Buntut panjang dari kesepian. Merasa mungkin dunia akan menghantam secara habis-habisan. Merasa dunia tidak adil, dan tidak menganggap dirinya ada. Tapi, Vishaka tidak berhenti meyakinkan dirinya bahwa dia bisa melewatinya sendirian.
"Ngelamun aja, ada apa?" Naufal menepuk bahu Vishaka. Sedari tadi Naufal perhatikan Vishaka melamun dan tampak tak fokus.
Vishaka tersenyum kepada Naufal, seolah menjawab pertanyaan Naufal barusan, Vishaka baik-baik saja. "Gue lagi mikirin kemana kucing yang gue temuin kemarin, padahal gue udah bawain dia Whiskas sama Royal Canin. Gue udah bela-belain datang pagi-pagi buta buat nemuin dia. Mau nyari sekarang tapi pelajaran pertama udah mau dimulai," jelas Vishaka.
"Kucing?" tanya Naufal yang masih tidak mengerti.
Vishaka menepuk jidatnya pelan, dirinya lupa bahwa Naufal tidak tau perkara kucing yang dirinya maksud. "Jadi kemarin kalian kan pulang duluan tuh, nah gue pulangnya terakhir terus gue denger ada suara kucing, gue cari ternyata ada di atas pohon lengkeng yang ada di lapangan bawah, yaudah gue bantu turunin deh tu kucing, terus gue udah janji buat ngasih dia Whiskas sama Royal Canin," jelas Vishaka dengan begitu detailnya.
"Perkara kucing doang lo gak harus ngelamun, ntar kesambet," kelakar Naufal membuat Vishaka jengah, Naufal tidak tau betapa seekor kucing begitu sangat menggemaskan.
Kucing yang Vishaka maksud adalah seekor kucing yang saban hari drinya bantu turunkan dari atas pohon. Vishaka sudah berjanji akan memberikan kucing tersebut Whiskas dan Royal Canin. Rencana Vishaka istirahat nanti dirinya akan kembali mencari kucing tersebut di area sekolah.
Kemarin Vishaka masih tidak berani untuk membawa kucing tersebut ke rumahnya. Vishaka masih memiliki trauma di tinggal pergi oleh kucing peliharaan nya sebelumnya. Dulu Vishaka pernah memiliki seekor kucing yang dirinya rawat sedari kecil, rasa sakit ditinggalkan pergi oleh seekor kucing begitu menyesakkan, apalagi kucing tersebut lah yang biasa menemani hari-hari Vishaka.
Lama menunggu akhirnya waktu istirahat tiba, Vishaka segera meninggalkan kelasnya dia tidak mempedulikan Naufal yang memanggilnya. Vishaka ingin segera menemukan kucing itu sebelum jam berikutnya akan di mulai lagi. Membayangkan kaki mungil kucing itu membuat Vishaka gemas sendiri, apalagi membayangkan wajah kucing tersebut yang begitu polos.
Vishaka menajamkan pendengarannya kala indera pendengarannya mulai menangkap getaran suara kucing. Vishaka berbinar kala seekor kucing mulai tertangkap oleh penglihatan nya. Kucing yang tampak berteduh di bawah salah satu mobil itu menghampiri Vishaka seolah dirinya menunggu kehadiran Vishaka sedari tadi untuk menagih janji Vishaka kepadanya.
"Meow...Meow."
Vishaka mengelus bulu-bulu halus dan lembut dengan warna oranye berpadu putih milik kucing tersebut. Kucing tersebut berguling-guling kesenangan saat menerima sentuhan menggelikan dari Vishaka. Vishaka menekan hidung mungil kucing tersebut "Udah lama ya nunggunya?" ucap Vishaka, sementara kucing tersebut menganggukkan kepalanya seolah mengerti dengan perkataan Vishaka.
Naufal, Aksa, dan Michael menahan tawa melihat tingkah Vishaka. Mereka tadi sengaja mengikuti Vishaka untuk mencari kucing tersebut. Bahkan mereka merelakan waktu istirahat mereka terbuang begitu saja demi membantu Vishaka mencari kucing tersebut.
Vishaka membawa kucing tersebut berteduh di bawah pohon lengkeng tempatnya menemukan kucing itu kemarin.
"El, tolong cariin wadah buat tempat makan ni kucing," perintah Vishaka.
Michael mendesah pelan "Gue lagi, emang gue ini kacung apa," pasrah Michael meskipun begitu dirinya tetap pergi mencarikan wadah yang akan digunakan sebagai tempat makan kucing tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
VISHAKA
Teen FictionJika hidup di ibaratkan dengan kertas kosong, putih, polos maka tinta apa yang akan kalian inginkan untuk mewarnai hidup kalian? Fanatik jika seseorang selalu memperhatikan dan berusaha membahagiakan orang lain, namun lupa untuk membahagiakan diriny...