bagian 25

306 32 1
                                    

Apapun masalahnya
Bagaimana pun buruknya keadaan
Ingatlah, kamu tidak terjebak
Selalu ada jalan keluar.

~Google

Rumus untuk berhasil dalam hidup adalah jangan pernah menyerah dan putus asa terhadap apapun yang sedang menimpa.

Rumornya orang yang selalu kuat dan tidak mudah berputus asa adalah orang-orang yang hebat dan terpilih, karena tidak semua orang akan mampu menjadi kuat seperti dirinya.

Menunda diri untuk tidak menyerah walau kata lelah telah menyapa. Ibaratkan segelas garam yang di tumpahkan di sebuah danau ia tidak akan terasa apa-apa. Begitu juga sedikit luka yang diberikan kepada Vishaka , itu tidak terasa apa-apa baginya lantaran kekuatan nya seluas danau.

Menjaga diri dari perbuatan-perbuatan yang mengarah kepada hal yang menyimpang adalah bentuk perilaku peduli terhadap diri sendiri.

*

"Kalian anak kemarin sore mana ngerti masalah ini, lebih baik gak usah ikut campur," tekan Wildan ketika Vishaka, Naufal dan Michael mengutarakan niat mereka untuk ikut serta membantu mencari solusi untuk masalah yang sedang menimpa keluarga Sharawy.

Aksa menatap papa nya itu dengan tatapan yang tak bisa diartikan. "Sahabat-sahabat Aksa udah berbaik hati ingin membantu, setidaknya papa ngehargaain itu," ucapnya terdengar prustasi.

"Iya mas, setidaknya jika ada mereka Aksa bisa sedikit lebih aman, sampai nanti waktunya Aksa akan kita berangkatkan ke New York," timpal Aleta.

Wildan mengangguk-anggukan kepala nya mengerti atas ucapan istrinya barusan. "Bukannya saya tidak menghargai niat baik mereka, tetapi saya tidak ingin jika mereka terlibat dalam bahaya hanya karena ingin melindungi Aksa," perjelas William.

"Om sama Tante mau berangkatin Aksa ke New York? Kenapa om?" desak Michael shock mengetahui Aksa akan dikirimkan oleh kedua orangtuanya ke New York

Aleta mengangguk kemudian menatap Michael seraya tersenyum "Di New York Tante rasa Aksa akan aman," jawab Aleta.

"Kita ini sahabat dan sebagai sahabat akan saling melindungi, bahaya itu sudah resiko," kata Vishaka menimpali yang di angguki oleh Naufal dan Michael.

Aksa menatap haru ke arah ketiga sahabatnya itu "Thanks," ucapnya dengan mata berkaca-kaca.

"Tante sangat berterimakasih kepada kalian yang udah ngejagain Aksa, dan dengan rasa kepedulian kalian yang begitu solid Tante sangat bangga," ujar Aleta Seraya menatap wajah sahabat-sahabat dari anaknya itu dengan tersenyum.

"Untuk saat ini rencana om apa?" kini giliran Naufal yang angkat suara.

Wildan menggelengkan kepalanya pertanda belum ada rencana lain, "Selain akan memberangkatkan Aksa ke New York setelah menyelesaikan ujian sekolah nya nanti om tidak punya rencana lain, pikiran om buntu," jelas Wildan.

"Om tenang saja, kita semua akan bantu melindungi Aksa dari bahaya apapun yang terjadi," kata Naufal memenangkan.

"Terimakasih, tapi om rasa jika hanya mengandalkan kalian resiko bahaya itu tetap saja akan sama. Bagaimana jika om menyewa beberapa bodyguard?" Wildan menatap mereka semuanya meminta pendapat.

Aksa menggeleng cepat, baginya mereka semua terlalu berlebihan. Dia tidak suka diperlakukan seakan-akan dirinya begitu lemah dan harus dilindungi seperti itu. "Itu terlalu berlebihan Pa," Aksa menatap Papanya tidak setuju atas ide gila itu.

"Tapi itu demi kebaikan kamu sayang," sahut Aleta yang datang membawa minuman dan beberapa cemilan.

"Pa, Ma Pokonya Aksa gak mau sampe ada bodyguard segala. Lebay tau, Aksa bisa malu," mohon nya.

VISHAKATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang