Malam Minggu, pada ngapain nih?
Seneng gak Momi update terus?
Bikin mood Momi bagus itu gampang kok, cukup rajin2 spam komen dijamin cepet update-nya.
***
Jevan duduk di sofa, mengotak-atik ponsel Blaire untuk melihat apa saja yang ada di galeri wanita itu. Melihat foto Arjuna, dia langsung menekan delete dengan wajah masam. "Kenapa masih simpen foto dia?" tanyanya pada si pemilik ponsel yang sedang berbaring di pangkuan.
"Foto siapa?" tanya balik Blaire. Dia sedang serius melihat film box office yang tayang di televisi.
"Mantan kamu."
"Kamu dong?" kekeh Blaire.
"Jadi aku cuma mantan nih?" Jevan bertanya dengan serius, sedikit marah.
"Dih, becanda. Gitu banget mukanya. Foto siapa sih?" Blaire menarik turun tangan Jevan untuk melihatnya. "Oh dia," desahnya setelah tau.
"Kenapa nggak dihapus?" tanya Jevan sambil terus menyeleksi foto yang akan dihapusnya bersamaan.
"Emang lagi nggak buka-buka galeri, makanya belum kehapus."
"Bukan karena masih cinta, makanya nggak dihapus?" sindir Jevan.
"Jangan mulai deh."
Jevan serius kalau dia cemburu, tapi mereka bisa bertengkar kalau tetap diperdebatkan. Dia tahu sifat Blaire yang tidak mau kalah, tapi endingnya akan ngambek bila terpojok. Kalau sudah ngambek, jangan harap waktu satu Minggu cukup untuk membujuk wanita itu.
Galeri foto Blaire sudah bersih dari foto Arjuna. Jevan beralih ke video. Dia bersyukur tidak ada apa-apa di sana jadi tidak perlu capek-capek menghapus.
"Tadi Arjuna video call," beritahu Jevan sembari meletakkan ponsel Blaire ke meja.
"Kapan?" Blaire bertanya datar, tidak begitu antusias.
"Tadi pas kita main di balkon." Jevan memainkan rambut Blaire, melilitnya di jari. "Aku angkat, dia lihat apa yang kita lakuin."
Seketika Blaire duduk dan melotot kaget. "Kamu becanda, kan?" Sangat berharap Jevan hanya main-main.
Jevan menggeleng dengan ekspresi serius.
"Je, apaan sih?!" Blaire marah. "Kamu kayak anak kecil deh kayak gitu."
"Sorry ..." Jevan akui itu salah, karena tidak seharusnya dia memamerkan hal sepribadi itu pada orang asing. "Aku nggak bisa ngendaliin diri pas dia masih berani nelepon kamu tadi."
Blaire mengesah. "Aku nggak masalah apa yang dia lihat, tapi akibatnya, Je. Gimana kalau dia cerita ke yang lain? Terutama Ceysa?" keluhnya.
"Ya biarin aja. Toh kita emang udah balikan, kan?"
"Aku nggak mau mereka tau dulu."
"Kenapa?"
"Aku udah janji sama Ceysa untuk nggak akan nerima kamu lagi. Kalau dia tau kita balikan, aku males denger pidatonya ntar."
"Nggak penting banget sih, Bi. Ceysa bukan Mama kamu, nggak bisa dong dia ngatur-ngatur hidup kamu kayak gitu."
"Je, kamu taulah aku sama Ceysa tuh gimana. Saat dulu aku putus sama kamu, dia yang ada buat aku. Dia juga yang bener-bener pro aku, sampai ikut benci sama kamu. Kalau tiba-tiba aku balik lagi sama kamu, jelas harus ada alasan yang tepat."
KAMU SEDANG MEMBACA
Sweet Jealousy
RomansaWarning: Khusus 18+ bijaklah dalam memilih bacaan yang sesuai usia ya. Blaire dikhianati oleh kekasihnya, lalu menerima bantuan Jevan untuk balas dendam dengan cara yang berkelas. Tapi Blaire lupa kalau Jevan justru lebih brengsek. Ibaratnya, keluar...