51|| PERJUANGAN GERALD

764 41 36
                                    

How are you Brow? Udah siap buat baca part ini?

Btw sebelum baca part ini, baca ulang part berikutnya ya! Biar nggak lupa sama alurnya 😂

Comment next elit, follow akun wattpad author sulit!

Happy reading Brow ❤️

51|| PERJUANGAN GERALD

Suara ketukan pintu berhasil menghentikan pergerakan Clarysa yang ada di dalam kamar. Ia menoleh ke arah pintu kamarnya dan mulai menyahut saat bundanya memanggil namanya.

"Cha?"

"Iya kenapa Bun?" Tanya Clarysa.

"Bunda masuk ya?" Ujar Bundanya meminta ijin.

"Iya Bun, masuk aja," balas Clarysa.

Setelah mendengar ucapan putrinya, bunda Clarysa pun membuka pintu itu lalu melangkah masuk kedalam kamar putrinya.

"Lagi belajar ya?" Tanya bundanya saat melihat Clarysa tampak bergelut dengan deretan bukunya di atas ranjang.

Clarysa mengambil posisi duduk lalu menatap bundanya. "Iya Bun, Clarysa tadi dapat tugas literasi dari Bu Rita."

"Oh iya Cha, temen kamu lagi nunggu di ruang tengah," ujar bundanya.

Clarysa mengerutkan keningnya. "Temen?"

"Iya temen kamu, si Chelsea, Zia sama Netta. Mereka mau ketemu sama kamu katanya," ujar bunda Clarysa.

Clarysa menghela malas. "Bilangin Clarysa lagi tidur Bun, Clarysa malas ketemu mereka."

Wanita paruh baya itu memegang bahu putrinya itu lalu mengusap-usap nya. "Kamu ada masalah sama mereka? Bisanya kalau mereka datang kamu heboh banget."

Clarysa menghela nafasnya. "Ya gitu deh Bun."

"Karena foto itu?" Tanya bundanya, Clarysa mengangguk sebagai jawaban. "Gini ya nak, selisih paham dalam pertemanan itu wajar. Kalau mereka marah saat lihat foto itu, berarti mereka peduli sama kamu."

"Ya... tetap aja Bun, harusnya mereka nggak langsung ngambil kesimpulan dong, mereka bisa tanya Clarysa bukan langsung ambil keputusan buat menjauh dari Clarysa," tumpal Clarysa.

"Mereka memang salah, tapi kalau mereka datang untuk minta maaf, berarti mereka mengakui kesalahan mereka kan?"

Clarysa terdiam.

"Bunda mau kamu turun, temui mereka. Luruskan semua kesalahpahaman nya, bunda nggak mau anak bunda jadi pendendam kaya gini, nggak mau maafin orang," ujar bundanya lagi sambil mengusap-usap rambut belakang putrinya.

Clarysa mengangguk. "Iya Bun."

"Yaudah kalau gitu kita turun bareng-bareng, bunda mau siapin cemilan buat temen-temen kamu," ujar bundanya, lalu keduanya pun berjalan beriringan untuk menuruni anak tangga.

Kini Clarysa sudah berada di ruang tengah, suasana disana menjadi akward sejak kedatangannya. Ketiga temannya tampak saling sikut menyikut lengan untuk membuka obrolan terlebih dulu.

"Zi, ngomong," bisik Chelsea di samping Zia.

"Lo duluan, entar gue ngikut," balas Zia sambil berbisik-bisik.

"Lo aja deh nett," Chelsea menyenggol lengan Netta, meminta gadis itu untuk membuka topik obrolan.

"Kok malah aku sih?" Bisik Netta.

"Kalian mau minum apa?" Tanya Clarysa buka suara, ketiga gadis itu langsung menoleh ke arahnya lalu tersenyum menampilkan deretan gigi putihnya ke arah Clarysa.

GERALD (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang