Zenith bersenandung riang. Queen telah pergi, tugasnya sudah usai setelah membuat fisik Zehith berubah. Kepribadiannya? Queen rasa, Zenith tidak perlu lagi ajarannya. Gadis itu sudah membangun kokoh mentalnya sendiri, jauh sebelum Queen hadir.
"Nona!" Seorang pelayan datang menerobos masuk, membuat Zenith nyaris saja mencekiknya dengan tangkai mawar jika saja dia tidak melihat raut berbinar pelayan muda itu.
"Tidak sopan," desis Zenith.
"Maafkan aku nona," seru gadis cantik itu, masih dengan ekspresinya yang berbinar. "Tolong angkat aku jadi pelayanmu!"
Zenith diam.
"Kau memang pelayan, kan?" Tanya Zenith heran.
Lily tertawa. "Maksudku, pelayan yang bisa kau percaya, pelayan pribadimu!" Ujar si gadis.
"Kenapa?"
"KARENA KAMU KEREN, KAMU MEMBUAT NONA ROSE SEPERTI SEMPAK YANG BERGELANTUNGAN DI JEMURAN."
Hening.
Masih hening.
Zenith menatap Lily dingin, si gadis yang semula mengepalkan tnagan semangat kini melemaskan bahunya. Lagian, mana mungin Zenith yang sangat keren mau menerimanya kan?
"BWAHAHAH!"
Lily terkesiap saat mendengar tawa Zenith yang begitu puas, wanita bersurai bjru malam itu bahkan sampai memukul-mukul tembok di depannya dengan tawa yang tidak kunjung berhenti.
"Bwahah dia seperti sempak?" Zenith mengulum senyum. "Baiklah kau di terima Ly."
"Aaaaaaaaaaaaa terimaksih nona!"
***
***
Lily sangat cekatan dan asyik dia yang menyadari bahwa tidak ada baju yang muat di zenith segera menyuruh para prajurit menyuplai baju baru.
Tapi, yang datang malah sekumpulan baju bekas Rose. Tentu saja gadis pelayan itu marah sampai merobek-robek baju di depannya.
"Sedang apa?" Tanya Zenith yang baru keluar dari kamar mandi, melihat raut kesal Lily dan tangannya yang tidak berhenti merobek-robek membuat Zenith tertawa.
"Dasar para babu kurang ajar!" Serunya marah.
"Sudah tidak apa-apa, lihat ini."
Zenith menjentikan jarinya, sebuah percikan api keluar. Menyulut baju-baju di lantai. Api dengan cepat berkobar, Lily bertepuk tangan senang. Semakin kagum dengan sang tuan.
"Nona bisa sihir?" Tanya Lily takjub.
Zenith meniup tangannya, sombong. "Tentu saja bisa, aku diajari seseorang."
"Siapa orang itu?"
"Rahasia."
Api semakin cepat berkobar, angin yang berhembus dari jendela yang terbuka membuat api-api di lantai melahap kaki ranjang milik Zenith.
"Nona cepat padamkan." Seru Lily
"Orang itu tidak mengajarkanku cara memadamkan api!" Panik Zenith.
Lalu begitu saja ...
Sekarang Zenith terpaku di depan kamarnya yang sudah gosong, hancur berantakan, api berhasil di padamkan, tapi barang-barang di dalam sudah tidak dapat diselamatkan.
"Bagaimana ini?" Tanya Lily panik.
"Ayo pindah ke kamarku yang lama!"
***
"APA YANG TERJADI?"
Siwon marah setelah melihat kamar putrinya sudah hancur berantakan, sedangkan sang empu bersembunyi di balik tirai di kamar sebelah Rose.
"KAU BELUM PUAS DIHUKUM HAH?" Teriak Siwon lagi.
"Ayah jangan marah-marah," kata Zenith sambil menyibak tirai. Melihat sang ayah dengan mata dinginnya. "Nanti cepet mati."
Siwon terkesiap, putrinya berubah sangat pesat. Rambutnya serupa langit malam, matanya secerah bintang-bintang. Mirip mendiang istrinya dulu.
"Ka--" suara Siwon tercekat di tenggorokan.
Pria tua itu menghela nafas.
"Kamarku jelek ayah, nyaris mirip seperti kamar para pelayan. Apa pantas darah murni eperanto yang diwarisi kekuatan suci para leluhur diperlakukan begini?"
Zenith mengangkat alis, lagi-lagi ucapan dari mulutnya membuat Siwon tidak dapat berkata-kata.
"Jadi kau benar memiliki kekuatan itu?"
"Ya."
"Itu kekuatan milik kakakmu!"
"Nyatanya aku yang mendapatkannya, kekuatan itu hanya datang pada orang yang 'pantas' haha." Ujar Zenith diakhiri kekehan meremehkannya. "Mungkin kakak belum pantas."
"ZENITH BERANINYA KAMU, AKU AKAN MEREBUT KEKUATAN ITU, KAU TIDAK PANTAS, KAU AIB!"
Zenith hanya mendengus.
"Terserah, yang penting sekarang ini kamarku. Jika ayah tidak memperlakukanku dengan baik dalam hal finansial aku akan menyebarkan pada orang-orang bahwa aku pemilik kekuatan ini." Zenith merunduk, sorot matanya tersirat ancaman. "Kira-kira betapa malunya kakak nanti kan?"
Akhirnya, Siwon eperanto hanya dapat pasrah.
"Baiklah."
"Tidak mau!" Sela Rose tiba-tiba. Matanya berkaca-kaca, sambil melirik Zenith takut-takut. "Dia monster ayah, bagaimana jika dia menyiksaku lagi?"
"Kemarin kau seperti sempak yang bergelantungan, jangan-jangan kau sempak ayah, bisanya cuman bergantung dan menempel pad ayah, dasar beban!!" Tukas Queen.
"Ughh aku berbakat, aku selalu membuat nama Eperanto bersinar." Ujar Rose tidak terima.
"Tapi aku darah murninya."
Siwon berteriak marah, tangannya bergerak cepat mengunci rose dalam kukungan mawar-mawar hitam. Seluruh ruangan disekitarnya ikut terkunci tangkai mawar. Termasuk kamar Rose.
"AYAHH!" rengek Rose. "Sebentar lagi ada pesta mewah yang diselenggarakan keluarga Jung, gaunku ada di dalam huhuhu!"
"Jangan merengek Rose, kau tidak boleh ijut ke pesta itu!" Seru Siwon marah. Dia bahkan tidak peduli pada tangisan nyaring putri tirinya.
Sedangkan di dalam, Zenith tersenyum penuh kemenangan.
Karena membuat Siwon mengurungnya di sini adalah bagian dari rencana gadis itu. Rencana besarnya!
***
HAHAHAHAHAHAAHHAHAH
KAMU SEDANG MEMBACA
ZENITH
FantasyNona muda ini selalu mati dan hidup kembali. Tapi, dia selalu menjadi gadis bodoh dan buruk rupa dalam waktu yang lama. Setelah kematiannya yang ke-17 Zenith berubah, dia buang segala hal tentang hidup nona bangsawan. Awal mula perjalanannya yang pa...