Seribu cara untuk menutupi luka pasti akan ketahuan juga. Vishaka dan Naufal sekarang berada pelataran rumah sakit, sengaja keduanya tidak mengajak teman-teman mereka yang lainnya. Vishaka dan Naufal memang biasa ke rumah sakit hanya berdua saja seperti bermain kucing-kucingan agar tak diketahui oleh orang lain.
Vishaka menemui dokter Richard, sudah sekitar sebulan dirinya tidak menemui dokter muda tersebut. Vishaka menghirup udara dalam-dalam sebelum memeriksakan kondisinya sekarang yang tampak semakin kurus dan kadang di serang sesak nafas dan nyeri di dadanya.
Dokter Richard menghelah nafasnya kasar, kondisi Vishaka bukannya membaik justru semakin memburuk. Dokter muda itu sudah menyarankan Vishaka untuk meminum obatnya tapi cowok itu mengabaikannya.
"Kamu pasti tidak meminum obatnya, makanya sering cemas," tutur Dokter muda tersebut.
"Saya kelupaan, karena saya tidak merasa kenapa-kenapa," jelas Vishaka.
"Anxiety kamu kambuh, karena kamu karena lingkungan yang memicu stress dan membuat ketakutan, akibatnya kamu panik dan cemas berlebih. Setelah engalami serangan panik biasanya akan mengalami kelelahan yang cukup hebat. Adapun pemicu munculnya masih belum jelas, sebab gangguannya bisa muncul tiba-tiba."
Dokter Richard membahas detail masalah penyakit mental yang di derita Vishaka. Itulah sebabnya dirinya sangat mudah berubah perilaku dan emosinya dalam sewaktu-waktu.
Vishaka menghelah nafasnya pelan "Apa penyakit ini bisa sembuh dok?"tanyanya.
"Bisa selagi kamu meminum obat nya, mengikuti terapi, dan mengontrol diri dari rasa cemas tersebut, namun untuk lama waktu penyembuhan sendiri butuh waktu yang relatif berbeda tiap penderitanya, saya doakan kamu segera pulih dan pesan saya kontrol rasa cemas itu jangan biarkan dia menguasaimu," jelas dokter Richard lagi.
"Baik terimakasih Dok," jawab Vishaka.
Sepulang dari rumah sakit, Vishaka dan Naufal berbicara berdua di ruang tengah rumah Vishaka. "Sampai kapan lo nutupin ini semua dari yang lain?" tanya Naufal yang terdengar sudah pasrah atas tindakan Vishaka yang memilih menyembunyikan sakitnya tersebut.
"Gue gak mau bahas itu Fal."
"Tapi, kita semua keluarga dan mereka semua juga berhak tau," protes Naufal.
"Fal, gue itu gak kenapa-kenapa cuman masalah sepele juga." Vishaka menatap Naufal tak suka atas cowok tersebut yang mengatur-atur dirinya.
"Yaudah terserah lo," putus Naufal.
Tak lama setelahnya Bara dan Intan keluar dari kamarnya, Intan pastilah sudah sembuh hal itu membuat Vishaka bernafas legah.
Bara dan Intan mendekat ke arah Vishaka dan Naufal "Kak Shaka dari mana? tanya Bara.
"Tadi kakak habis pergi ke rumah teman ngerjain tugas," jawab Vishaka berbohong.
Bara dan Intan mengangguk mengerti. "Kok gak ada kak Ele, Intan mau main sama kak Ele," ucap Intan.
"Sebentar ya kakak telepon kak Ele nya dulu suruh main kesini," Vishaka memberi pengertian kepada Intan.
Tak lama setelah di telepon Elegi segera tiba di rumah tetangganya itu, Intan sangat senang melihat Elegi dan Vishaka pun senang karena Elegi adalah perempuan cekatan dan bisa di andalkan dibalik sikap kekanakan nya dia juga bisa bersikap dewasa. Vishaka mengulum senyumnya melihat Intan dan Bara yang begitu dekat dengan Elegi.
"Lo liat Fal, betapa bahagianya mereka, itulah alasan gue gak mau ceritain masalah penyakit gue yang akan membuat suasana menjadi buruk, Aksa dan Michael juga jangan buat mereka sedih karena gue. Cuman lo yang tau Fal, gue harap lo bisa jaga rahasia ini."
Vishaka berkata kepada Naufal dengan nada rendah sembari menatap ke arah Bara, Intan serta Elegi yang sedan tertawa riang dengan permainan mereka.
"Oke kalo itu emang keputusan lo, gue sebagai sahabat hanya bisa terus berdoa semoga saja sakit lo itu bisa sembuh total sesegera mungkin," jawab Naufal.
Vishaka tersenyum mendengar jawaban bijak Naufal "Terimakasih selalu menjadi sahabat yang baik buat gue," ujar Vishaka sembari menatap Naufal dengan perasaan tak bisa dijelaskan dengan kata-kata. Ternyata sahabat juga bisa jadi harta terbaik untuk Vishaka saat ini.
"Ah lo kek sama siapa aja, pake makasih segala," kata Naufal.
"Ah lo kek lupa gue aja, ajaran nenek gue masih mendarah daging bro, maaf, tolong, Makasih," ujar Vishaka.
"Iya deh si paling." pasrah Naufal dia mencibir ke arah Vishaka membuat cowok itu terkekeh kecil.
Siapapun pasti tau kedekatan antara Vishaka dan Nuafal yang telah terjalin sedari merekasmp itu banyak mengalami suka duka bersama, itu sebabnya keduanya sangat terikat satu sama lainnya.
"Eh telepon Aksa sama Michael ajak mereka kesini juga malam ini kita barbaque," Titah Vishaka.
Naufal mengangguk dan segera menghubungi Aksa dan Michael untuk segera membeli bahan-bahan dan langsung ke rumah Vishaka. Sementara itu Vishaka dan Naufal menyiapkan keperluan lainnya.
Vishaka menghampiri Elegi yang sedang bermain bersama Bara dan Intan di halaman. "Ele kamu siap-siap ya nanti malam kita mau Barbaque an." Beritahu Vishaka.
''Kok mendadak sih tumben banget," tanya Elegi.
"Ya lagi mau aja jarang-jarang kan kita semua ngadain acara kek gini," jawab Vishaka.
"Oke kalo gitu, aku balik dulu buat siap-siap ini Bara sama Intannya jangan lupa diliatin," ucap Elegi kemudian dirinya langsung pulang untuk bersiap-siap.
Sementara itu Aksa dan Michael sedang berbelanja daging, ikan,sosis, jagung, seafood, bakso, sayuran dan buah seperti yang diperintahkan oleh Vishaka tadi.
Setelah semuanya selesai dibeli, Aksa dan Michael segera membawanya ke rumah Vishaka, biasanya acara yang diakan secara mendadak memang lebih bagus daripada acara yang direncakaan dari lama pasti hanya akan menjadi wacana.
Selesai Sholat Magrib berjamaah kecuali Michael, mereka semua berkumpul di halaman rumah, Elegi juga sudah hadir karena Ayahnya juga sedang keluaar kota jadi dia bebas keluar malam, dan spesial untuk kali ini Mama Lia ikut Barbaque katanya ingin bergabung bersama geng anak-anak muda.
Mereka semua bercengkerama besenda gurau bersama tanpa saling menyinggung. Begitu asik suasana malam itu, Bara dan Intan asik sekali melihat ke arah langit yang bertabur bintang mendukung malam itu. Mungkin mereka pikir jika kedua orangtua mereka ada di langit melihat kebahagiaan mereka dari atas sana.
"Kak lihat deh dua bintangnya yang itu paling terang dari yang lain," ucap Intan kepada Bara.
Bara menggangguk dan tersenyum sumringah, "Dulu kan ibuk pernah bilang kalo kangen sama orang yang udah meninggal kita bisa liat mereka di langit sebagai bintang yang terang, jadi malam ini ibuk dan bapak sedang menyaksikan kita dari atas dengan bahagia," jelas Bara.
Mereka semua yang ada disana yang mendengar percakapan tersebut jadi tersentuh hatinya, mereka semua bergantian memeluk dan menguatkan Bara dan Intan. Malam itu menjadi malam yang sangat mengesankan untuk mereka semua.
KAMU SEDANG MEMBACA
VISHAKA
Teen FictionJika hidup di ibaratkan dengan kertas kosong, putih, polos maka tinta apa yang akan kalian inginkan untuk mewarnai hidup kalian? Fanatik jika seseorang selalu memperhatikan dan berusaha membahagiakan orang lain, namun lupa untuk membahagiakan diriny...