BONUS CHAPTER

3.4K 374 16
                                    

Rambut biru malam gadis itu sudah di potong sebahu, mata bintangnya berkilat dingin ketika menatap sesosok pria yang sedang memegang setangkai bunga mawar di depannya.

"Dilihat dari sisi manapun ini tidak masuk akal! " Si gadis menggeleng.

Samuel mendesah kecil. "Ohh, ayolah aku kakakmu Zen... "

"Ini tidak masuk akal, kenapa wajah secantik diriku bisa mempunyai kakak sebangsat kamu? "

Zenith menjatuhkan bunga ditangan Samuel menggunakan tembakan kelopak mawar.

Samuel langsung menegakan tubuhnya, matanya seketika berkaca-kaca.

"QUEEN ZENITH KENAPA? " Rengeknya sambil berlari ke arah Queen.

"Tubuhnya sudah banyak menerima sihir, kehilangan ingatan adalah hal wajar. " Penjelasan Queen membuat Samuel hanya dapat mengepalkan tangannya kesal.

"ZENITH AKU KAKAKMU LOH! "

Tapi pria itu tanpa lelah terus mengejar sang adik yang lari ketakutan ketika melihatnya.

Grep.

"Akh! '

Samuel tidak bisa melangkah ketika ada telapak tangan kekar menahan kerah bajunya dari belakang.

"Hei sial----kak suho?! "Pria yang baru saja mau memaki itu langsung menelan bulat-bulat suaranya.

Suho---pria itu tanpa bicara menyingkirkan Samuel ke belakang, kemudian mendekati Zenith yang sumringah menatapnya.

"KAK SUHO! "

Samuel terhuyung, jatuh ke rumput, pria itu tiba tiba menangis kencang. Membuat Zenith yang tengah berada di pelukan Suho mau tidak mau menghampiri sang kakak dengan wajah menahan geli.

"Ke--kenapa hanya aku yang tidak di ingat? " Samuel sesegukan, merasa marah dan frustasi.

Zenith berjongkok di depan Samuel, mengulurkan tangannya dengan senyum lebar.

"Bukan salahmu kak, kamu juga dikendalikan sihir. Aku bisa merasakan sedalam apa rasa sayangmu padaku. Lagian, aku tidak akan pernah jadi pemenang jika masih memiliki dendam. "

"HUWA ADIKKU! "

Dua bersaudara itu berpelukan haru, jatuh ke rumput bersama kemudian tertawa bahagia.

***

"Jadi.. Anak jalang ini harus di apakan? " Siwon dengan kilatan amarah menatap Rose yang dikurung di penjara bawah tanah.

"Jangan apa-apakan aku, om~."

Siwon mengeram marah, nyaris saja melempar pedangnya pada Jisung yang sedang bersandar di tembok.

"Shut, yang bukan keluarga Eperanto gak diajak. "

"Duke, aku sebentar lagi jadi menantumu loh. Jisung Eperanto! " Jisung tersenyum percaya diri.

"Huh, terserah dirimu bocah." Siwon menggeleng pasrah. "Apa aku harus membunuhnya? "

"Tidak boleh! " Suara tegas itu membuat Siwon menoleh dengan tatapan hangat.

"Rose tidak boleh dibunuh! " Ujar Zenith tegas.

"Uh putriku memang ba----"

"Dia harus disiksa sampai memohon-mohon untuk mati, ketika dia sudah mati maka hidupkan lagi. Jika begitu, maka baru terasa adil untukku! " Zenith berujar dengan santai, menggerakan sulur mawarnya untuk mengikat seluruh tubuh Rose yang tak berdaya.

"---bi, putriku memang babi. "

Tiga orang dalam penjara seketika menoleh malas ke arah pintu. Tepat dimana Chenle dan Lily datang.

"Chenle yang bilang loh~." Lily menerobos masuk, memeluk tubuh Zenith antusias.

Zenith hanya mendengus pelan, mengelus surai pink lembut milik sang pelayan. "Iya aku percaya kok. "

Chenle hanya dapat pasrah, sudah lelah dengan tingkah laku kekasihnya.

Ah, bukan, lebih tepatnya calon istri.

"Duke Kai mana? " Zenith menoleh ke sekeliling, daritadi, dia tidak menemukan Kai.

"Dia sedang mengobrol dengan Que--apa itu? "

Chenle terjengkit kaget saat merasakan asap hitam penuh aura membunuh melewati tubuhnya.

Asap hitam pekat itu masuk ke dalam sel. Belum sempat mereka menyadari apa yang baru saja datang.

Pekikan menyakitkan dari dalam sel membuat semua orang membulatkan matanya.

"Ini balasan dendam ku, atas seberapa tersiksa nya Suho sahabatku dan tentang bagaimana tersakiti nya tunangan ku selama ini. "

Tubuh Rose sudah belah menjadi dua bagian, tertusuk di bagian kepala menerobos tenggorokan hingga berhenti di bagian selangkangan.

Darah ada dimana-mana, di lantai, tembok penjara, Pedang milik Kai atau pada sulur mawar Zenith yang masih mengikat tubuh Rose.

Maka...

Semuanya mulai tertata sejak saat ini.

Kecuali tentang...

"TUNANGAN APANYA? LANGKAHI DULU MAYATKU JIKA INGIN MEMINANG KAKAK! " Pekik Jisung tidak Terima.

"Jangankan dilangkahi, akan ku ludahi mayatmu!"

"Hei sialan! Dasar Duke sok keren! "

Mungkin, Zenith akan menghadapi hal yang lebih melelahkan selain Kebangkitan.

Ya...

Rumitnya percintaan~

ZENITH Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang