bagian 4

618 177 244
                                    


Dari dua ratus sekstiliun bintang di langit malam. Aku terlahir sebagai atakoraka yang tak memesona. Paling muram diantara hamparan bintang lainnya. Sepanjang malam aku larut dalam ketakutan, yang membuatku kian temaram. Tak adil rasanya, aku kehilangan segalanya. Aku adalah bintang tanpa perhatian. Entitasku  tersembunyi dibalik kegelapan. Aku adalah bintang yang hilang dari jarak pandang. Tak terlihat oleh mata telanjang. ~Diary Sesi

Saat ini Vishaka bersama Michael, dan juga Aksa sedang menonton pertandingan futsal di GOR karena salah satu sahabat mereka yaitu Naufal ikut serta dalam pertandingan tersebut. Mereka hadir untuk mensupport Naufal dan tim nya supaya lebih semangat.
Naufal memang biasa main bersama pemuda-pemuda sekitar tempatnya tinggal  hampir setiap hari dirinya menyempatkan waktu untuk latihan. Tak heran jika sekarang mereka sudah berani untuk unjuk diri dalam suatu kancah pertandingan.

Pertandingan futsal yang terbuka untuk umum tersebut membuat Naufal dan tim nya tertarik untuk ikut serta, apalagi Hadiah dan benefit nya yang menggiurkan.

Naufal dan tim mulai memasuki lapangan stadion, Naufal gagah menggunakan Jersey bola, dia tersenyum tatkala menyadari sahabat-sahabat nya hadir untuk mendukung dirinya yang akan menghadapi final perebutan juara 3, ya kemarin sahabat-sahabat nya itu tidak sempat hadir mendukung tetapi sekarang mereka menyempatkan hadir untuk menyaksikan pertandingan final tersebut. Rasa gugup yang tadi sempat menyerang perasaan Naufal kini mulai hilang ketika sudah menyaksikan wajah ceria milik sahabat-sahabat nya tersebut.

Nonton bola kalo udah final memang sangat menegangkan, tentu saja karena masing-masing tim enggan untuk mengalah, mereka tidak akan menyerah begitu saja setelah melewati proses penyisihan yang panjang. Masing-masing tim tentu saja sangat mendambakan menjadi juara.

"Go Naufal, go Naufal go," sorak Aksa sedangkan Vishaka dan Michael menahan malu lantaran hampir seluruh penonton menyorot ke arah mereka bertiga karena salah satu di antara mereka nampak begitu heboh.

Vishaka mengenakan mantel dari Hoodie yang dirinya kenakan untuk menghindari malu. "Lain kali Lo gak usah ikut," hardik Vishaka.

"Bisa-bisanya gue punya sahabat yang malu-maluin kek lo," timpal Michael.

Aksa hanya nyengir kuda.

Persaingan kedua tim yang sama-sama memperebutkan juara 3 tersebut semakin sengit. Belum ada yang berhasil mencetak gol padahal babak pertama sebentar lagi berakhir. Sepertinya memang mereka sama sama berambisi kuat untuk meraih juara 3 tersebut.

Peluit pertanda babak pertama telah berbunyi. Kedua tim beristirahat sebentar dan juga diberi waktu untuk beristirahat sebentar.

Lima belas menit berlalu, pertandingan babak kedua akan segera dimulai,kedua tim sudah bersiap-siap di lapangan kali ini mereka kembali dengan semangat yang kian membara. Para penonton pun dibuat tegang seketika, beberapa persen di antara penonton mulai menerka-nerka siapa kiranya yang akan menjadi pemenang, akankah jagoan mereka atau tim lawan?.

Vishaka, Aksa dan Michael juga tak kalah tegangnya, mereka berdoa semoga Naufal dan tim nya bisa keluar sebagai juara.

Babak kedua 10 menit lagi akan berakhir tetapi belum juga ada yang berhasil mencetak gol.

Suasana yang makin menegangkan kini semakin memanas, pasalnya terlihat saat ini Naufal sedang mendribble bola dengan lincahnya. Tim lawan sedikit kewalahan untuk merebut kembali bola tersebut. Sebentar lagi Naufal akan semakin dekat dengan gawang lawan. Namun ketika Naufal hendak melakukan tendangan, suatu yang tak diinginkan terjadi, dengan sengaja salah satu dari tim lawannya mendorong Naufal sampai terjatuh dan bola yang akan di tendangnya meleset begitu saja ke sembarang arah.

Para penonton seketika bersorak geram atas pelanggaran tersebut, termasuk Vishaka, Aksa, dan Michael. Semuanya meminta wasit untuk memberikan sangsi. Meminta Wasit dapat memberikan tendangan bebas kepada tim yang dilanggar.

VISHAKATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang