Hai? Gimana kabar kalian hari ini?
Mau itu baik ataupun buruk, intinya kalian hebat! Hebat karna kalian bisa bertahan sampai di titik ini☺️
Gapapa kalau hari ini kecewa, tapi besok-besok jangan lupa full senyum lagi ya😘
Happy reading ❤️
26|| POSTINGAN DI HAPUS?
Clarysa berdiri merenung di balkon kamarnya. Di luar hujan sedang turun menyelimuti kota Jakarta. Bahkan, semesta ikut prihatin dan berpartisipasi pada Clarysa.
Semenjak pulang sekolah tadi, Clarysa sama sekali tak mau keluar kamar bahkan hanya untuk sekedar mengisi perut.
Bunda sudah berkali-kali membujuk Clarysa untuk makan agar ia tak sakit nantinya, tapi gadis itu tak mau menurut bahkan ia tak mau bicara sama sekali.
Tak biasanya Clarysa bersikap seperti ini, Bunda mulai khawatir dengan Clarysa. Entah inisiatif dari mana, bunda mengambil ponselnya dan menekan nomor Alin dengan harapan gadis itu bisa datang dan membujuk Clarysa untuk keluar dari kamar dan makan.
"Tante, Clarysa nya masih belum mau keluar dari kamar?" Tanya Alin dari luar kamar Clarysa.
Bunda mengangguk. "Iya Lin, bunda juga udah bujuk tapi Clarysa tetap gak mau makan. Apa Clarysa ada masalah di sekolah? Gak biasanya Clarysa bersikap seperti ini!"
Alin diam sejenak, apakah ia harus menceritakan tentang kejadian itu pada bundanya Clarysa? Tapi mau bagaimanapun bunda harus tau dengan semua itu.
"Ceritanya panjang Tante, tapi Alin ceritain nanti aja ya. Alin mau bujuk Clarysa dulu!" Ujar Alin, bunda pun mengangguk mengiyakan.
Alin mengetuk pintu kamar Clarysa beberapa kali. Namun, sang pemilik kamar tak bersuara sama sekali. Tak ingin berlama-lama lagi Alin langsung masuk ke dalam kamar itu setelah mengetuk pintu kamar itu beberapa kali.
"Cha, gue masuk ya!"
Clarysa tak menjawab sama sekali.
"Cha, kalau orang ngajak ngobrol dijawab dong!" Kata Alin, lalu menghampiri Clarysa di balkon.
"Iya, maaf Lin!" Balas Clarysa singkat.
Alin memegang pundak Clarysa dari belakang. "Cha, kita masuk kedalam ya, angin malam gak bagus buat kesehatan Lo!"
Clarysa menoleh ke arah Alin, lalu gadis itu langsung memeluk tubuh Alin tanpa aba-aba.
Alin dapat mendengar ada isakkan kecil yang di keluarkan oleh sahabatnya itu. "Cha, jangan nangis dong."
"Alin, gue nggak ngelakuin hal itu!" Kata Clarysa sambil terisak, Alin mengambil tindakan untuk menenangkan sahabatnya dengan cara mengelus-elus punggungnya.
"Gue gak ciuman sama Nathan!"Alin melepas pelukan Clarysa pelan, lalu memegang kedua pundak Clarysa dan menatap gadis itu dalam. "Gue percaya sama Lo Cha!"
"Tapi postingan itu—"
"Tadi gue liat postingan itu udah gak ada, mungkin udah di hapus, Cha!" Potong Alin.
"Kayanya udah gak ada gunanya lagi Lin, anak-anak udah terlanjur liat postingan itu!"
Suara notifikasi chat berbunyi, Clarysa melirik ke arah layar ponselnya, sudah tertera nama pengirim dari dalam layar ponselnya.
Gerald: Cha, kenapa gak angkat telepon gue?
Gerald: Balas chat gue, Cha. Jangan bikin gue khawatir kaya gini.
Gerald: Clarysa?
Clarysa menatap layar ponselnya dalam diam. Ia mengabaikan pesan masuk yang dikirimi oleh Gerald. Gadis itu sama sekali tak ada niatan untuk membalas pesan itu. Isi kepalanya benar-benar kacau saat ini. Clarysa sepertinya butuh ruang untuk menenangkan pikirannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
GERALD (On Going)
Fiksi Remaja"Gerald itu ibaratkan air, dan gue ikannya. Ikan gak bakal bisa hidup tanpa air, sama halnya kaya gue. Gue gak bisa hidup tanpa Gerald!" Inilah kisah Gerald Dhiafakhri. Siswa teladan yang memiliki segudang prestasi di SMA Gundala. Gerald lebih serin...