Seminggu berlalu. Jeongwoo masih belum bisa mengatakan semua nya pada haruto. Dan sejak kejadian di malam itu, dimana jihoon mengetahui semua nya. Ia jadi menghindari senior tampannya itu, ia hanya tidak enak pada jihoon karena telah membohongi dirinya dan banyak orang. Sebenarnya, bukan jadi masalah kalau jihoon tau. Tapi kata kata jihoon malam itu yang membuat dirinya berusaha menghindar. Saat ini ia pulang lebih awal tanpa haruto tau, ia ingin beristirahat di kamar nya saja.
" Kenapa masih nemuin gue sih ".
" Kita belum berakhir ingat itu to ".
" Kita udah berakhir sejak lama won, gue udah bahagia ".
" Cih, bahagia di bagian mananya. Coba gue pen denger bagian mana nya lo bahagia ".
" Gue mendapatkan seseorang yang tulus sama gue, ga berkhianat atas cinta gue. Meskipun kisah gue ama dia baru aja di mulai, kehidupan gue terjamin bahagia ama dia ".
" Oh ya, dan lo akan terus bahagia sama dia tanpa memiliki keturunan asli dari keluarga lo. Iya hah, ga kan. Sama aja dia cacat akan hal itu ".
" Gue udah sabar won atas sikap lo selama ini, lo ngatain jeongwoo apa tadi. Cacat akan hal itu, dengar won. Ga perduli dia cowo atau cewe, ga perduli jeongwoo bisa punya anak atau ga. Gue akan selalu ada di samping dia ".
" Lo ga akan bertahan untuk itu to, ingat kata kata gue. Dan terlebih lagi, gue udah bertemu ama bokap lo buat bahas hal ini. Gue yakin, bokap lo bakal terima tawaran gue dan akan menyingkirkan menantu yang tidak bisa punya anak itu ".
" Jaga mulut lo wonyoung ". Haruto benar benar murka pada wonyoung, jika saja wonyoung itu bukan wanita. Sudah sejak tadi ia pukuli.
" Lo akan memikirkan apa yang gue ucapkan tadi haruto, sampai kapan pun lo ga akan bahagia tanpa ada buah hati asli dari keturunan lo. Jangan menjadi seseorang yang menjijikan haruto. Lo bukan haruto yang gue kenal, lo ga belok ". Wonyoung tidak habis pikir dengan dunia ini. Kenapa ia harus bertemu dan mencintai orang yang menyukai laki laki. Meskipun itu baru tapi tetap saja, itu semua salah.
" Ga ada gunanya lo ngomong kek begitu ama gue, gue ga akan peduli. Sekarang lo pergi ".
" Ckk tanpa lo suruh pun gue akan pergi dengan sendiri nya. Gue akan setia jadi pengganti jeongwoo sialan itu. Gue punya rahim, dia mana ada yang seperti gue punya ~ ". Ucapan nya sedikit berbisik tapi masih bisa terdengar oleh haruto.
Ya Wonyoung mengunjungi haruto di apartemen nya lagi. Untuk membahas apa yang telah ia rencana kan sebelumnya. Ia yakin, anak dan ayah itu sama sama memikirkan apa yang ia ucapkan. Dengan begitu, wonyoung hanya menunggu hasil bukan. Ia yakin usaha nya tidak akan sia sia. Itu yang ia pikirkan.
Sejak kepergian wonyoung tadi, haruto terus memijat keningnya. Ia tidak mau jeongwoo tau akan hal ini. Sudah cukup dirinya yang menyakiti jeongwoo waktu itu, tidak untuk saat ini. Bisa bisa jeongwoo akan meninggalkan nya. Ia tidak siap.
Tanpa mereka tau pun, jeongwoo sudah menguping sejak tadi. Bukan maksud tidak sopan menguping pembicaraan orang lain. Tapi haruto itu suami nya, ia berhak untuk marah dan ingin tau apa yang sedang haruto bicarakan bersama sang mantan.
Jeongwoo mendengar semua nya, tidak satu kalimat pun ia lewatkan. Ia sedikit tersenyum saat haruto mati matian tidak perduli dengan perkataan wonyoung. Tapi, yang membuat hati nya seperti di cubit adalah. Kata kata wonyoung yang di akhir. ' Gue punya rahim, dia mana ada yang seperti gue punya '.
Jeongwoo terus memikirkan kata kata itu, benar. Ia mengakui cacat akan hal itu, karena memang sudah Tuhan ciptakan dirinya sebagai laki laki dan sudah pasti tidak memiliki rahim seperti wanita pada umumnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rasa # Hajeongwoo
Losowe" Brengsek, lo harus pergi dari hidup gue ". " Sekeras apa pun lo mau nyingkirin gue, gue tetap bertahan ". bxb