Pesan Momi, karena JeBi terlalu manis, hati-hati diabetes 🤭
Spam emoticon di sini dong, boleh apa aja ...
Mau update lagi besok? Komennya dibanyakin hohoho.
***
Lantaran hujan deras, rencana untuk pergi ke kelab terpaksa ditunda dulu. Jevan dan sembilan orang lainnya menghabiskan malam dengan bermain truth or drink, diiringi dentuman musik disko yang cukup keras. Seperti kata Onyx tadi, tak ada ranting, akar pun jadi yang penting bisa happy-happy.
"Ceysa!" teriak semua orang begitu botol mengarah pada Ceysa.
"Pertanyaan gue ..." Allura baru akan memberi pertanyaan, Ceysa sudah lebih dulu mengambil gelas dan meminumnya. "Nggak seru banget sih Lo!" makinya kesal.
"Gue udah tau isi kepala Lo," cibir Ceysa. Dibanding harus menjawab pertanyaan menjebak Allura, lebih baik dia minum saja.
Blaire cekikikan. Sudah tiga kali Ceysa mendapat giliran, tapi tiga kali juga dia lebih memilih minum daripada menjawab pertanyaan.
Botol kembali berputar. Semua orang sangat berharap Jevan yang kena, karena sejak tadi pria itu selalu lolos.
"Blaire!" pekik Allura begitu senang. "Siapa yang mau ngasih pertanyaan?"
"Gue deh." Serly angkat tangan.
Blaire sedang tidak ingin minum, jadi dia putuskan akan menjawab apapun pertanyaan yang diberikan.
"Seandainya Lo dihadapkan pada satu pilihan antara sahabat dan pria yang Lo cintai, mana yang akan Lo pilih?" tanya Serly.
Jevan mendadak tegang.
Allura menyikut Onyx.
Sisanya penasaran dengan jawaban Blaire, tapi kebanyakan dari mereka sudah bisa menebak wanita itu akan menjawab apa.
"Sahabat, lah!" jawab Blaire santai.
Ceysa yang suka dengan jawaban Blaire, langsung memberikan dua jempol.
Ekspresi Jevan berubah. Ditatapnya Blaire
Allura kembali menyikut Onyx, dan kali ini meminta pacarnya itu untuk melihat Jevan yang sedang galau.
Serly pun harus minum karena Blaire sudah menjawab. Botol kembali diputar, gelas-gelas yang kosong sudah terisi kembali. Mereka sepakat tidak akan berhenti sampai mabuk.
Botol kembali berputar.
"Jevan!" Semua langsung kegirangan begitu Jevan yang mendapat giliran.
Ceysa sebenarnya ingin mengangkat tangan hendak mengajukan pertanyaan, tapi urung karena merasa malu. Dia pun tersenyum saja dan memandangi Jevan yang sedang mengeluh.
Gusti angkat tangan, "Gue dong yang belum dapat giliran nanya."
"Kasih dehhh," suruh Onyx, lantaran dia tahu Gusti jauh sadis kalau nanya.
"Terakhir kali Lo ena-ena sama siapa dan di mana?" tanya Gusti dengan senyum licik.
"Anjayyy." Viko bertepuk tangan dan bersorak.
Jevan menoleh pada Blaire. Wanita itu memberi kode lewat gelengan. Dia pun mengambil gelas berisi alkohol dan meminumnya.
Gusti mencebik kecewa. "Nggak seru amat Lo. Padahal gue penasaran," desahnya.
Blaire mengulum senyum.
Ceysa menatap Jevan penasaran. Dia cukup mengenal Jevan, pria itu tipe yang tidak pernah malu mengakui kebejatan dirinya. Dulu juga pernah mereka bermain seperti ini, Jevan tanpa rasa malu berkata jujur dengan siapa saja dia pernah tidur.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sweet Jealousy
RomanceWarning: Khusus 18+ bijaklah dalam memilih bacaan yang sesuai usia ya. Blaire dikhianati oleh kekasihnya, lalu menerima bantuan Jevan untuk balas dendam dengan cara yang berkelas. Tapi Blaire lupa kalau Jevan justru lebih brengsek. Ibaratnya, keluar...