Follow wattpad aku karna beberapa part akan aku private 😘
Happy reading ❤️
40|| PROBLEM
Sejak semalam Gerald uring-uringan dengan perubahan sikap Clarysa. Kalau biasanya gadis itu mengiriminya banyak pesan dan stiker random, kali ini tidak lagi, bahkan saat Gerald mengiriminya pesan, gadis itu hanya membalas singkat.
Saat ini Bu Salma— guru kimia SMA Gundela sedang menerangkan di depan, bukannya mendengarkan bu Salma, Gerald malah sibuk memperhatikan Clarysa dari bangkunya. Bu Salma menyadari gerak-gerik Gerald yang tampak tak konsentrasi dengan pelajarannya, hal hasil Bu Salma meminta Gerald untuk mengerjakan soal di depan.
"Gerald, tolong bantu ibu buat selesain soal di depan," ujar Bu Salma sambil mengarahkan marker di tangannya ke arah Gerald.
Gerald tak mendengar ucapan Bu Salma, ia masih setia memperhatikan Clarysa dalam diam. Fero yang menyadari hal itu lantas langsung menyikut lengan laki-laki itu. "Ge, Lo di panggil Bu Salma."
Mendengar itu Gerald pun menoleh dan melirik ke arah wanita paruh baya berkacama yang berdiri di depan. "Kenapa buk?"
"Bantu ibu selesain soal di depan," ulang Bu Salma.
Gerald berdiri dari duduknya, ia melangkah ke depan dan menghampiri Bu Salma untuk meminta Marker. Setelah marker itu sudah berada di tangannya, Gerald pun mulai mencoret-coret di papan tulis. Tak butuh waktu lama baginya untuk menyelesaikan soal itu.
"Iya, jawaban Gerald bener ya," ujar Bu Salma setelah melihat jawaban Gerald di papan tulis. "Untuk yang lain, jawaban Gerald boleh di catat di buku masing-masing."
Setelah selesai mengerjakan soal itu, Gerald kembali memberikan marker itu kepada Bu Salma. Laki-laki itu kembali melangkah menuju mejanya, sambil memperhatikan Clarysa. Namun, saat ia melihat ke arah Clarysa, gadis itu langsung buang muka dan mencari kesibukannya.
Sesudah duduk di bangkunya, Gerald masih tak berhenti memperhatikan gadis itu.
"Woi Ge, Lo kenapa bengong tadi? Mikirin apa sih? Utang? Yakali Lo punya utang, uang bokap Lo aja nggak tau cara ngabisin nya gimana," ujar Fero bisik-bisik pada Gerald.
"Berisik Lo," balas Gerald.
"Galak amat bang, kaya habis putus cinta aja Lo," ujar Fero sambil terkekeh, sedangkan Gerald memilih untuk bungkam.
Lagi dan lagi Gerald memperhatikan pergerakan Clarysa. Meskipun Gerald dan Clarysa satu kelas, tapi Gerald merasa kalau Clarysa cukup jauh saat ini. Gadis yang biasa ia kenal sebagai gadis yang cukup ekspresif, kini tidak lagi, gadis itu tampak murung terlebih lagi saat ia mengajak gadis itu berbicara.
Sebenarnya Clarysa kenapa sih? gue bikin salah? Batin laki-laki itu sambil memperhatikan pergerakan Clarysa dari belakang.
<<<•>>>
"Cha, semalam Lo nggak jadi datang ke rooftop ya? Gue tungguin tapi lo nggak datang-datang," ujar Alin saat ia bertemu dengan Clarysa di koridor depan kelas.
Clarysa tampak terkekeh kecil. "Sorry Lin, semalam gue ada urusan dan nggak sempat kabarin Lo."
Alin tampak menampilkan senyum termanisnya. "Udah santai aja Cha, gue juga nggak lama nunggunya. By the way, Lo mau kemana?"
"Tadinya mau ke perpus pinjem buku, tapi setelah di pikir-pikir pinjem bukunya mending nanti aja. Sekarang Lo ada waktu nggak Lin, ada yang mau gue tanyain sama Lo," ujar Clarysa pada gadis di hadapannya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
GERALD (On Going)
Teen Fiction"Gerald itu ibaratkan air, dan gue ikannya. Ikan gak bakal bisa hidup tanpa air, sama halnya kaya gue. Gue gak bisa hidup tanpa Gerald!" Inilah kisah Gerald Dhiafakhri. Siswa teladan yang memiliki segudang prestasi di SMA Gundala. Gerald lebih serin...