bagian 44

90 8 0
                                    

Sore ini Bara bersama Intan mendatangi rumah Elegi atas perintah Vishaka. Kedua bocah itu membawa surat yang akan diberikan kepada Elegi. Elegi tersenyum menerima surat dari tetangganya tersebut. 

"Memangnya masih zaman mengirim pesan menggunakan surat?" Celetuk Elegi seraya memandangi surat di tangannya tersebut. Kemudian setelah Bara dan Intan pergi Elegi segera membawa surat tersebut, dia akan membukanya di kamar. Jujur Elegi penasaran dengan isi surat tersebut pasalnya Vishaka tidak pernah mengiriminya surat seperti ini, melainkan selalu chat atau bertemu langsung.

Jantung Elegi berdetak lebih kencang dari biasanya setelah membaca isi surat yang dikirim oleh Vishaka. Elegi mengusap matanya memastikan jika dirinya tidak salah baca. Wajah Elegi memerah merona setelah mengetahui jika dirinya tidak salah membaca. Isi surat tersebut benar-benar mengejutkannya. Suhu tubuh Elegi mendadak menjadi panas di ruangan kamar ber AC tersebut. 

Malam Pun tiba Elegi segera menuju balkon kamarnya, balkon adalah tempat favorite Elegi sewaktu awal pindah ke rumah tersebut. Dimana dari balkon tersebut berhadapan langsung dengan balkon kamar milik Tetangganya. Tiap malam Elegi bisa menatap indahnya langit malam dengan nyanyian indah serta alunan gitar merdu dari balkon tetangganya tersebut yang juga suka menikmati keindahan langit malam.

Kebiasaan itu hampir setiap malam Elegi lakukan, hingga suatu hari dirinya tertangkap basah oleh Vishaka. Untungnya selama ini Vishaka tidak pernah membahas masalah ini kepada sahabat mereka yang lain, jika tidak bakalan semalu apa Elegi.

Malam ini dari balkon kamarnya Elegi kembali menyaksikan Vishaka yang sedang bermain gitar dan menatap ribuan bintang di langit. Jantung Elegi berdegub kencang tatkala Vishaka melompati pembatas balkon tersebut, kini jarak Elegi dan Vishaka begitu dekat.

"Selamat malam Elegi Swastamita," ucap Vishaka.

"Kenapa sih aneh banget," ujar Elegi dengan kikuk.

Vishaka meraih tangan Elegi, kemudian menggenggamnya erat. "Ele biarkan aku mengutarakan perasaanku, dan jangan di Potong sebelum aku selesai," ujar Vishaka.

Elegi mengangguk, dia memberanikan diri untuk menatap lelaki pemilik mata coklat hazel tersebut.

"Ele, sejak awal kamu menampakkan diri di hadapanku, aku berpikir jika kamu adalah gadis yang begitu aneh dan bobrok. Jujur saja aku tidak menyukai hal itu."

Perkataan Vishaka tersebut sebenarnya membuat Elegi cukup malu, dirinya memalingkan muka nya dari Vishaka kini. Ingin membela dirinya tetapi Vishaka bilang jangan memotong omongan Vishaka yang belum selesai.

"Tapi semenjak kita semakin dekat dan aku mengetahui fakta-fakta baru tentang dirimu, aku merasa iba dan semakin hari aku selalu ingin melindungi dirimu. Apalagi mengetahui jika Ayahmu menikah lagi, aku melihat kamu berubah dan murung, sejak itu aku selalu menyempatkan waktu bersamamu hingga kamu bisa menjadi sahabat kami."

Mengetahui jika Vishaka baik kepadanya hanya karena merasa iba kepadanya membuat Elegi cukup berkecil hati. Matanya memerah menahan tangis.

"Setelah lama kita saling mengenal ternyata aku telah salah dalam memberi penilaian kepadamu, kamu bukan gadis yang aneh tetapi kamu unik."

Penjelasan berikutnya membuat Elegi tak kuasa menahan tangisnya, air mata yang sejak tadi dirinya tahan kini tak mampu lagi dirinya bendung.

"Hei jangan nangis, aku belum selesai ngomong."

Vishaka membawa Elegi ke dalam pelukannya, menenangkan gadis tersebut. Mengelus rambutnya dengan lembut lalu menepuk-nepuk pundaknya pelan.

"Aku lanjutkan," ucap Vishaka yang di jawab anggukan oleh gadis yang ada di dalam pelukannya tersebut.

"Semakin hari kita semakin dekat, dan aku merasa kamu benar-benar gadis yang berbeda tidak seperti kebanyakan gadis pada umumnya. Kamu unik dan faktanya aku menyukai keunikan yang ada pada dirimu Ele."

Elegi mendongak menatap lelaki pemilik mata coklat hazel tersebut, tak ada kebohongan dari raut wajahnya. Elegi segera memalingkan wajahnya ketika Vishaka tersenyum. Kini detak jantung Elegi sepertinya mampu di dengar oleh Vishaka.

"Ele, selama ini aku tidak pernah dekat dan berteman baik dengan perempuan manapun. Kamu satu-satunya yang bisa menjadi teman baik ku. Dan sekarang bagaimana pendapatmu jika aku menginginkan hal lebih dari hanya sekadar teman saja?"

Hening Elegi tak mengeluarkan jawaban apapun, Vishaka merasa jika Elegi mungkin tidak memiliki perasaan kepadanya.

"Maksudnya gimana?" Elegi akhirnya mengeluarkan suaranya untuk bertanya kejelasan atas omongan Vishaka barusan.

"Maksudku mau kah kamu jika aku mengajakmu untuk menjalin sebuah hubungan, emmh pacaran?" Jelas Vishaka dengan sedikit kehilangan kepercayaan dirinya.

Suasana kembali hening Vishaka terus menunggu Elegi untuk memberikan jawaban,  Dia juga enggan terkesan memaksa.

"Memangnya apa yang bisa diharapkan dari gadis aneh ini?" Jawab Elegi.

"Harus ku akui menganggapmu sebagai gadis yang aneh adalah kesalahan yang tak bisa aku maafkan pada diriku sendiri," jelas Vishaka dia menatap Elegi dengan penuh rasa penyesalan.

"Kamu tidak perlu merasa bersalah karena aku justru menyukai diriku yang aneh."

Elegi menggenggam tangan Vishaka "Terima kasih karena telah mengajarkan begitu banyak hal berharga yang tak pernah aku pikirkan sebelumnya, mungkin gadis aneh ini sudah waktunya untuk menjadi kekasih dari lelaki yang tak pernah lelah dihadapannya sekarang," jelas Elegi disertai senyuman tulusnya.

"Itu artinya kamu nerima aku buat jadi pacar?" Tanya Vishaka.

Elegi mengangguk dan tersenyum malu, "Iya aku terima," jawabnya.

Vishaka tersenyum senang karena pernyataan cintanya diterima baik oleh Elegi meskipun agak telat. Malam itu menjadi malam yang sangat membekas di ingatan Vishaka maupun Elegi. Keduanya tak pernah menyangka jika kisah mereka akan terpatri juga.

"Menurutmu apakah kita perlu membicarakan hubungan kita dari yang lain?" Tanya Elegi.

"Tidak perlu mereka akan tau sendiri nantinya," jawab Vishaka dan Elegi hanya mengangguk.

Penantian panjang Elegi yang mengagumi Vishaka diam-diam sekarang meraih hasil yang setimpal. Kini keduanya resmi menjadi sepasang kekasih.




















VISHAKATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang