𝐏𝐞𝐧𝐮𝐡 𝐤𝐞𝐩𝐚𝐥𝐬𝐮𝐚𝐧

271 31 0
                                    

Kontrak pura-pura pacaran antara Gavin dan Aileen dimulai hari ini juga. Semua pasang mata tidak dapat beralih saat menyaksikan keduanya makan bersama di aula tempat mereka meeting.

"Sayang! Makan yang banyak biar cepat sembuh," Aileen sedikit meninggikan suaranya membuat Gavin yang baru akan minum langsung membeku, matanya mengerling mendapati para karyawan yang sedang menyusun berkas didepan mereka terkejut, sama sepertinya. Aileen memberi kode agar Gavin membuka mulut saat suapannya tak kunjung diterima.

"Ah iya," dengan cepat pria itu melahap suapan Aileen.

"Oh iya, kamu udah bayar tagihan WiFi di rumah, kan? Laptop aku selalu lama loading kalo lagi nonton tau," Gavin keselek makanan yang saat ini ia kunyah. "Aduh pelan-pelan aja makannya sayang," Aileen menyodorkan segelas air pada Gavin.

"Udah, saya- aku udah bayar semua tagihan." gagap Gavin, Aileen berusaha keras menahan tawanya mendengar itu.

"Uhh makasih sayang!" Aileen mencubit pipi Gavin membuatnya kembali mematung, lama-lama dia bisa mati muda jika terus seperti ini.

Setelah selesai dengan akting didepan banyak orang, Aileen kini tertawa lepas didalam ruangan Gavin mengejek pria itu.

"Iya aku udah bayar semua tagihan, hahaha," Aileen mengulang ucapan Gavin membuat telinga pria itu memerah.

"Udah sore ayo pulang." ajak Gavin datar, membuat Aileen menghentikan tawanya perlahan.

"Makanan aku datang!" ujar Aileen bernada, ia tidak tenang memikirkan cemilannya didalam kulkas.

Gavin turun lebih dulu saat Aileen singgah di ruangannya, mengambil semua barangnya.

Saat menyusul, ia menghembuskan napas panjang melihat beberapa anak magang yang saling berbisik satu sama lain menatap Gavin yang berdiri bersandar didepan meja utama dengan fokus ke layar ponsel.

"Ayo sayang," Aileen kembali melancarkan aksinya, ia langsung melingkarkan tangannya ke lengan kokoh milik Gavin, melihat keadaan sekitar, Gavin mengerti dan langsung merangkul pundak Aileen, kembali melancarkan aksinya pura-pura sakit kaki.

Mobil melesat membelah kerumunan jalan raya yang sudah mulai gelap, Aileen duduk dikursi kemudi sedang Gavin duduk disampingnya dengan kursi yang sengaja diturunkan agar dia bisa tidur.

"Kebo ganteng," gumam Aileen menatap Gavin. Saat lampu hijau, ia kembali melaju tanpa sadar akan senyum simpul Gavin yang mendengar ucapannya barusan.

Ponsel Aileen berdering, ia memakai earphone dan menjawab panggilan masuk dari Wulan.

"Halo kenapa Lan?" tanyanya.

"Jalan yuk, bosen gue liat muka Valen mulu,"

"Boleh, tapi aku baru dijalan pulang sama Gavin,"

"Iya kalo udah sampe lo langsung mandi aja, biar gue yang jemput kesana,"

"Yaudah,"

Sambungan terputus, Aileen menambah kecepatan.

"Kenapa?" tanya Gavin membuat Aileen sedikit kaget.

"Wulan ngajak jalan, tapi aku anter kamu pulang dulu,"

"Langsung kerumah Valen aja," tanpa bertanya Aileen langsung memutar setir mobil, gang yang baru mereka lewati adalah gang perumahan tempat Valen dan Wulan tinggal. Gavin menatap tajam gadis disampingnya, ia sudah biasa membawa mobil ugal-ugalan namun rasanya aneh jika merasakan itu dari orang lain.

GAVIN ALMERO [ COMPLETE ] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang