pertemuan pertama dengan orang tua (calon) muridd

3.7K 464 16
                                    

Zenith tidak tahu kemana dia harus berteduh, tapi yang pasti dalam pikirannya hanya terlintas satu nama.

Jung Jisung, penyihir tengil itu.

Dia ingin ke tempat dimana Jisung berada.

Hanya itu yang Zenith inginkan dalam hatinya, pusaran sihir mengelilingi tubuh Zenith. Lalu, gadis itu di tarik pada sebuah ruang hampa.

Brak!

"AAA ICUNG AKU DILAMAR DUKE KAI!" Zenith berteriak tidak lama setelah mendarat, dia ingin bercerita tentang betapa berantakannya hari ini.

Suasana hening, tidak ada Jisung yang berlari khawatir padanya. Atau, bergelayut manja seperti biasa. Zenith membuka mata. Lalu ...

RASANYA DIA INGIN MATI SAJA!

"Siapa itu?"

"Orang gila?"

Bisik-bisik para pelayan dan keluarga Jisung membuat Zenith meremat gaunnya. Kenapa dia mendarat disini? Ah, tidak. Dia yang salah. Dia yang ingin ke tempat jisung, dan kebetulan jisung sedang rapat keluarga.

Zenith ingin pergi lagi dengan sihirnya, tapi mana Zenith sudah terkuras habis. Gadis itu hanya dapat melemaskan bahunya kemudian menangis histeris.

"Hei dia kenapa?" Jung Nara spontan memekik kaget.

Tapi, Zenith bahkan tidak punya tenaga untuk malu, sudah terlanjur basah dia menyelam saja.  Pikiran dan hatinya berantakan, kusut, dan awut-awutan. Tapi instingnya menyuruh gadis itu menangis, setidaknya untuk mengeluarkan emosi yang selalu dia tahan-tahan.

Jisung menggeleng, terkekeh geli, ada kalanya Zenith begitu keren, kadang begitu bodoh, dan di lain waktu berubah menjadi gadis biasa yang lucu.

"KAKAK!" Pria itu merentangkan tangannya, melompat dari kursi kebesaran di samping sang kakak, kemudian memeluknya erat.

Jung Nara dan Jung Jaehyun makin heran, perangai Jisung berubah menjadi aneh. Biasanya, pria kecil itu bahkan engan di sentuh keluarganya, sifatnya tertutup dan pemarah semenjak hilang beberapa tahun lalu.

Kini dia bahkan dengan ceria menoel-noel pipi Zenith sambil mengejek betapa jeleknya gadis itu saat menangis?

"Kakek, dan kakak!" Jisung berteriak lantang. "Dia adalah guruku."

Zenith berhenti menangis, dia mendongak untuk melihat ekspresi terkejut Jaehyun dan Nara.

"Dia ...?" Sang kakek bertanya ragu.

"Iya!" Jawab Jisung antusias. "Dia sangat keren, hebat, dan berbakat, coba tunjukan kak!"

Zenith mengehentikan tangisnya, ini kesempatan langka Jsiung sudah memberinya kesempatan. Dia berdehem dan menyorot lurus penuh keyakinan ke depan. Semua menantinya tidak sabar.

"Satu tambah satu sama dengan dua."

ZENITH Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang