2 (KENYATAAN DAN INGIN BERUBAH)

9.5K 962 36
                                    

Queen terkikik, sementara Zenith mondar-mandir di depan kamar dengan gelisah. Matanya menyorot kesal pada Queen.

"Apa kamu hantu?"

"Bukan."

"Tapi kenapa hanya aku yang bisa melihatmu?" Zenith mendudukan tubuhnya, dia mulai lelah.

"Bagaimana jika nanti ayah menghukumku karena membuat Rose terluka?" Mata Zenith berkaca-kaca, hal itu sontak membuat Queen berdecih. Cengeng banget!

"Kau tinggal bilang aku yang melakukan itu."

"Mana mungkin mereka percaya!"

"Yap, mereka tidak pernah percaya padamu." Queen menyanderkan tubuhnya ke sisi ranjang Zenith. "Mereka tidak pernah peduli padamu."

"Mereka hanya mencintai Rose, mereka mengangapmu aib!" Bisik Queen.

Zenith menutup telinganya, dadanya naik turun karena menahan emosi. Lalu, tanpa sadar setetes air matanya jatuh.

Apa yang Queen katakan semuanya benar!

"Siapa kamu?" Tanya gadis itu putus asa.

"Queen, aku penyihir, dan di tugaskan untuk membantumu!" Jawab Queen sambil memainkan ujung rambutnya.

"Siapa yang menyuruhmu membantuku?"

"Rahasia pelanggan." Queen mengedipkan sebelah matanya.

"Aku tidak perlu dibantu," lirih Zenith.

"Lalu ... kau akan menderita oleh kematian?" Sebelah alis queen terangkat. "Selamanya?" Lanjutnya dengan suara rendah. Menusuk hati Zenith.

Dia tidak mau!

Tangis Zenith merebak lagi.

"Jangan menangis seperti orang bodoh Zen ..." Queen menyibak rambut cokelat kusam yang menutupi wajah si gadis.

"Biar kutunjukan sesuatu yang mungkin bisa membuatmu 'berkobar' Zen," bisik si gadis bersurai putih sebelum merengkuh Zenith dan membawanya ke ruang utama.

Ruang keluarga duke.

Di sana sang ayah tengah dengan lembut membelai pipi Rose yang terluka karena cakar Jisung---hewan sihirnya.

"Jadi, Zenith yang melakukannya?"

Rose mengangguk manja, wajah cantiknya terbingkai air mata.

"Kak Zenith memprovokasi hewanku dan menyuruhnya menyerangku. Kak Zenith juga memaki-makiku, apa aku salah? Apa ini terjadi karena aku hanyalah anak tiri?"

Zenith melemas, Queen emosi.

"Bacot sia anak tiri bangsat!"

Zenith berkerut mendengar bahasa aneh yang pertama kali dia dengar, tapi dilihat dari raut wajah Queen saat mengucapkannya. Zenith yakin kalau itu adalah sebuah makian.

"Queen ..." panggil Zenith.

Air matanya sudah mengering.

"Ya?"

"Aku mohon bantuanmu, aku ingin berubah."

Queen bisa melihat dengan jelas, Zenith sudah kehilangan harapan untuk cinta keluarga dimatanya, terganti oleh sebuah ambisi, yang Queen yakini pasti sebuah keinginan balas dendam.

ZENITH Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang