perlawanan kecil

7.4K 822 34
                                    

"Apa yang kamu lakukan pada Rose!"

Suara Siwon menggelegar saat Zenith baru saja memasuki ruang kerjanya. Gadis itu menelan ludah susah payah, berusaha menormalkan emosinya yang akhir-akhir ini sering meledak.

Setelah kematiannya yang ke-17 Zenith merasa begitu mudah tersulut emosi.

"Aku tidak melakukan apa-apa ayah," ujar Zenith.

"Hahh!" Siwon berdecih. "Kau pikir aku akan percaya? Setelah aku melihat dengan jelas goresan di pipi Rose!"

Zenith menggemelatukan giginya, wajahnya terangkat. Matanya sedingin kutub saat menatap sang ayah yang memasang wajah bringas.

"Hanya tergores, dia tidak mati!" Ujar Zenith, berusaha menekan intonasi suaranya agar terdengar tetap sopan.

Ucapan Zenith sepertinya mempengaruhi Siwon. Langkahnya menuju Zenith, hentakan sepatunya saja terdengar begitu angkuh.

Plak!

Tangan lebarnya menampar pipi Zenith, meski sempat terhuyung beberapa langkah ke samping. Zenith kembali menegakan tubuhnya.

"Apa maksud ucapanmu, Hah? Kamu berharap adikmu mati?" Teriak Siwon marah.

"Tentu tidak ayah." Zenith menampilkan senyum khasnya. Senyum lebar yang sekilas terlihat manis, namun jika dilihat lebih lama itu sedikit ... sadis?

"Aku adalah anak yang bodoh dan aib keluarga." Zenith menekan dalam-dalam setiap kata yang dia ucapkan.

"Mana mungkin aku bisa memerintah seekor hewan sihir dengan tingkat sihir menengah, itu terdengar seperti dongeng dari mulut bocah pembohong bukan?"
Zenith bertanya seraya menaikan sebelah alis. Menekan kata bocah pembohong hingga membuat rahang sang ayah kembali mengeras.

"Dari ucapanmu nampaknya kamu tidak memiliki kasih sayang terhadap adikmu!" Sentak Siwon kesal.

"Oh mana mungkin ayahku sayang." Zenith mengedipkan satu matanya, meniru gaya Queen. Membuat si gadis penyihir yang bersembunyi di luar jendela tertawa geli.

"Lihatlah tanganku yang melepuh ini, Rose menjatuhkan teh panas padaku kemarin. Tapi aku tidak marah sama sekali, aku sangat menyayanginya."

Siwon terdiam.

"Semua sangat menyayangi dia kan?" Rose kembali berucap, kali ini dengan nada mendayu.

"Ayaah juga sangat menyayangi dia, padahal dia bukan benihmu, dia bukan sprema milikmu."

Plak!

Rasa asin darah mengaliri mulut Zenith, wanita itu tersenyum sekali lagi. Di susul oleh teriakan marah Siwon yang seketika memberikan perintah mutlak.

"HUKUM GADIS TIDAK TAHU MALU INI!"

***

NYAII POTONG RAMBUT PREEEN
TAPI KEPENDEKAN😭😤

ZENITH Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang