07

824 84 14
                                    

Keesokan hari nya, jeongwoo benar di jemput oleh haruto.

" Pagi tante, om ".

" Eh Haru, pagi juga masuk masuk ".

" Iya Tante, eumm jeongwoo nya ada ".

" Aduhh gini, jeongwoo nya belum bangun ".

" Tante bangunin dulu yah, kamu duduk aja dulu ".

" Iya tante ". Haruto pun duduk di dekat ayah Jeongwoo.

" Haru, om minta maaf ya. Karena om gabisa nolak perjodohan yang Daddy kamu buat ".

" Iya om gapapa ".

' Sampai kapan pun gue gabakal setuju ama perjodohan ini. Sorry om anak om bakalan gue bikin sakit hati '. Batin nya sambil tersenyum tipis.

Sementara itu di kamar jeongwoo, bunda nya sudah beberapa kali untuk membangun kan jeongwoo namun anak itu tidak menunjukan bahwa dirinya akan bangun.

" Sayang, ada haruto di bawah ".

" Ayo Bangun ".

" Engghh, bunda ".

" Ada Haruto di bawah, mau jemput kamu loh ".

Mata jeongwoo langsung terbuka lebar, ia lupa jika hari ini ada janji untuk pergi ke butik.

" Bunda kok ga bangunin uwu dari tadi ". Ia bergegas pergi ke kamar mandi.

" Udah kok, kamu nya aja ga bangun bangun. Yaudah bunda ke bawah dulu ya ".

" Iya bun ". Ucap nya dari dalam kamar mandi.

.
.
.
.
.
Tak banyak yang Haruto dan kedua orang tua jeongwoo obrolkan. Mereka hanya bicara penting saja. Jeongwoo akhirnya selesai mandi dan bersiap.

Wajah haruto masih saja datar seperti biasanya, jeongwoo yang melihat ekspresi dari raut wajah haruto pun merasa kesal sendiri.

" Pagi pagi bikin gue naik darah aja ". Ucap nya pelan.

" Uwu berangkat dulu ya bun, yah ".

" Iya sayang hati hati ya ".

" Kalo uwu pulang nya telat, berarti uwu langsung kerumah si asa ya bun ".

" Iya iya ".

" Tante, Om kita berangkat dulu ".

" Iya haru ". Ucap kedua orang tua jeongwoo bersamaan.

Selama perjalanan jeongwoo maupun haruto sama sekali tidak mengeluarkan suara. Dan tak lama kemudian mereka akhirnya sampai.

" Turun ". Tanpa menjawab ucapan haruto, jeongwoo langsung keluar dari mobil dengan hati yang sangat sangat kesal.

.
.
.
.
.

" Biar gue yang pilih, because pilihan lo pasti buriq ".

" Serah ". Jeongwoo terlanjur kesal dengan semua yang di lakukan haruto padanya. Ia hanya pasrah jika di hari pertunangan nya akan memakai pakaian seperti apa.

" Maaf mas, adek nya mau dipilihin yang mana ". Ucap mba karyawan butik. Jeongwoo terkejut lantaran ia di sebut adik haruto.

" Bukan mba, saya bukan ad- ". Elaknya dan Jeongwoo langsung dapat cubitan kecil dari haruto.

" Gini nih mba, defenisi adik laknat ".

" Yaudah, mas nya atau adek nya yang milih nih ".

" Aku aja mba, soalnya style dia kampungan ".

" Kurang ajar bet sih ".
Jeongwoo memutar bola mata nya malas, ia sungguh malas berdebat dan berbacot ria dengan manusia satu itu.

" Gue denger yah ". Ucap nya membalas umpatan jeongwoo. Dan kembali memlilih pakaian.

Rasa # HajeongwooTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang