bagian 35

203 19 4
                                    

Jangan bermain api kalau tidak mampu memadamkannya, bisa-bisa niat membakar menjadi terbakar
-Gusnan Mulyadi

NOTE:

Tulisan ini hanya boleh dibaca saat kamu benar-benar sedang dalam mood yang baik. Karena di takutkan jika membacanya dalam kondisi mood yang kurang bersahabat maka akan sulit untuk menerima sedikit pesan yang akan author sampaikan. Kalo ada yang lupa sama Zaidan dan Dimas tolong baca lagi bagian 11.

Pagi ini minggu yang cerah, di rumah nya Elegi sedang berusaha tersenyum karena hari ini, sejak ia bangun pagi tadi tidak ada seorangpun yang mengucapkan kata selamat ulang tahun untuknya. Tapi wajar saja mereka orang yang sibuk, Mama Lia yang langsung pergi kerja, mama Sarah yang pergi ketemu sama geng nya. Sherina juga sudah pergi sejak pagi buta.Papa Andra yang ada bisnis keluar kota. Tidak ada yang tahu jika hari ini adalah hari spesial bagi Elegi. Namun, rasanya memang sulit jika mengharapkan sebuah ucapan selamat dari orang yang memang sama sekali tidak tergerak untuk melihat dan menatap ke arahnya.

"Happy birthday to me," gumam Elegi di depan kaca kamarnya ia terus mengamati dirinya di cermin nampak baik, bahkan cermin juga masih bisa membantu kebohongan Elegi dengan keceriaan palsu di wajahnya itu.

Elegi beranjak ia bosan berada di rumahnya ia memilih untuk pergi menemui Vishaka saja. Tetapi kedatangan Zaidan dan Dimas yang mendadak membuat Elegi mengurungkan niatnya untuk ke rumah Vishaka, ia memilih untuk menghadapi tamunya terlebih dahulu. Secara juga dirinya memang sudah agak lama tidak bertemu dengan Dimas dan Zaidan lagi. Meskipun Dimas dan Zaidan itu adalah ponakan dari Mama Sarah alias mama tirinya Elegi, tetapi Elegi tidak menaruh sedikit pun rasa benci di hatinya. Ia menerima dengan baik niat Zaidan dan Dimas yang menawarkan pertemanan.

Elegi mengajak Dimas dan Zaidan untuk masuk ke rumahnya. Mempersilahkan kedua saudara itu untuk duduk dan menikmati hidangan yang dirinya suguhkan.

"Ele, tau gak kenapa kita berdua tiba-tiba kesini?" tanya Dimas.

"Pasti kalian rindu sama Ele kan," jawab Elegi dengan mantap dan percaya diri.

"Parah lu cil, pede banget," ledek Zaidan.

"Biarin."

Dimas dan Zaidan mengajak Elegi keluar ke tempat keduanya tadi memarkirkan mobil di halaman rumah Elegi. Mereka berdua tadi sengaja belum membawa serta hadiah itu ke dalam rumah Elegi karena takut tidak akan surprise lagi. Oleh karena itu keduanya berinisiatif untuk mengambil hadiah yang mereka tinggal di dalam mobil itu. Mereka juga sekalian ingin pamit karena tadi seperti yang mereka lihat Elegi sedang ingin pergi namun urung, karena kedatangan keduanya.

"Happy birthday Elegi," ucap Dimas dan Zaidan serempak.

Elegi terkejut ia sama sekali tidak menduga jika Dimas dan Zaidan tahu bahwa hari ini adalah hari ulangtahun dirinya. Elegi terharu bahkan keluarganya saja tidak ada yang ingat hari ini hari ulangtahun nya. Mungkin bagi sebagian orang ini hanyalah masalah sepeleh toh meskipun orangtuanya tidak memberikan ucapan selamat tetapi pasti di hati orangtua itu memiliki kasih sayang.

Namun salahkah jika Elegi mempertanyakan kasih sayang orangtunya sekarang? Mungkin hanya Mama Lia yang sayang dengan dirinya selain itu enggak ada. Dulu keluarga mereka begitu harmonis sebelum Andra menikah lagi dan membawa serta istri baru dan anak tirinya untuk tinggal bersama mereka. Semuanya jadi berantakan sejak kedatangan mereka. Elegi jadi kehilangan semua kasih sayang yang harusnya dirinya dapatkan. Ia juga merasa seperti anak tiri padahal dirinya lah sang anak kandung.

"Ini hadiah buat Ele," penuturan Zaidan membuat Elegi tersadar dari lamunannya.

"Makasih," ucap Elegi seraya menerima hadiah dari Zaidan dengan haru.

VISHAKATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang