"Disini aja, lagian dirumah juga gak ada siapa-siapa," tutur Gavin, pria itu duduk dipinggir pantai.
"Ada kok, Mbok-"
"Mbok Irma libur seminggu." potong Gavin cepat. Aileen mencibirkan bibir, ia gamblang, jika pulang ia akan sendirian di rumah dan juga seminggu ini dia tidak masuk kantor, libur kampus juga masih panjang.
"Bener kata Gavin, Ay. Mending lo disini aja, lo juga butuh refresh otak buat lanjutin cerita," sambung Wulan yang diangguki Valen.
"Betul Aileen, dari pada sendirian di rumah," Erlan buka suara, dia juga khawatir jika Aileen sendiri ditengah puncak itu, pos satpam berada di pintu masuk utama, butuh waktu hampir lima menit untuk saling menghampiri, itu pun jika dengan kendaraan.
"Tapi pak, Ay dateng bareng bapak, masa bapak baliknya sendiri," Aileen sangat merasa tidak enak.
"Gak papa, saya akan langsung ke villa," balas Erlan, memang liburan keluarganya tidak jauh dari tempat ini, dia sengaja mengajak Aileen dinner malam ini karena mulai besok pria itu akan sibuk dengan keluarganya.
"Baju aku-"
"Pake punya Wulan," potong Gavin cepat, dia berdiri dan langsung menarik tangan Aileen yang menenteng heels, selesai makan tadi Aileen dan Erlan menghampiri Gavin, Wulan, dan Valen.
"Lan," panggil Gavin membuat Wulan berdiri dan memanggil Aileen masuk ke dalam tenda.
"Kalau begitu saya pamit sekarang, tolong jaga Aileen disini," ujar Erlan dengan senyum ramah miliknya, matanya menatap Aileen yang melambai tangan kearahnya.
"Tanpa Lo suruh juga bakal gue jagain!" gumam Gavin saat Erlan mulai menjauh.
"Kenapa, sih? Sensi amat lo," tanya Valen sedikit peka dengan gerak-gerik sahabatnya yang tidak seperti biasanya.
"Diem lo curut," tandas Gavin kembali duduk ditepi pantai, ia melanjutkan aktifitasnya membuat sebuah tulisan diatas pasir.
Aileen dan Wulan kembali dari kamar mandi umum, kini Aileen sudah mengenakan celana panjang kain dan sweater. Ia duduk disamping Gavin, "Ya, kehapus," sesal Aileen saat terpaan air ombak membuat tulisan Gavin terhapus begitu saja.
Miss u mom.
Tulisan itu yang sempat Aileen baca.
"Vin, boleh lihat foto Mama kamu gak?" tanya Aileen, ia penasaran bagaimana tampilan wanita yang telah melahirkan cowok seganteng Gavin, harus dia akui kegantengan Gavin tak kalah dengan Erlan.
"Gak bisa," balas Gavin datar, Aileen bedecih.
"Udah aku duga bakalan gitu jabawannya,"
"Lo kalo mau jalan, diarea pusat kota aja bisa, gak? Ini udah hampir masuk area hutan," tegur Gavin tanpa menatap Aileen.
"Kenapa emangnya? Kan ada pak Erlan, dia jago berantem kok," balas Aileen sambil memeragakan sebuah pukulan diudara.
"Emang dia mampu lawan harimau buas? Anaconda? Suster ngesot?-"
"IH GAVIN! JANGAN NAKUT-NAKUTIN, DEH!" teriak Aileen bergidik ngeri, membayangkan saja sudah tidak mampu. Gavin terbahak melihat raut wajah takut Aileen.
"Lo ternyata jelek ya," ejek Gavin membuat Aileen naik pitam, "Tuh ada anaconda tuh," Gavin berdiri dengan cepat langsung berlari menjauh saat Aileen memalingkan wajah kaget.
"GAVIN!" keduanya berakhir kejar-kejaran dibawah langit malam yang penuh bintang.
"Tadi sedih-sedih aja dia, giliran ada Ay mood banget," komentar Wulan yang hampir pulang karena Gavin yang terus diam seperti patung.
KAMU SEDANG MEMBACA
GAVIN ALMERO [ COMPLETE ]
Romance"SINGKAT YANG SAKIT" SELAMAT MEMBACA. ⚠️DON'T COPY MY STORY!⚠️ Gavin Almero, putra tunggal pasangan suami istri yang sama sekali tidak ada kejelasan. Diusianya yang masih terbilang muda, dia harus menangani perusahaan keluarga yang dirintis dari baw...