𝐏𝐚𝐜𝐚𝐫 𝐆𝐚𝐯𝐢𝐧?

335 26 0
                                    

Pintu kamar terbuka lebar, Jessie menatap Erlan yang masuk dengan membawa nampan berisi makanan.

"Aku bisa jalan ke dapur, Er." ucapnya.

"Abis makan langsung istirahat," Jessie mengangguk sambil mengunyah nasi goreng buatan Erlan, pria itu kini masuk kedalam kamar mandi untuk membilas tubuh, keluarga mereka akan bermalam disini.

"Jangan bangunkan aku dulu, Tuhan. Sebentar saja, mimpi ini terlalu indah." Jessie tanpa sadar mulai menangis, ia terlampau bahagia dengan kenyataan ini.

Di tempat lain.

Gavin menggendong tubuh Aileen ala bridal style, tiba didepan kamarnya ia sedikit kesusahan untuk menekan kode masuk ke apartemennya.

"Bah!" hampir saja tubuh Aileen melayang saat Gavin terkesiap, Aileen tiba-tiba bangun dari tidurnya dan mengejutkan pria itu. "Hahaha, aku berat gak? Kaki aku pegel makanya gak mau buka mata pas udah sampe, kamu juga gak bangunin langsung main angkat aja," Gavin menatap datar Aileen yang tertawa dengan puas didepannya, ia masuk lebih dulu dan langsung menutup pintu membiarkan Aileen diluar.

"2118, aku gak pikun loh, Vin." Gavin yang baru maju tiga langkah kembali menoleh saat Aileen berhasil masuk.

"Lo berat." tandas Gavin yang mampu membungkam mulut cerewet Aileen, gadis itu menatap setiap inchi tubuhnya dengan heran. Gavin segera masuk kedalam kamarnya dengan senyum tipis penuh kemenangan.

Saat Aileen selesai dengan kesibukannya, ia menuju ke kamar Gavin, dia heran kenapa pria itu tidak keluar untuk makan malam. Tapi langkahnya tercegat didepan pintu kamar yang sedikit terbuka saat mendengar percakapan Gavin dengan seseorang ditelepon.

"Udah selesai? Gue jemput sekarang," ucap Gavin yang duduk dipinggiran kasur, melakukan video call.

"Jangan lupa pake jaket." setelah mengucapkan itu, Gavin berdiri dari duduknya dan segera keluar dari kamar membuat Aileen yang sedang mengintip tertangkap basah.

"Eh, Vin?" Gavin memakai jaketnya menatap Aileen datar. "Kemana Vin?" tanya Aileen saat Gavin berlalu begitu saja.

"Bukan urusan lo." Aileen mengulum senyum menatap Gavin yang kini menghilang dibalik pintu, sifat Gavin suka berubah membuat Aileen kebingungan sendiri.

"Sebaiknya aku cepat-cepat cari tempat tinggal, deh." Aileen merasa tidak enak menumpang terus disini, dia juga tidak ingin kembali ke rumah Osvaldo.

"Perempuan dilayar ponsel Gavin tadi, kayak yang aku lihat di persimpangan jalan waktu dianter pulang sama pak Erlan, pacarnya mungkin." gumam Aileen.

Sekitar satu jam perjalanan, Gavin tiba disuati tempat, ia segera keluar dari dalam mobil menghampiri seorang gadis cantik yang kini duduk di halte dengan cemberut.

"Lama? Ban mobil gue kempes jadi diganti ban reserep," jelas Gavin, ia membuka pintu mobil untuk gadis itu masuk. Mobil kembali melaju menuju suatu tempat.

"Udah dibilangin masih aja ngeyel, gue bisa pergi sendiri, Gavin." ucap gadis yang duduk disampingnya.

"Udah larut," balas Gavin tetap fokus menyetir.

"Lo lupa gue pulang kerja jam berapa?" timpal gadis itu membuat Gavin terkekeh.

Tidak memakan waktu lama, keduanya tiba disebuah rumah yang tidak terlalu besar, terlihat begitu sunyi karena lokasinya yang cukup jauh dari rumah-rumah lainnya.

"Ayo masuk," ajak gadis itu, Gavin menghembuskan napas panjang dan mengikuti orang didepannya.

"Emang itu tempat kesukaan lo," ucap gadis itu melihat Gavin yang langsung merebahkan tubuh. Gadis itu kemudian menghampiri Gavin yang kini memejamkan mata.

GAVIN ALMERO [ COMPLETE ] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang