Bab 1. Patah Hati

81.8K 3.2K 382
                                    

Lohalooooo 🤭

Ada yang baru nih!

Masih anget banget dan baru publish di Wattpad doang. Dijamin baper maksimal sampe sesak napas kalian tuh. Hihihi.

Mau baca gak? Kasih love di sini kalau iya.

Hitung mundur dari 100 yuk ...

Tiga

               Dua

                                       Satu!

Happy reading!!

***

Sudah sekian kalinya Blaire menarik napas panjang, menghelanya dengan wajah putus asa. Benda pipih yang semula menempel di telinga, kembali tergenggam erat di tangan. Adegan selanjutnya dia mengurut kening dan memejamkan mata sesaat.

"Kenapa Bi, nggak bisa dihubungi lagi dia?" tanya Allura.

Bi merupakan panggilan kesayangan Blaire dari semua sahabat terdekat. Ada Allura, Ceysa, Jevan dan terakhir Onyx. Mereka berlima sudah saling mengenal sejak bangku SMP, hingga sekarang bekerja pun di Perusahaan dan tim yang sama.

Balik lagi ke "dia" yang Allura maksud itu adalah pacar Blaire selama dua tahun belakangan, bernama Arjuna. Mereka bertemu saat sama-sama magang di Perusahaan tempat Blaire bekerja sekarang, lalu semakin dekat dan akhirnya jadian. Kira-kira satu tahun berikutnya Arjuna resign karena mendapatkan tawaran kerja di tempat yang lebih menjanjikan. Meski begitu hubungan mereka tetap berjalan mulus. Baru tiga minggu terakhir ini saja Arjuna berubah, jadi mulai susah dihubungi terutama saat weekend.

Blaire membuka matanya, menoleh pada Allura dan tersenyum tipis. Entah apa yang bisa dia katakan, karena mereka semua pun sepertinya sudah tahu jawabannya.

"Gila ya Juna, udah tiga kali Saturday night loh dia ngilang." Ceysa gemas dengan ulah pacar Blaire yang selalu bertingkah.

"Terus besok dia bakalan bilang, maaf Beib hape aku abis batere, lupa bawa charger. Kamu tau, kan, aku lagi kejar target biar tahun depan bisa melamar kamu?" Allura meniru kalimat Arjuna dengan sama persis, namun dengan nada yang mengejek.

"Basi banget," erang Ceysa. "Coba Lo hitung deh Bi, udah berapa kali tahun yang dia janjikan sama Lo?"

Allura menjentikkan jari setuju.

"Minum dulu, kasihan itu bibir sampe kering." Onyx memberikan segelas air pada pacarnya, Allura.

Jevan sejak tadi hanya diam, namun otaknya terus menghitung berapa kali Blaire menghela napas. "Tujuh belas kali," ucapnya tiba-tiba.

Semua menoleh pada Jevan, tidak ada clue. Termasuk Blaire yang biasanya paling malas menatap pria berwajah sempurna itu.

"Apanya yang tujuh belas kali?" tanya Allura.

"Bi udah tujuh belas kali menghela napas," jawab Jevan santai.

"Anjir, ngapain Lo ngitung gituan?" tanya Onyx berdecak.

"Temen Lo emang kurang kerjaan," cibir Ceysa.

"Temen Lo juga kali," balas Onyx.

Blaire tanpa sadar menghela napas lagi. "Delapan belas kali," ucap Jevan terkekeh.

"Nggak jelas," sahut Blaire malas.

"Gue jelas kok. Kapan pun Lo telepon pasti bakalan gue angkat. Kalau butuh pundak, nih gue rela kasih buat Lo." Jevan menepuk pundak bidangnya itu sembari tersenyum, yang sialnya menambah kadar ketampanannya.

Sweet JealousyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang