𝐊𝐞𝐭𝐚𝐛𝐚𝐡𝐚𝐧 𝐡𝐚𝐭𝐢

313 33 1
                                    

Aileen memerjapkan mata beberapa kali saat kicauan burung memenuhi pendengarannya. Cahaya matahari langsung menyambar saat ia membuka mata.

"Eugh," Aileen terpaku ditempatnya, ia memutar badannya perlahan.

Deg!

Gavin, pria itu tidur di sofa tepat disamping Aileen dengan tubuh meringkuk kedinginan, Aileen menatap hoodie dan selimut yang ia kenakan.

Aileen berdiri perlahan, ia menyelimuti tubuh Gavin dengan selimut yang ia pakai semalam kemudian naik ke kamarnya.

"Ma? Pa? Lihat kan, Gavin itu baik kok!" Aileen mulai bercakap seorang diri, ia mengambil handuk dan segera masuk ke kamar mandi.

Hampir satu jam, Aileen akhirnya keluar dari kamar mandi, tubuhnya hanya dibalut handuk.

"Ice cream chillin chillin ice cream chillin!" ia mulai melakukan gerakan abstrak diatas kasur, melompat, menari, persis seperti penyanyi rock and roll.

"Ice cream–" teriakan Aileen terhenti dengan mata membola. "Gavin?" gumam Aileen melihat Gavin berdiri didepan pintu kamarnya yang terbuka lebar.

"Lanjut aja, kalo udah selesai cepat turun," ujar Gavin kemudian berbalik ke lantai bawah.

"ARGHH AKU MALU MALU MALU!" teriak Aileen langsung membungkus diri dengan bedcover membuat Gavin tak tahan dengan tawanya.

Drtttt...

Aileen langsung mengangkat telepon tanpa melihat nama penelepon.

"Selamat pagi,"

Jantungnya kembali berpacu tak karuan saat mendengar suara itu.

"Pagi juga, iya pagi!" balas Aileen bangkit dari tidurnya.

"Ay? Ada apa?"

"Hah? Kenapa? Gak papa," Aileen merutuki dirinya sendiri.

"Lagi apa?"

"Lagi malu." sempat hening beberapa detik, "Astaga!" Aileen langsung memutuskan sambungan sepihak.

"Mati deh aku!" tukas Aileen kembali merebahkan tubuhnya.

Ting.

Pesan masuk, cepat-cepat Aileen membacanya.

"Ok aku jalan sama pak Erlan sekarang, tenang Ay tenang," Aileen merasa diselamatkan karena ajakan Erlan, sepertinya dia akan mati muda jika harus seharian menahan malu di rumah bersama Gavin.

Setelah selesai mengganti pakaian, Aileen turun dengan perlahan, ia bahkan menenteng sepatunya supaya tidak menimbulkan suara.

Aman, keadaan ruang tengah begitu hening, sepertinya Gavin berada didalam kamar.

Pelan-pelan Aileen menarik gagang pintu kaca, satu langkah lagi dia bisa keluar dari rumah ini.

"Qinan?"

Sumpah demi apapun Aileen ingin mengubur hidup-hidup dirinya saat ini, satu kakinya sudah berada diluar namun tubuhnya masih berada didalam rumah.

Perlahan dia berbalik, mencari keberadaan orang yang barusan memanggilnya.

"Hai Vin," Aileen menyapa dengan mengangkat sebelah tangannya saat mendapati Gavin sedang mengganti air di aquarium.

"Mau keluar? Makan dulu, gue udah masak," titah Gavin seolah tidak terjadi apa-apa.

"Ehehe, iya makan," Aileen berjalan cepat ke dapur, Gavin menggigit bibirnya menahan tawa dengan susah payah melihat wajah Aileen yang memerah.

"Kemana?" tanya Gavin, ia duduk di meja makan menemani Aileen.

GAVIN ALMERO [ COMPLETE ] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang