Berpura-pura baik-baik saja bukanlah hal buruk. Justru itulah hal yang kerap kali diterapkan dalam pribadi orangtua kita yang kadang pura-pura sudah kenyang, hanya karena kepentingan anak-anaknya agar bisa makan dengan kenyang. Tapi tidak untuk sebaliknya, seperti saat kita sedang sakit. Menjadi pura-pura baik-baik saja itu TIDAK PERLU, meskipun tujuannya agar tidak merepotkan orang lain. Tetap, itu menutup jalan kebaikan orang untuk peduli terhadap kita.
~Author Gemes
Vishaka berangkat sekolah dengan lesu pagi ini. Ketika memasuki kelasnya ia menjumpai Naufal, Aksa dan Michael yang menatap heran kearahnya.
Dia memutuskan untuk tiduran di atas kursi yang telah disusunnya, dengan tas sebagai bantalan. Jujur saja pagi ini ia merasa sangat mengantuk, semalam ia tidak bisa tidur entah apa penyebabnya. Ia juga tidak mengisi perutnya dengan sedikitpun makanan. Wajar saja ia terlihat sangat lelah.
Vishaka benar-benar merasakan dampak dari kecerobohannya. Hidupnya berantakan, ia kehilangan separuh semangat hidupnya.
Tidur Vishaka harus terganggu, karena jam pelajaran pertama telah dimulai. Vishaka belajar dengan otak yang tidak bisa diajak bekerja sama. Merasa kepalanya pusing, ia memutuskan untuk izin ke UKS. Vishaka pikir di UKS pikirannya bisa sedikit lebih tenang.
" Buk, saya izin ke UKS ya," Pamitnya seraya mengangkat tangannya meminta izin. Mendapat izin dari guru yang mengajar Vishaka segera melangkah keluar kelas, ia sempat menatap Naufal, Aksa dan Michael sesaat.
Melihat Vishaka berjalan dengan lesu meninggalkan kelas membuat Naufal, Aksa, dan Michael sedikit tidak tega. Tetapi harus bagaimana lagi Vishaka tidak suka jika mereka terlalu ikut campur urusannya.
Saat berjalan menuju UKS Vishaka merasa lututnya melemas, terasa berat untuk di ajak melangkah. Penglihatan nya memudar. Ia memegangi kepalanya yang terasa sakit, dengan berjalan tertatih sebisa mungkin ia berusaha untuk segera tiba di UKS.
Brakk...
Vishaka tak mampu lagi menyeimbangkan bobot tubuhnya, ia ambruk. Samar-samar penglihatan Vishaka mulai tertutup.
"Apa udah waktunya gue mati ya," racaunya sebelum matanya tertutup sempurna.
Beberapa menit berlalu dua orang siswi yang hendak ke UKS dibuat kaget. Mereka kaget karena melihat Vishaka yang tertidur di koridor menuju arah UKS. Mudah memang untuk mengenali Vishaka, most wanted di sekolah itu.
"Bangun, ngapain tidur disini," ucap keduanya seraya mengguncangkan pelan badan Vishaka.
Melihat tak ada pergerakan, kedua siswi itu pun menyubit sedikit pipi Vishaka. Tetapi tetap tidak ada pergerakan, kulitnya pun sangat pucat dan dingin saat disentuhnya tadi. Kedua siswi tersebut menghelah nafasnya tenang ketika mengetahui nadi Vishaka masih berdetak.
"Tolong ada orang pingsan," teriak kedua siswi tersebut.
Beberapa orang yang kelasnya berada dekat dengan tempat itupun menghambur keluar kelas untuk melihat siapa yang pingsan. Termasuk Naufal yang tadinya izin ke WC pun turut melihat siapa yang pingsan.
Naufal kaget ketika melihat Vishaka terbaring tak berdaya. Ia begitu menyesali atas sikapnya pagi ini, padahal Naufal tahu sendiri apa yang di derita oleh Vishaka. Bersahabat sejak SMP membuat Naufal tahu banyak tentang Vishaka. Tapi Vishaka tetaplah Vishaka, keras kepala dan susah untuk diomongin.
"Minggir," seru Naufal seraya menerobos kerumuman yang hanya membuat Vishaka akan sulit bernafas.
Naufal mengangkat Vishaka ke punggungnya dibantu oleh seorang siswa lainnya, dengan tertatih ia membawa Vishaka masuk ke dalam mobil taxi yang sudah di pesankan oleh mereka tadi. Yang dibutuhkan Vishaka bukan lagi perawatan di UKS. Vishaka harus segera di bawa ke rumah sakit.
KAMU SEDANG MEMBACA
VISHAKA
Teen FictionJika hidup di ibaratkan dengan kertas kosong, putih, polos maka tinta apa yang akan kalian inginkan untuk mewarnai hidup kalian? Fanatik jika seseorang selalu memperhatikan dan berusaha membahagiakan orang lain, namun lupa untuk membahagiakan diriny...