"Sahabat sejati tidak akan meninggalkan kita dalam keadaan apapun."
HAPPY READING
"Len, lo gak waras!" Valen berjalan santai tak mengindahkan rasa jengkel sahabatnya yang mengekorinya sambil mendorong troli.
"Apalagi ya?" Valen mengingat-ngingat apa lagi yang harus ia beli.
"Len, cepetan bangsat," ini sudah kesekian kali Gavin menurunkan topi yang bertengger di kepalanya agar wajahnya tidak kelihatan.
"Sabar dikit, bisa gak? Gue lupa susu apa yang biasa diminum Niken," balas Valen sedikit membentak, mereka kini berada di toko perlengkapan bayi, Valen dengan sangat hati-hati menggendong tubuh mungil Niken dengan soft structure carrier yang akan ia bayar nanti dimeja kasir, kedua lelaki itu terlihat ambigu dimata banyak orang yang sedang berlalu-lalang.
"Lo bapak apa supirnya Niken, hah!?" tanya Gavin jengkel.
"Babunya." jawab Valen santai, ia kembali mengecek troli disampingnya, popok, baju bayi, aksesoris bayi, dot, ia sengaja membeli alat gendongan bayi yang kini ia kenakan karena Wulan sering kewalahan menggendong tubuh Niken yang berat tanpa alat bantu.
*****
"Silakan masuk, pak," sambut Aileen dengan ramah saat Erlan tiba.
"Eee -begini, dideket sini ada cafe gak? Kalo ada, kita ngobrolnya disana aja gimana?" ujar Erlan membuat Wulan merasa lebih salut dengan pria yang merupakan Dosen-nya itu.
"Ada gak ya Lan? Kita tanya sama Gav-"
"Kita cari aja, iya, cari disekitar sini sambil jalan kaki aja, biar asik hehe," sergah Wulan memotong ucapan Aileen yang hampir kecepelosan. Erlan mengangguk menyetujui ide Wulan.
"Oh yaudah, bentar aku ambil uang dulu," Wulan bernapas lega saat Aileen tidak lagi berbicara.
Ketiganya memasuki lift, Aileen dengan tampilannya seperti mau berolahraga, Wulan yang mengenakan pakaian santai dan Erlan yang datang masih dengan kameja kerja.
"Emang bapak mau ngobrolin apa?" Aileen bertanya saat mereka melintasi trotoar, diam-diam dia mempererat genggamannya ditangan Wulan saat matanya bertemu pandang dengan netra coklat Erlan.
"Sebelumnya saya minta maaf karena sudah ganggu waktu kalian, apalagi kamu, Wulan. Saya hanya ingin ketemu Aileen sebentar buat bahas susunan nilai yang sempat kita ubah tadi sore, kamu salah nyusunnya Ay," Erlan berucap dengan tatapan yang kini mengarah kedepan, sebelah tangannya berada didalam saki celana, ia menghirup dalam udara malam yang sudah lama tidak ia rasakan.
"Anjir ganteng banget! Aku mau pingsan tahan aku Lan!" jerit tertahan Aileen yang hanya dapat didengar Wulan yang berada tepat disampingnya.
"Itu ada restoran, kita kesana aja," ucap Erlan menunjuk restoran yang lumayan besar, letaknya tidak terlalu jauh dengan komplek apartemen Gavin.
Mereka masuk kedalam restoran, Erlan memilih tempat duduk dipojok ruangan yang khusus untuk empat orang.
Byur...
"Aduh," Wulan mengambil beberapa tissue dari atas meja, digunakannya mengeringkan kursi kayu disampingnya yang ditumpahi segelas jus, jus yang ditumpahkan dengan sengaja, ia menyipitkan mata menyorot Aileen yang tak juga paham.
"Ay, jusnya nempel, duduk sama pak Erlan aja sana, hoodie lo putih nanti kena noda," dengan jengkel Wulan berusaha membuat Aileen mengerti situasi, ia menoleh sekilas pada Erlan yang menarik kursi untuk Aileen duduk.
KAMU SEDANG MEMBACA
GAVIN ALMERO [ COMPLETE ]
Romans"SINGKAT YANG SAKIT" SELAMAT MEMBACA. ⚠️DON'T COPY MY STORY!⚠️ Gavin Almero, putra tunggal pasangan suami istri yang sama sekali tidak ada kejelasan. Diusianya yang masih terbilang muda, dia harus menangani perusahaan keluarga yang dirintis dari baw...