Bab 22. Pengakuan

15.4K 1.5K 207
                                    

Kaget gak tiba-tiba Update? Biasanya malam Minggu 😏

Maybe, ada yang mau bantu payungin Jevan, doi kepanasan 🥲

Saat Jevan dan Blaire kembali ke rumah sakit, Ceysa sudah tidur

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Saat Jevan dan Blaire kembali ke rumah sakit, Ceysa sudah tidur. Allura dan Onyx sedang bermain uno stako. Blaire menaruh tas ke dalam lemari, lalu duduk di samping Allura. Jevan duduk di samping Onyx.

"Dari mana aja Non, lama banget baru dateng," sindir Allura. Matanya menatap sinis pada Jevan. "Bukannya tadi Lo pulang sendirian ya, Bi? Kok sekarang sama dia sih?"

"Jevan pulang dulu tadi, jadi bareng ke sini," beritahu Blaire.

Allura menoleh pada Blaire, tanpa sengaja melihat leher wanita itu. "Oh, pantesan dateng bareng. Enak dong di rumah berduaan," sindirnya lagi.

Blaire melirik Jevan.

Allura menyalakan kamera ponselnya dan mengarahkan itu pada Blaire. "Sengaja mau pamer?" tanyanya.

"Apa sih?" Blaire memperhatikan apa yang ingin Allura tunjukkan, lalu menemukan begitu banyak kiss mark di lehernya. "Shit!" umpatnya dengan mata melotot. Dia langsung mengurai rambut menutupi lehernya itu.

Onyx mengulum senyum. Pacarnya ini sangat lucu kalau sedang becanda, tapi mengerikan saat marah. Dia pun berpura-pura fokus pada susunan balik kayu warna-warni itu.

"Ada yang mau kalian sampaikan ke gue nggak sih? Ya, walau sebenarnya gue juga udah tau. Tapi pengen aja denger dari mulut kalian langsung," minta Allura.

"Kita balikan, kalau itu yang mau Lo denger," ujar Jevan tenang.

Blaire mengamati situasi, Ceysa masih terlihat pulas. "Tapi bisa nggak jangan kasih tau Ceysa dulu?" mintanya.

"Kenapa?" tanya Allura. "Dia berhak tau loh, Bi. Biar dia nggak ..."

"Bi, kamu bisa tolong temenin Onyx beli kopi di luar nggak?" suruh Jevan memotong ucapan Allura.

Allura pun diam, sudah paham maksud Jevan itu.

Onyx pun berdiri, "Yok!" ajaknya.

Blaire pun cukup pintar memahami situasi kalau sedang ada yang tidak beres antara Jevan dan Allura. Maka dari itu dia pun mengangguk. "Kalian jangan berantem ya, kasihan Ceysa lagi sakit." Lalu mengikuti Onyx keluar.

Onyx memelankan langkah agar bisa sejajar dengan Blaire. "Tenang aja, mereka udah biasa kayak gitu. Nanti juga baikan lagi," ujarnya memberi ketenangan.

"Tapi masalahnya apa sih?" tanya Blaire.

Onyx mengangkat bahu. Dia lebih memilih tidak ikut campur dibanding salah bicara, meski tahu apa yang sedang terjadi.

"Apa karena gue nggak jujur lebih awal soal hubungan gue sama Jevan, makanya Allura marah?"

"Bisa jadi sih." Onyx mengangguk. "Lo tau sendiri sifat cewek gue gimana. Dia nggak suka ada rahasia."

Sweet JealousyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang