𝐀𝐢𝐥𝐞𝐞𝐧 𝐈𝐦𝐩𝐨𝐬𝐭𝐨𝐫

361 39 0
                                    

Gavin memasuki ruang rapat dengan gagah, ia mengambil tempat tepat dikepala meja.

"Selamat siang." sapanya terlebih dahulu. "Silakan," lanjutnya mengisyaratkan agar para klien boleh duduk.

"Perkenalkan, saya Valentino Zedrak, saya disini sebagai sekertaris pengganti dikarenakan sekertaris perusahan sedang berhalangan."

Dalam hati, Gavin merutuki Aileen yang berani melakukan ini padanya.

*****

Wulan menginjak rem mendadak saat sebuah mobil menghalangi jalannya. "Itu siapa, sih! Gak tau nyetir apa?" desisnya sambil menekan klakson beruntun.

"Udah sabar Lan," Aileen yang duduk disebelah Wulan berusaha menenangkan sahabatnya, mereka kini dalam perjalanan menuju makam Mama Aileen.

"Pak Erlan?" ucap Aileen dan wulan bersamaan. Pria dengan balutan pakaian santai, kaos, celana jeans dan juga sneakers kini menghampiri mereka.

"Maaf, saya sudah klakson beberapa kali tapi mobil kalian tidak juga berhenti," Erlan berbicara saat Aileen menurunkan kaca, Wulan tersadar dan langsung mengecilkan volume musik, mereka terlalu asik mendengarkan musik sampai tidak bisa lagi mendengar apa-apa dari luar mobil.

"Eh iya maaf pak," Aileen segera keluar dari mobil, tidak sopan ia duduk manis didalam mobil dan berbicara dengan Erlan yang merupakan dosennya sesantai itu.

"Kalau boleh tau, kalian sekarang mau kemana, kecepatan nyetir kamu juga gak main-main," ujar Erlan sambil sedikit tertawa, dia sedikit kewalahan mengejar mobil yang ugal-ugalan dari pintu keluar kampus.

"Mau ke makam Mama aku, pak Erlan sendiri ngapain disini? Bukannya hari ini baak gak ada jadwal ngajar?" tanya Aileen.

"Tadi mau ngajak kamu jalan," Mata Aileen membola, Erlan mau mengajaknya jalan? Pria yang ia kagumi mengajaknya jalan? Sedangkan Wulan, perempuan itu susah payah menahan tawanya melihat wajah sahabatnya yang memerah.

Drttt, drtt.

Wulan meraih Hp-nya dari atas dashboard.

"Halo, selamat sore Ma," sapanya terlebih dahulu.

"..."

"Oh iya Ma, Wulan pulang sekarang."

Aileen terkejut mendengar percakapan Wulan, ia menatap Wulan seolah meminta penjelasan.

"Hehe, Niken Ay," cicit Wulan langsung membuat Aileen menggigit bibir dalamnya sambil memejamkan matanya. "Maaf Ay, gue gak tau kalo Valen nitipin Niken sama Mamanya," sesal Wulan, mertuanya orang yang sibuk, arisan disana sini, Niken memang sering dijaga oleh Mama Valen namun harus buat janji terlebih dahulu supaya wanita itu bisa mengosongkan jadwal untuk cucunya.

"Aileen biar bareng saya aja," dalam hati Aileen menjerit, sedari tadi ia menunggu kalimat itu dari mulut Erlan.

"Ay?"

"Iya gak papa, kamu hati-hati dijalan," balas Aileen melihat Wulan yang merasa bersalah. Lagian dia juga sama sekali tidak keberatan.

"Yaudah lo juga, pak, saya duluan ya," pamit Wulan langsung menancap gas.

"Ayo," Aileen tersadar dari lamunannya saat suara Erlan terdengar, pria itu membukakan pintu untuknya, sialan, Aileen salah tingkah sekarang.

"Pak, ini lokasinya," Aileen menyerahkan ponselnya agar Erlan bisa melihat GPS yang ia setel.

"Ini udah ketiga kalinya saya nganter kamu ke makam orang tua kamu Aileen," Aileen kikuk, ia lupa akan hal itu.

"Gimana kelas tadi, aman?" tanya Erlan mencairkan suasana.

GAVIN ALMERO [ COMPLETE ] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang