aku lapar woy

2.9K 415 31
                                    

Suasana masih dalam keadaan kacau, Rose yang keras kepala dan kekanakan menerjang tubuh Jisung.

Jisung sih tidak apa-apa, hanya saja untuk menjalani perannya dia pura pura jatuh ke lantai sambil menangis.

"Huwaa! "

Nara tidak bisa melihat putranya diperlakukan seperti itu, dia menyingsing lengan bajunya kemudian menampar pipi Rose.

"Hei, hei apa yang kau lakukan? "

"Beraninya kau pada putraku, anak tiri bodoh! "

"Putramu sama tidak sopannya dengan ibunya, sebaiknya beritahu putramu dimana ayahnya! " Teriak Rose marah, dia memegang pipinya yang berdenyut nyeri akibat tamparan Nara

Mata Jaehyun dan Nara membola, apalagi melihat Jisung yang merangsek mundur seolah shock dengan perkataan Rose.

Jaehyun kehabisan kesabaran, dia meledakan sihirnya pusaran angin mendorong Rose jatuh ke lantai, Samuel dan Siwon juga tercekik angin itu.

Siwon berusaha menetralkan sihir Jaehyun, pria itu memegang lehernya.

"Sepertinya ada kesalahpahaman disini, jadi apa yang sebenarnya terjadi? "

Zenith benar benar takjub, efek acting Jisung ternyata sebagus ini.  Melihat pria berwujud bocah itu datang dengan mata berkaca kaca sambil memegang jemarinya, Zenith hampir meledakan tawa.

Untung saja, Chenle segera menyikut tulang rusuknya dengan mata mendelik.

Zenith segera mengendong Jisung. "Jangan menangis sayang, " Bisiknya lembut.

Jisung menghentikan tangisan nya. Dia mengalungkan lengannya pada leher Zenith.

"Dia penyelamatku, dialah putri Eperanto. " Ujar Jisung lantang.

"Menyelamatkan apa tuan muda? " Samuel bertanya.

"Itu bisa kami jelaskan. " Jaehyun memijat pangkal hidungnya, pening sekaligus marah. Tapi, hatinya kembali tenang ketika melihat sang cucu tertawa di gendongn Zenith.

Rose masih duduk di lantai, Shock setengah mati. Dia dapat melihat jelas aura kemarahan dimata sangat ayah. Siwon bahkan engan membantunya berdiri. Tangan Rose terkepal marah.

"AAAAA! " Rose menjerit seperti orang gila, bertepatan dengan pria berpakaian Ksatria yang masuk ditemani 2 pengawalnya.

Pria yang sana persis dengan di lukisan yang ditunjukkan Siwon.

Duke Agung Kai.

"Hiks hiks hiks. " Air mata Rose jatuh.

Zenith bajingan, akan aku buat kamu menderita setelah aku jadi istri Duke kai. Dia pasti akan sangat marah ketika melihat gadis yang dicintainya menangis tak berdaya seperti ini.

Kurang lebih, begitulah isi pikiran Rose. Jangankan peduli pada tangisan menyedihkan Rose. Kai bahkan menghindar dengan tatapan jijik ketika Rose dengan manja mau memeluknya.

Sekarang, gadis itu kembali jatuh ke lantai.

Wajah Rose benar-benar memucat sepenuhnya, matanya memutar dan penuh oleh kabut amarah. Hei, dia benar benar berasa terhina hari ini!

"Apa yang kau lakukan? " Jerit Rose sambil mrremat ujung gaunnya.

Kai mengernyitkan dahi heran. Dia merasa dia tidak salah apa apa, dia hanya menghindar sedikit karena kaget ada siluman yang mau menerjang badannya. Itu hal normal kan?

"Aku mau melamar putri Epranto, "jawabnya ringan.

" AKU PUTRI EPERANTO! "

Zenith sudah tidak kuat cekikikan, sementara Chenle terus menyenggol gadis itu agar tidak kelepasan.

Kai hanya ber oh ria mendengar teriakan Rose lagi. Dia membungkukkan badannya sedikit.

"Maafkan saya, saya sudah lama di medan peperangan sampai tidak ingat rupa putri angkat duke Eperanto. "

Rose makin melemas, saking lemahnya sampai mau muntah. Siwon dan Samuel tidak kalah pusing, semuanya terasa seperti permainan. Baru tadi Rose tersenyum bangga seolah berada di puncak piramida sekarang jatuh terhempas tak tersisa.

Kai mendekat sambil tersenyum lebar ke arah Zenith. Samuel segera menghadang langkahnya.

"Mungkin anda salah orang? "

Kai berdecak, heran dengan keadaan rumah ini. Harusnya Zenith datang menyambut dia kan? Kenapa suasana suram sekali.

"Aku tidak mungkin salah, " Ujar Kai lantang. "Nama Rose eperanto untuk pemilik kekuatan mawar kan? "

Samuel kicep, tak bisa berkata-kata. Apalagi dia melihat aura Kai yang murni seolah benar-benar tidak mengenal Zentih atau Rose.

"Tidak seperti itu juga duke. " Samuel menggaruk tengkuknya. "Rose adalah dia. " Jemarinya menunjuk pada Rose yang sudah berdiri.

Kai shock setengah mati. "Dilihat dari manapun dia tidak punya kekuatan mawar----"

"Iya betul namanya tidak cocok dengan sikapnya kenapa namanya tidak Beban eperanto saja?! " Tukas Jisung, cowok itu sudah berhenti menangis. Celetukan Jisung di angguki keluarga Jung.

Hampir saja Rose kembali meledak, jika Siwon tidak menutup mulutnya dengan sihir.

Kai mengeluarkan pedangnya.

"Yang akan aku pinang hari ini, adalah gadis ini. Putri murni berdarah Eperanto, lahir dari Hayan Valissa Nychtas. Aku mungkin tidak tau siapa namanya, tapi aku tidak pernah bercanda dengan segala ucapanku." Kai menumpu tubuhnya dengan pedang, berlutut di bawah Zenith.

"Kakanya pernah bilang padaku, dia punya adik secantik hamparan bintang dimalam hari. Lalu bilang padaku, kelak suatu hari jika kami bertemu jagalah dia. "

Semua terkesiap. Kakaknya? Jangan jangan...?!

"Aku sudah bersumpah pada Suho Eperanto akan menjaga adiknya seperti dia menjagaku! "

Zenith terhuyung, mendengar nama Suho dari bibir Kai sebuah ingatan seperti berusaha menerobos masuk.

Ekspresi Siwon bahkan jauh lebih buruk lagi, dia mengepalkan jarinya.

"Suho Eperanto, bahkan ketika kau sudah aku buang kau masih mencoba membunuh putriku, ha?? "

Tepat setelah ucapan Siwon selesai, wajah Zenith memutih dan tubuhnya ambruk seketika.

***

APANIH KOK SUHO DI SEBUT BERUSAHA BUNUH ZENITH SIH?

ZENITH Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang