperti merasa kehilangan.

"Cha, sebenarnya Lo kenapa sih?" Monolog Clarysa. "Harusnya Lo itu seneng dong, Gerald nggak gangguin Lo lagi, tapi kenapa sekarang jadi uring-uringan gini?"

"Tapi masa iya cuman segini doang perjuangan Gerald?" Monolog gadis itu lagi.

"Belum berangkat Cha?" Tanya Bunda Clarysa saat melihat gadis itu masih berdiri di teras rumah.

Clarysa menoleh ke arah Bundanya lalu menggeleng. "Belum Bun."

"Kamu lagi nungguin Gerald ya?" Tanya bundanya seolah bisa membaca pikiran putrinya. "Kalau menurut bunda, kayanya Gerald nggak bakal datang deh. Gerald pasti kecewa sama omongan kamu semalam."

"Ah, syukur deh Bun, berarti Gerald nggak bakal ganggu Clarysa lagi," balas Clarysa. Lain di mulut lain di hati ya cin!

"Yakin? Bunda perhatiin kamu kaya gak rela gitu," balas Bundanya.

"Nggak rela apanya? Clarysa rela banget malah!"

Bunda Clarysa tampak menggeleng heran. "Bunda bingung sama percintaan anak muda jaman sekarang, kadang lain di mulut lain di hati, kegedean gengsi!"

"Ih, Clarysa nggak gengsi ya Bun," koreksi gadis itu.

"Terserah deh ya Cha, bunda nggak mau ikut campur urusan percintaan kamu, tapi kalau nanti patah hati karena Gerald nemuin yang baru, jangan curhat sama bunda," ujar bundanya.

"Nggak akan Bun!" Balas Clarysa percaya diri.

Bundanya melirik arloji ditangannya. "Udah jam tujuh lewat Cha, kamu nggak lebih baik naik taksi online aja? Entar kamu telat."

"Bunda aja deh yang nganterin, kalau nunggu taksinya datang, kelamaan," ujar Clarysa.

"Kan mobil bunda masih di bengkel," balas bundanya.

"Oh, iya. Clarysa lupa," balas Clarysa lalu menghela lesu.

Suara klakson motor terdengar dari seberang gerbang rumah Clarysa. Fokus kedua perempuan itu langsung tertuju kesana dan ternyata sudah ada Nathan menunggu di atas motornya.

"Itu bukannya Nathan ya Cha?" Tanya bunda Clarysa sambil mengamati orang yang duduk di atas jok motornya.

Clarysa mengamati orang yang di maksud bundanya. "Kayanya iya deh Bun."

"Kayanya Nathan datang mau jemput kamu deh."

"Kayanya sih gitu Bun," balasnya.

"Yaudah kalau gitu kamu bareng sama Nathan aja ke sekolahnya,"ujar bundanya memberi saran.

GERALD (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang