bagian 14

251 51 68
                                    

RASA PENYESALAN

Tolong berhenti menyudutkan seseorang, jika tidak menjadi dirinya secara langsung, kita hanya bisa menilai saja tanpa tahu rasanya jadi dia.

_Author

Di sekolah Elegi berniat memberikan Nasi Goreng buatannya kepada Zaidan, sebagai ucapan terimakasih nya karena telah mengantarkannya pulang kemarin. Namun ia tampak ragu untuk melangkah ke kelas Zaidan karena banyak kakak kelas nya disitu.

"Tidak apa, Bismillahirrahmanirrahim," Elegi berucap seraya menghirup nafas dalam meyakinkan dirinya bahwa tidak akan terjadi apa-apa disana.

"Permisi kak, apa kak Zaidan nya ada di dalam kelas?" tanya Elegi kepada salah satu siswi yang berada di depan kelas XII IPS 1 itu.

Siswi tersebut mengangguk seraya menatap Elegi heran, berani sekali gadis seperti Elegi mencari seorang Zaidan.

Siswi tadi berteriak memanggil Zaidan "Oy Zaidan ada cewek nyariin lo nih," teriaknya.

Zaidan bangkit dari posisi rebahannya di meja, kemudian pergi ke luar kelas guna memastikan siapa yang mencari dirinya. Zaidan menatap tak percaya ketika melihat Elegi menemuinya.  Zaidan tersenyum kikuk, perasaan nya tiba-tiba kelu, jantungnya bertalu-talu.

"Aku bawain nasi goreng nih kak, cobain yuk," tawar Elegi dengan riang.

Zaidan mengangguk, lalu keduanya pergi ke taman sekolah, duduk di atas rumput yang dibiarkan tumbuh terawat di bawah pohon jambu air yang rindang.

"Nih kak cobain," Elegi menyodorkan sesendok nasi goreng buatannya ke arah Zaidan, dengan semangat Zaidan melahap nasi goreng tersebut.

"Enak kan kak?" tanya Elegi memastikan.

"Enak kok, enak banget malah. Ini mah masakan bintang Lima lewat," jawab Zaidan seraya terkekeh.

Elegi tersenyum senang mendapati makanan buatannya di bilang enak. "Lagi nih," kembali Elegi menyuapi Zaidan.
Hingga nasi goreng tersebut habis tak bersisah.

"Nih kak minumnya," Elegi menyodorkan sebotol air minum kepada Zaidan.

"Makasih ya Elegi," kata Zaidan.

Sedari tadi keduanya tidak sadar banyak pasang mata yang memandang keduanya dengan berbagai macam pandangan. Ada yang memandang baper, ada juga yang memandang kesal karena sebelumnya mereka telah lama menyukai Zaidan.

"Ke kelas ya, udah mau masuk lagi ini," Zaidan menarik tangan Elegi, dia akan mengantarkan Elegi ke kelas nya. "Belajar yang rajin, kalo di suruh-suruh sama Alana jangan mau," ucap Zaidan seraya menarik hidung Elegi gemas.

                          ****VISHAKA****

Setibanya di kelas nya Elegi dibuat tercengang oleh keadaan Alana yang sedang di maki-maki oleh teman sekelasnya, mereka melempari Alana dengan kertas dan sampah. Elegi tidak membetulkan perundungan seperti itu. Meskipun Alana sering berlaku seenaknya terhadap Elegi, namun Elegi tidak pernah sampai hati jika melihat Alana diperlakukan tak manusiawi seperti itu.

"Ada apa ini? Kenapa kalian melempari Alana dengan sampah dan kertas?"

Pertanyaan Elegi membuat mereka semua berhenti melempari Alana. Sementara seseorang yang sedari tadi siaran langsung mengalihkan kameranya kepada Elegi. Ribuan komentar berisi cacian terhadap Alana dapat dibaca dengan jelas disana.

Seseorang dari mereka mendekati Elegi dan menunjukkan sesuatu di ponselnya. "Lo liat perempuan di Poto ini, dia itu jalang," ucapnya pedas nya.

Elegi menutup mulutnya tak percaya, dia memandangi Poto itu kembali "Hapus gak!" tekan Elegi. Poto itu sangat tidak layak untuk diperlihatkan.

VISHAKATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang