Acara berlangsung lumayan lama, saat MC mengakhiri doa penutup, Aileen ikut tersenyum dan bertepuk tangan. Tidak ada air mata, hanya sedikit sesak saat matanya menatap kilatan permata dicincin yang tersemat dijari manis kedua pasangan yang kini resmi bertunangan.
Kamu sekarang milik orang lain, Erlan. batin Aileen dengan ikhlas.
Wulan mengusap pelan pundak Aileen, berharap bisa memberi sedikit penguatan untuk sahabatnya itu, beda halnya dengan Gavin dan Valen yang kini menatap tajam Erlan yang merangkul Jessie didepan sana. Acara ini dihadiri oleh rekan-rekan dua perusahaan milik Healer dan Jevano, juga beberapa kerabat dekat Erlan.
Gavin merasa ada yang aneh disini, ia menoleh kearah kanan saat merasa ada seseorang yang terus mengawasinya. Benar saja, ia melihat seseorang langsung memalingkan wajah dan keluar dari tempat ini, tidak ingin kehilangan jejak, Gavin langsung mengejar orang itu.
"Berhenti!" teriak Gavin saat keduanya tiba dipesisir pantai, membuat orang yang memakai tudung itu mau tidak mau harus berhenti.
"Anda kenal saya?" tanya Gavin penuh selidik saat orang itu berbalik, ia menelisik orang didepannya yang terus menunduk.
Srett...
Gerakan gesit Gavin yang langsung menghindar hanya mengakibatkan goresan dilengannya, jika sedikit terlambat maka beberapa tusukan akan menembus perutnya melihat kilatan pisau yang diterpa cahaya bulan diatas pasir pantai.
"Siapa lo brengsek!" Gavin yang memirinf leher orang itu membuka paksa tudung yang dikenakannya. Betapa terkejutnya dia saat ini mengetahui siapa orang didepannya.
"Sialan!" Gavin melayangkan pikiran beruntun membuat pria didepannya terkulai lemah diatas pasir pantai, "Kenapa lo ada disini? Mau coba bunuh gue lagi, hah?!" geram Gavin mencekik leher pria didepannya, itu Erik.
"Apa motif lo ngelakuin ini?" tanya Gavin memperlihatkan Video yang dikirim nomor tidak dikenal, didalam video itu wajah Erik begitu jelas. "JAWAB!" Gavin kembali melayangkan pukulan membuat ponselnya ikut melayang.
"Saya disuruh!" Gavin mencengkeram keras pria didepannya.
"Siapa? Siapa yang nyuruh lo bangsat!" Gavin terlihat berada dalam versi berbeda, ia seperti orang kesetanan saat ini.
"Wanita itu, wanita yang bertunangan itu, putri tunggal Healer Alinski." jawab Erik membuat Gavin terkejut, cengkeramannya terlepas membuat Erik kembali terkulai diatas pasir.
"Dibayar berapa lo?" Sentak Gavin.
"Lima puluh juta." tendangan dilayangkan Gavin pada pria yang kini mulai muntah darah, tanpa belas kasih.
"Lo pikir nyawa gue sebanding dengan lima puluh juta? Biadap!" mata Gavin memancarkan amarah, urat-urat dilehernya mencuat dengan sangat jelas.
"Orang yang punya segalanya kayak kamu, gak bakal pernah tau gimana susahnya mencari uang walaupun hanya untuk makan sekali!" desis Erik dengan setengah kesadaran.
"Apa? Jadi lo cari uang dengan membunuh orang? Malam ini lo mau apa, mau sambar mobil gue lagi? Gue peringatkan sama lo, kalo sampe cewek yang bareng gue terluka satu goresan pun, abis lo." peringat Gavin, giginya saling bertaut menahan amarah, ia menendang pisau itu sampai dibawa ombak sebelum jiwa setannya keluar.
"Saya datang kesini buat ngembaliin uang lima puluh juta, percuma juga, ibu saya udah keburu mati gak sempat di operasi." Gavin yang baru melangkah menjauh, kembali menatap Erik.
"Jangan laporin saya, saya cuma bingung gimana dapetin uang untuk biaya operasi," Erik menyatukan kedua tangannya memohon. Tidak memedulikan ucapan Erik, Gavin berlalu dengan ponselnya yang retak. Melihat tangan kiri Erik yang patah akibat tabrakan itu, sudah cukup untuk membayar perbuatannya, kini Gavin hanya perlu ikut dengan permainan keji Jessie.
KAMU SEDANG MEMBACA
GAVIN ALMERO [ COMPLETE ]
Romance"SINGKAT YANG SAKIT" SELAMAT MEMBACA. ⚠️DON'T COPY MY STORY!⚠️ Gavin Almero, putra tunggal pasangan suami istri yang sama sekali tidak ada kejelasan. Diusianya yang masih terbilang muda, dia harus menangani perusahaan keluarga yang dirintis dari baw...