aku bingung

2.8K 362 6
                                    

Malam malam ketika keluarga mereka sedang duduk di ruang santai. Ketika, sang ayah dan Samuel kalut oleh kelakuan Zenith. Seorang utusan datang mengirimkan surat.

Surat dari Duke Agung Kai.

Permohonan pertunangan.

"Ini serius? " Samuel terkesiap.

Siwon apalagi. Dia berdesis, agak kesal. Kai bahkan tidak pernah bertatap muka secara santai dengan dirinya. Ada apa gerangan dia ingin melamar sang putri?

"Kau pernah bertemu Duke Kai? " Isi hati Siwon diutarakan oleh pertanyaan Samuel.

Rose tidak bisa berpikir, dia menggeleng.

"Tidak bertemu juga, adikku banyak yang cinta. Kau kan cantik jelita, " Puji Samuel.

"Ah kakak! " Ujar Rose manja, dia makin besar kepala. Tidak tahu saja, bahwa surat itu salah penerima.

Siwon berdehem. "Memang kapan dia akan kemari? "

"Dalam surat sih lusa. " Seru Rose semangat. "Tapi bagaimana dengan Chenle? " Matanya menyorot ragu.

"Ah iya. " Samuel menggaruk rambut, tidak tahu harus apa.

Rose melipat bibir. "Inikah susahnya cantik, aku jadi diperebutkan dua pria. "

Samuel dan Siwon sontak tertawa. Rose amat menggemaskan.

Tapi di tengah tawa itu dia kepikiran Zenith. Setelah berbincang sebentar dengan sang ayah pria itu melesat ke kediaman Zenith.

Hanya untuk mendapati Zenith tidak ada di kediamannya, bahkan ketika jam sudah menunjukan pukul 12 malam.

Samuel tidak tahu apa perasannya, ada gejolak rasa yang tak bisa dia utarakan. Jadi, ketika Zenith sampai pukul 2 pagi Samuel langsung membentak nya. Mengeluarkan kata-kata menyakitkan untuk Zenith.

Yang Zenith fokuskan hanya tentang sisi buruk Samuel. Bukan pada ketulusan dimana dia menunggu Zenith dari jam 7 malam hingga pukul 2 pagi.

***

Flashback off.

Chenle, Lily, dan Zenith masih menunggu di kediaman Zenith. Si gadis pelayana dan tuan muda Cerodontha masih terkena shock.

Sedangkan Zenith tidak bisa berhenti sambil cengengesan menunggu kedatangan Jisung.

Hanya beberapa waktu setelah pergi dengan sihirnya, Jisung kembali dengan senyum lebarnya.

"Sudah aku duga kak, keluargaku juga mengira kamu Rose! " Serunya.

Zenith mengangkat tangan ke udara, lalu menerjunkan nya gembira.

"Kau sudah melakukan nya?"

"Iya, aku suruh keluarga Jung membawa hadiah ke kediaman Eperanto."

"Kapan? "

"Besok, bertepatan dengan kedatangan Duke Kai. Aku yakin, Eperanto akan menyatukan dua pertemuan itu supaya citra Rose semakin terlihat baik. "

Zenith mengangguk. "Pasti, supaya Kai berpikir Rose semakin hebat karena di lirik Keluarga Jung."

Dua orang itu asyik masuk kedalam obrolan. Menyisihkan dua orang lainnya yang melongo tidak mengerti.

"Apa yang kalian bicarakan? " Tanya Lily.

"Ah jadi apa kalian ingin mendengarnya? " Zenith menoleh, memekik semangat.

Chenle dan Lily sontak mengangguk. Setelah mendengar cerita dari Zenith dua orang itu jadi sangat antusias.

"Apa kalian ingin melihat hal luar biasa yang akan terjadi besok? " Tanya Jisung, masih tidak bisa melunturkan raut senang di wajahnya.

Chenle dan Lily mendadak muram.

"Aku hanya pelayan."

"Dan aku bukan siapa-siapa. "

Zenith berdecak, tanpa ragu merangkul pundak dua orang tersebut.

"kan ku perkenalkan kalian sebagai teman seorang pewaris takhta. Putri dari Hayan De Nychtas. Sebagai kekuasaan tunggal yang tidak ada siapapun yang dapat mengusiknya! "

Zenith bertekad, dia akan berdiri dengan  kakinya, dengan kekuatan dari sang kakak---Suho, dan dengan nama sang ibu yang bersinar terang. Sebagai salah satu Duchess terbaik yang pernah ada di Kekaisaran.

Zenith bertekad tidak akan mencoreng nama indah sang ibu, hanya untuk mengemis cinta dari keluarga yang bahkan enggan mengangap Zenith ada.

***

Rose kembali ke kediaman utama, wajahnya masih basah oleh jejak jejak air mata. Penampilannya berantakan, antara amrah, kecewa dan malu.

Dia melihat sang ayah yang terlihat sibuk, sibuk untuk menjamu kedatangan Kai besok. Tanpa pikir panjang rose menabrak dadanya, dan menangis histeris disana.

"Ayah, coba tebak apa yang kak Zenith lakukan padaku. Hiks hiks!"

Siwon hampir saja terjungkal, dia membelai rambut lembut sang putri. "Memang apa, hmm? "

"Kak Zenith selingkuh dengan Chenle! " Tangis Rose meledak lagi.

"Tenang sayang, buang saja sampah putih itu. Kau sebentar lagi punya Duke Kai, " Ujar Siwon berusaha menenangkan.

"Tetap saja aku benci" Rengek Rose. "Pokoknya ayah harus hukum mereka, aku mau ayah mengurung kak Zenith!"

Rose meraung, menghentak-hentakan kakinya ke lantai. Siwon menggeleng, mendekap sang putri semakin erat.

"Kau belum tahu wajah tunangannu kan? Soalnya pagi pagi sekali kau sudah lari untuk pamer pada Zenith. " Siwon terkekeh kecil mengingat kelakuan sang putri. "Ini lihat. " Di menyodorkan sebuah lukisan.

Mata Rose sontak membola.

"Ayah, dia tampan sekali!! "

Pekikan gembira Rose terhenti saat Samuel datang dengan wajah kecut, dia menyodorkan sebuah surat.

"Ada surat lagi untuk Rose, ini dari kediaman Jung. " Ujar Samuel. "Ini surat pin emas, sepertinya surat ekslusif. "

"Kau kenapa terlihat lesu? " Tanya Siwon heran. Rose mengangguk lucu.

Samuel menggeleng. "Akbukan lagian seorang kakak sekarang, " Gumamnya pelan.

Rose berlari kecil menuju Samuel. "Walaupun aku kelak sudah menikah dengan duke terhebat di Kekaisaran, aku akan tetap mencintai kakak! Kakak adalah kakaku selamanya, "kata Rose manis.

Samuel mendengus. " Lupakan."

ZENITH Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang