TAMAT?

4.1K 387 16
                                    

Queen melipat tangan di depan dada berdecih melihat tampilan muram orang orang yang duduk di depannya.

"Ckckck keluarga kalian menyedihkan ya? " Sarkas gadis itu.

Siwon dan Samuel mengangguk setuju.

"Menurutmu orang seperti apa Zenith. " Queen kembali melempar pertanyaan setelah meneguk teh-nya.

"Dia putri yang buruk, " Ujar Siwon. "Yah meski aku tahu kenapa aku begitu membencinya. "

"Coba ceritakan mengapa?"

Siwon menarik nafas panjang kemudian menatap ranjang tempat putrinya berbaring lalu seuntai cerita mengalir dari mulutnya yang dihiasi jambang
Tipis.

"Hayan adalah ducness terhebat, saking hebatnya dia menganggap semua hal bisa dia lakukan sendiri dia sibuk pada kekuasaannya hingga aku mencari wanita lain.

Nampaknya dia tidak pernah mencintaiku, dia bahkan tidak bereksperesi ketika aku membawa pulang gadis gadis muda.

Kami secara alami membangun tembok masing masing. Hayan dengan temboknya yang kokoh dalam ruangan sepi untuk menata kediaman eperanto dan aku di ruangan sebelahnya, dengan suara desahan bersama selir selirku.

Hayan tidak pernah marah, tidak pernah terlihat senang, semua yang dia lakukan hanya sebatas formalitas.

Hingga suatu hari dia menunjukan amarahnya, itu kali pertama dia benar benar murka. "

Siwon menjeda sebentar ceritanya, dia memijat pelipis dengan pening.

"Aku memperkosa seorang pelayan, pelayan yang jadi teman satu-satunya Hayan. Dia menyuruhku menikahi pelayan itu lalu dari rahim si pelayan terlahir anak laki laki tertua keluarga Eperanto.

Dia ... Suho Eperanto .

Pada akhirnya aku kalah, aku benar benar jatuh pada pesona Hayan aku menghamilinya lalu lahir dua anak kembar Samuel dan Xavier, kelakuan mereka bangsat bangsat mungkin karena membuatnya kurang ikhlas. "

Brak!
Queen menekan cangkir tehnya kemeja, hingga terdengar suara yang cukup nyaring gadis itu menghela nafas jengah.

"Ceritakan intinya, aku tidak. Peduli silsilah keluargamu!" Perintah Queen.

Siwon mengangguk sama sekali tidak tersinggung dengan sikap kurang ajar Queen.

"Perlahan kami mulai terbuka, saling jatuh cinta, melewati malam malam bahagia dan terlahir Zenith.

Tapi malapetaka datang, aku di sihir seorang janda penguasa ilmu Hitam dia mengutuk ku untuk mencintainya, efek sihir itu membuat aku menyiksa istriku

Hayan pergi membawa Zenith dan Suho, lalu Xavier yang sangat mencintai ibunya dengan muak pergi dari kediaman Eperanto.

Hanya Samuel yang ikut terkena sihir Si Janda, efeknya membuat Samuel sangat mencintai Rose.

Pada akhirnya si Janda mati efek sihir itu hilang dan aku dengan gembira menjemput putriku, Hayan sudah pergi saat aku datang maka dari itu aku bejar benar menyesal dan menjaga Zenith sepenuh hati. "

Queen menyodorkan sapu tangan kepada Samuel yang terlihat ingin menangis.

"Lalu kenapa sifatmu pada Zenith begitu kejam? Dan kenapa kau mencintai Rose seperti itu? " Tanya Queen

"Meski sudah mati, dia menggunakan semua sihirnya untuk mengutuk putriku. Putriku tidak boleh mencintai dan dicintai maka aku menggunakan segala upaya untuk menyelamatkan hidup Zenith. Termasuk menyihir aku dan Samuel agar membenci Zenith.

Samuel sudah berkali kali terikat ilmu hitam itu alasan dia tidak mendapatkan kekuatan suci Eperanto. "

Queen mengangguk, cukup tersentuh dengan sedalam apa keluarga mereka saling mencintai.

"Jadi intinya apa kalian mencintai Zenith? "

"Sangat! " Jawab Samuel tegas. "Bahkan aku tidak menyesal mengutuk diriku sendiri, menderita oleh rasa sakit setiap malamnya, karena jantungku berdetak untuk melihat adikku tetap hidup. "

Ada suara tangisan pelan dari arah ranjang, ada seorang gadis bersurai biru malam yang menutup wajah dengan telapak tangannya.

"Kakak dan Ayah benar benar bodoh! "

Queen tersenyum, gadis itu sudah bangun dari tidur lelapnya. Sang penyihir diam-diam pergi mbuat ruang agar sang Eperanto bisa saling bertukar cerita.

"Karena sejatinya keluarga adalah ikatan saling terbuka dan mempercayai." Gumam Queen sambil mengulas senyum lebar tatkala tiga orang dalam ruangan berpelukan haru.

Gadis itu menoleh dan mendapati sosok pria berwajah dingin mengulas senyum hambar.

"Misi selesai pelanggan rahasia, Zenith sudah menemukan arti kehidupan dan kebahagiaan sesuai perintahmu, " Seru Queen bangga.

"Lalu kenapa aku masih hidup? Bukankah jika Zenith mati sekali lagi kau bilang akan melahap jiwaku? "

"Rasa jiwa dari manusia tidak bahagia mungkin kurang enak, temuilah adikmu!" Queen menepuk pundak Suho pelan.

ZENITH Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang