bagian 10

378 99 257
                                    

"Aku bakal jagain kamu karena kamu pantas buat dijaga."

_Vishaka Bimantara

Case Naufal Baswara👇

HAPPY READING

Seminggu sejak kejadian itu Elegi lebih sering merenung, mendapati dirinya di sudutkan dengan kata-kata tidak beriman membuatnya semakin down. Tapi sungguh dukungan dari satu orang mampu mengalahkan ribuan orang yang memintanya menyerah. Terbukti meskipun hanya Lia yang menginginkan Elegi untuk tetap hidup, dan orang lain menginginkan hal sebaliknya. Dukungan dari ibunya itu masuk dalam salah satu alasan Elegi untuk tetap bertahan hidup, dan berusaha untuk tidak mengulangi kelakuan nya seperti tempo hari.

Demi apapun Elegi terkejut tatkala pagi ini Vishaka menghampiri dirinya, menawarkan diri untuk mengantarkan dirinya ke sekolah padahal sekolah keduanya berbeda. Elegi pikir tadi Vishaka akan pergi bersama Sherina, yang dirinya alami ini nyata bukan? Elegi tidak sedang bermimpi kan?.

Lia tersenyum menyaksikan putrinya bersama Vishaka, sepertinya rencananya untuk meminta Vishaka mengantarkan Elegi ke sekolah berhasil. Elegi juga tampak begitu berbinar. Itulah yang Lia rindukan dari putrinya, binar penuh keceriaan yang mampu membuat dunianya merasa aman.

Dapat Elegi lihat dengan jelas bagaimana raut muka Sherina yang menatapnya bengis saat ini, tapi Elegi memilih acuh toh ngapain harus peduli kepada nenek sihir itu.

"Elegi berangkat ya Ma," Elegi mencium takzim tangan ibunya begitu juga Vishaka yang melakukan hal yang sama.

"Hati-hati di jalan, Tante titip Elegi ya," kata Lia seraya menepuk pelan bahu Vishaka yang sedikit lebih tinggi darinya.

Vishaka mengangguk mengiyakan perkataan Lia.

Sherina menghentakkan kakinya, dia memasang raut muka cemberut dengan tangannya bersedekap di depan dada "Terus aku berangkat sekolahnya sama siapa? Harusnya kamu tuh berangkat sama aku Ka, bukan sama Elegi. Kalo kita kan satu sekolah, sedangkan Elegi beda sekolah," protes Sherina.

Sebelum Vishaka mengeluarkan sepatah kata, Lia lebih dulu mendekati Sherina tatapan tajam Lia berikan kepada anak tirinya tersebut. "Vishaka saja tidak keberatan buat nganterin anak saya, kamu tenang saja saya bisa kok nganterin kamu ke sekolahmu," dengan muka cemberutnya Sherina tidak berani menatap Lia, wajar saja karena saat ini tidak ada Sarah yang biasa membela nya. Tadi pagi Sarah sudah berangkat lebih dulu bersama Andra.

Usai Vishaka dan Elegi berangkat, Sherina masuk ke dalam rumah. Dia memilih untuk tidak sekolah hari ini lantaran kesal. Mungkin dia akan mengadu kepada Sarah, tapi Lia tidak peduli biarin saja seorang perebut memang pantas diperlakukan begitu.

Lia tidak bodoh, dengan membiarkan suaminya menikah lagi bukan berarti posisinya kalah dari istri muda. Lia harus mempersiapkan segala sesuatunya sebelum dia menunggugat Andra, Lia harus mendapatkan jaminan yang layak tentunya untuk dirinya dan Elegi sebagai orang yang sudah lama membersamai Andra sedari susah.

.
.

"Malam-malam akhir ini gue merasa ada yang hilang, lo tau gak apa?" Vishaka membuka percakapan antara dirinya Elegi yang sejak tadi hening.

"Apa?" Elegi menanggapi dengan perasaan dag-dig-dug.

"Seorang gadis yang biasanya liatin gue dari balkon, tiba-tiba hilang gue pikir dia udah gak suka sama gue, tapi nyatanya dia sedang rapuh,"  jelas Vishaka.

Deg.

Apakah Elegi tidak salah dengar? Seorang Vishaka berkata begitu, berarti selama ini Vishaka menyadari dirinya yang selalu memperhatikan Vishaka dari balkon. Dapat di pastikan muka Elegi saat ini sedang memerah hanya saja sedang tertutup helem. "Aku enggak liatin kamu kok," sanggah Elegi.

VISHAKATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang