bagian 19

211 46 111
                                    

Seringkali yang tidak memiliki hubungan darah sama sekali dengan kita, justru menjadi orang yang paling mengerti keaadan kita. Dan sebaliknya juga bisa terjadi, yang punya hubungan darah terasa orang asing.

                                         

Hari ini Arunika di izinkan pergi keluar oleh William, asalkan perginya bersama dengan Rigel. Seperti nya William tidak menaruh curiga kepada putrinya tersebut. Hal itu tentu mereka manfaatkan sebaik mungkin untuk bertemu dengan Vishaka.

Dengan perasaan senang Arunika berpamitan kepada William. Dalam hati ia memohon maaf karena harus melanggar aturan William yang melarangnya untuk bertemu dengan Vishaka.

William menepuk bahu Rigel, mata elangnya menyorot Rigel dengan tajam. "Rigel, saya sudah begitu percaya kepada kamu. Tolong jaga kepercayaan saya, mengerti?" ucap William seraya memegang pundak Rigel.

"Siap tuan," jawab Rigel seraya memberi hormat.

"Pa, aku cuman mau pergi keluar sekitar sini doang,  bukan mau pergi jauh-jauh banget," jelas Arunika, pasalnya sedari tadi William begitu nampak tak tenang membiarkan putrinya tersebut untuk pergi keluar, barang sebentar saja.

William memandangi dengan perasaan campur aduk kepergian putrinya itu, yang pertama kali pergi tanpa dirinya. Ia sempat merasa bersalah karena selama ini tidak memberikan putrinya itu kesempatan dan kebebasan untuk mengetahui dunia luar.

Waktu yang sedikit Arunika dan Rigel manfaatkan dengan langsung menuju rumah kediaman Vishaka. Namun rumah tersebut nampak sepi, seperti tak berpenghuni. 

Baru saja Arunika hendak pergi meninggalkan rumah tersebut, datang seseorang sepertinya tetangga yang tinggal di rumah sebelah. "Kamu Arunika ya? Kakaknya Vishaka kan?" tanyanya sok dekat.

"Iya betul, kamu siapa?" tanya balik Arunika.

"Aku Sherina, sahabat dekat nya Vishaka," jawab Sherina dengan menekankan kata sahabat dekat. Dasar terlalu percaya diri.

"Oh, Kamu tahu Vishaka sekarang lagi dimana gak?" tanya Arunika penuh harap.

"Emmh, dia udah dua hari ini di rawat di rumah sakit, waktu itu pingsan di sekolah,"  penjelasan Sherina tersebut mampu membuat persendian Arunika lemas seketika. Untung ada Rigel yang segera menguatkannya.

"Jangan bercanda ya, masa pingsan doang sampe di bawah ke rumah sakit," sanggah Arunika tak terima atas penjelasan Sherina barusan.

"Beneran, ngapain juga aku bohong. Sekarang dia di rawat di rumah sakit M. Yunus," jawab Sherina.

Mendengar itu perasaan Arunika semakin lemas. Ia baru tahu jika adiknya itu di larikan ke rumah sakit, kakak macam apa dirinya itu. Mungkin inilah yang sejak kemarin membuat perasaannya itu tidak tenang, dan selalu memikirkan adiknya itu.

Mengetahui bahwa Vishaka sedang di rawat di Rumah Sakit, Arunika dan Rigel segera menuju rumah sakit. Sebelumnya mereka singgah untuk membeli buah terlebih dahulu.

Setibanya di rumah sakit Arunika langsung masuk ke ruangan Vishaka di rawat. Ia melewati begitu saja tanpa menegur dan menyapa Naufal, Aksa, dan Michael yang duduk di kursi tunggu.

"Itu Siapa kok langsung masuk aja?" tanya Michael cengo bercampur heran.

"Kuyang kalik" cibir Aksa.

"Dia kakaknya Vishaka" ujar Rigel meminta maaf atas tindakan Arunika barusan. Kemudian ia ikut masuk mengikuti Arunika.

"Serius Vishaka punya kakak?" tanya Aksa shock sebab selama ini ia taunya Vishaka sudah tidak memiliki siapa pun.

Baru saja memasuki ruangan adiknya tersebut, Arunika melihat Vishaka yang sedang disuapi oleh Elegi. Iya, karena Vishaka terus memanggil-manggil nama Elegi sebelum sadar maka Naufal memutuskan untuk mengajak Elegi ke rumah sakit.

VISHAKATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang