Hai apa kabar?
Udah siap baca part ini belum?
Oh iya author udah siapin mulmed buat kalian, selamat menikmati 😚
Happy reading 😘
<<<•>>>
"Pagi Bunda," sapa Clarysa tersenyum ramah pada ibunya.
"Pagi sayangnya Bunda!" Balas Mia ibu Clarysa. "Mau berangkat sekolah?" Lanjutnya.
"Iya Bun!" Clarysa masih tetap berdiri seperti posisi awalnya.
"Ya udah sini sarapan dulu!" Mia menarik kursi kayu yang ada di sebelahnya.
"Makasih Bunda cantik!" Ujar Clarysa sambil mengedipkan matanya seperti anak kecil yang ingin meminta permen.
Setelah duduk di kursinya, Mia mengelus pucuk kepala Clarysa. "Sama-sama sayang!"
Suasana meja makan hening seketika. Gadis itu menatap lurus kursi kosong, tempat dimana Ayahnya duduk saat berada di meja makan, Clarysa menatapnya dengan tatapan penuh kerinduan.
"Bunda?" Panggil Clarysa pelan.
"Apa sayang?" Tanya Mia, menghentikan aktivitas mengunyah.
"Ayah kapan pulangnya?" Tanya Clarysa.
Perlu kalian ketahui, Clarysa adalah anak satu-satunya di keluarga ini, dia begitu manja pada ibunya, bahkan ia sering memanggil ibunya dengan sebutan Bunda cantik atau yang sering dia singkat dengan sebutan Bucan, tapi Clarysa sangat takut pada Ayahnya. Ayahnya merupakan anggota TNI yang memiliki sifat yang tegas dan disiplin, oleh karena itu Clarysa juga dituntut disiplin oleh Ayahnya. Ayahnya sangat keras, bahkan jika nilai gadis itu menurun, ayahnya tidak akan segan-segan menyita handphonenya dan mengurangi uang sakunya. Semua itu sudah biasa bagi Clarysa. Clarysa sangat paham maksud dari didikan keras Ayahnya itu, Ayahnya hanya tidak ingin putrinya gagal.
Mia menatap putrinya. "Bunda gak tau sayang!"
"Ih apaan sih Bunda. Bunda kan istrinya, masak gak tau sih?" Dumel Clarysa mengundang tawa ibunya.
"Bunda gak tau sayang!" Ujar Mia. "Oh iya gimana sekolah barunya?" Tanya Mia antusias.
"Seru banget Bun, Icha juga ketemu sama Alin, bahkan kelasnya tetanggaan!" Ujar Clarysa.
"Alin teman SMP kamu?" Tanya Mia.
"Iya Bunda!"
"Teman barunya gimana?" Tanya Mia semakin kepo.
Wajah Clarysa semakin berseri. "Baik semua Bunda, mereka pada ramah sama Icha!"
"Bagus dong, berarti anaknya bunda gak kesepian di sekolah barunya," ujar Mia memeluk putrinya manja.
"Bunda?" Panggil Clarysa lirih.
"Iya apa sayang?" Jawab Mia.
"Semua orang suka sama donat buatan Bunda, tapi temennya Icha gak mau makan!" Ujar Clarysa bercerita.
"Maksudnya apa, Bunda gak ngerti sayang!" Kata Mia menatap mata sendu putrinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
GERALD (On Going)
Dla nastolatków"Gerald itu ibaratkan air, dan gue ikannya. Ikan gak bakal bisa hidup tanpa air, sama halnya kaya gue. Gue gak bisa hidup tanpa Gerald!" Inilah kisah Gerald Dhiafakhri. Siswa teladan yang memiliki segudang prestasi di SMA Gundala. Gerald lebih serin...