57|| PERASAAN BARU

894 33 25
                                    

How are you Brow? Udah siap buat baca part ini?

Btw sebelum baca part ini, baca ulang part sebelumnya ya! Biar nggak lupa sama alurnya 😂

Comment next elit, follow akun wattpad author sulit!

Happy reading Brow ❤️

57|| PERASAAN BARU

Clarysa bingung harus berbuat apa di ruang rawat Gerald. Tadi, sebelum pulang kerumah untuk membersikan diri, Fara sempat memintanya agar tetap berada di ruang rawat Gerald untuk menemani laki-laki itu sampai Fara kembali, jadi mau tak mau Clarysa harus menunggu di sana sampai mamanya Gerald kembali.

Sudah hampir lima belas menit setelah kepergian Fara, kini Clarysa hanya bisa duduk diam sambil memperhatikan Gerald yang tengah berbaring di atas ranjang rumah sakit.

Clarysa mulai merasa bosan karena hanya duduk diam disana, gadis itu mulai berdiri dan saat ia berdiri bangku yang ia duduki tadi menimbulkan suara goresan di lantai, hal hasil Gerald pun terbangun dari tidurnya.

"Ehh... Sorry, berisik ya? Kamu sampe keganggu tidurnya," ujar Clarysa panik.

Gerald menggeleng. "Enggak kok."

Gerald memegang perutnya, hal itu berhasil membuat Clarysa khawatir, ditambah lagi wajah laki-laki itu terlihat begitu pucat. "Kenapa ada yang sakit?"

Gerald mengangguk lesu.

"Kalau gitu aku panggilin dokter dulu, kamu tunggu bentar, ya?" Setelah mengatakan itu, Clarysa berniat meninggalkan laki-laki itu namun tangannya ditahan oleh Gerald dan hal itu berhasil membuat langkah gadis itu ikut tertahan.

"Jangan pergi," rengek Gerald.

"Bentar doang Gerald, aku cuman mau panggil dokter biar kamu di periksa," ujar Clarysa pada laki-laki itu.

"Nggak usah, aku udah mendingan," balas Gerald, hal itu berhasil membuat Clarysa mengerutkan keningnya.

Hening sejenak sampai akhirnya perut Gerald berbunyi, mengadakan bahwa laki-laki itu sudah lapar. Gerald mengelus perutnya yang terasa keroncongan.

"Kamu lapar?" Tanya Clarysa dan laki-laki itu mengangguk mengiyakan.

"Kalau gitu aku cari makanan dulu di kantin," ujar Clarysa, saat gadis itu berniat melangkah lagi-lagi Gerald menahannya.

"Nggak usah, biar suster aja yang nganterin," ujar Gerald manja.

Clarysa tak habis pikir, ia seperti melihat orang lain dalam diri Gerald, pasalnya tak biasanya laki-laki itu bersikap manja seperti itu.

"Aku aja biar cepat," balas Clarysa.

"Janji ya, kamu harus cepat?" Gerald menatap lekat-lekat kearah Clarysa, sambil menggenggam tangan gadis itu.

Clarysa tampak menghela tipis, lalu mengangguk. "Iya, aku janji."

Setelah Gerald mengijinkannya untuk pergi ke kantin, secepatnya gadis itu mencari makanan untuk Gerald. Sesudah selesai memesan bubur, Clarysa langsung buru-buru kembali ke ruang rawat laki-laki itu.

Clarysa menyodorkan mangkok bubur itu ke arah Gerald. "Di habisin ya?"

Gerald menghela lesu. "Aku nggak bisa ngangkat tanganku, Cha."

"Lagian makan kan pake tangan kanan, sedangkan tangan kamu yang sakit itu sebelah kiri," ujar Clarysa jengah.

"Ya tetap aja Cha, aku masih lemas," balas Gerald.

Clarysa menarik nafas panjang, lalu menampilkan senyumnya di depan Gerald. "Yaudah sini biar aku suapi."

Gerald tampak tersenyum penuh kemenangan, tapi sebisa mungkin ia mengontrol ekspresi wajahnya di depan Clarysa.

GERALD (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang