"Je, pulang yuk!"
Jevan melirik arlojinya, mengangguk. "Guys, gue harus anter Karin pulang. Nggak enak sama Mamanya tadi janji udah di rumah sebelum jam sepuluh," pamitnya.
Blaire melirik Jevan, dan kebetulan pria itu pun sedang menoleh. Namun hebatnya, tatapan Jevan itu terkesan dingin, langsung berpaling dalam dua detik.
"Oh ya udah kalau gitu hati-hati, Man. Tapi besok jadi, kan?" sahut Onyx.
"Nanti kabarin lagi aja," jawab Jevan sembari berdiri. Dia menarik kursi Karin saat wanita itu juga ingin berdiri, sangatlah romantis. Semua itu tak luput dari pandangan Blaire.
"Guys, sorry ya kita pulang duluan. Ini Mama udah nge-chat terus," pamit Karin merasa tidak enak.
"It's okay Rin, hati-hati di jalan," sahut Ceysa.
"Salam buat nyokap," timpal Allura.
Blaire hanya melempar senyum.
"Seneng banget ketemu kalian malam ini. Semoga lain kali aku masih punya kesempatan buat ngobrol lebih banyak sama kalian," ucap Karin sepenuh hati.
"Tentu," jawab Ceysa bijak.
"Duluan ya!" pamit Jevan sekali lagi, diikuti gerakan tangannya ke pundak Karin. Dibalas Karin merangkul pinggang Jevan, lalu keduanya pergi dari sana.
Hati Blaire rasanya tercabik-cabik, Jevan bahkan tidak menegurnya satu kali pun. Pria itu memperlakukannya seperti tidak ada dirinya di sana, atau lebih tepatnya ... asing.
Ceysa dan Allura melirik Blaire, tahu persis apa yang dirasakan sahabat mereka itu. Jangankan Blaire, mereka saja shock dengan fakta mengejutkan tentang Jevan yang akan menikah.
"Bagus nggak sih dia sold out? Aman buat cewek-cewek di dunia ini," ujar Allura mencoba becanda. Tawanya terdengar sumbang.
Blaire diam saja.
"Beb, kamu sebenernya udah tau ya?" tanya Allura dengan mata memicing.
"Tau apa?"
"Jevan mau nikah."
"Nggak lah. Kalau aku tau, pasti kamu udah aku kasih tau. Aku aja kaget kok tadi," ucap Onyx sungguh-sungguh.
"Jevan beneran udah nggak anggep kita sebagai sahabat nih berarti," keluh Allura. "Masa berita besar gini kita taunya belakangan."
"Ehhh, jangan mulai negatif thinking deh," tegur Onyx.
"Aku nggak nethink beb, tapi fakta. Itu maksudnya apa coba tau-tau mau nikah?"
"Ya ... Mungkin dia maunya ngasih tau kita pas udah ketemu, kayak tadi." Onyx membela Jevan.
"Nggak adil dong."
"Emang kenapa kalau dia nikah? Itu hak dia," ucap Blaire datar. "Lagian dia nggak merugikan siapapun, kan?"
Allura pun menutup mulutnya.
"Soal mereka yang mau pake WO Lo, jangan ditolak cuma karena mikirin perasaan gue, Cey. Gue nggak apa-apa kok," ucap Blaire lagi.
Semua tidak ada yang berani bicara, tahu kalau saat ini Blaire sedang dalam mood yang buruk. Mereka pun diam, mengalihkan topik dengan membahas hal-hal random yang tidak begitu menarik
***
Blaire tidak bisa tidur, meski fisik dan hatinya benar-benar sudah lelah. Isi kepalanya dipenuhi banyak tanya yang sebenarnya sudah terjawab. Dia hanya merasa belum terpuaskan, dan masih terus meragukan.
![](https://img.wattpad.com/cover/293230970-288-k233669.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Sweet Jealousy
RomanceWarning: Khusus 18+ bijaklah dalam memilih bacaan yang sesuai usia ya. Blaire dikhianati oleh kekasihnya, lalu menerima bantuan Jevan untuk balas dendam dengan cara yang berkelas. Tapi Blaire lupa kalau Jevan justru lebih brengsek. Ibaratnya, keluar...