22

781 88 12
                                    

Sekarang sudah pukul satu malam, namun Haruto belum saja kembali ke kamar. Jeongwoo tidak tau kemana suami nya itu pergi. Jeongwoo berusaha menghilangkan pikiran negatif nya pada haruto.

Bukan karena ia ingin melakukan hal seharusnya di malam pertama, tapi sebagai pasangan yang baik. Tentu rasa khawatir itu ada. Haruto juga tidak membalas pesan dari jeongwoo sama sekali, menjawab telpon darinya pun tidak. Bagaimana jeongwoo tidak khawatir bukan.

" Kemana sih haruto, jam segini belom aja balik coba ".

" Di chat ga di bales di telpon juga ga di angkat, bikin orang khawatir aja ". Jeongwoo selalu berfikiran negatif, macam macam pikiran yang hinggap di kepala nya saat ini. Jujur saja, bukan kah mereka baru saja resmi menikah. Jeongwoo sudah memikirkan hal macam macam tentang suami nya itu. Contohnya, bagaimana kalau haruto kembali seperti dulu dan kata kata nya dulu terjadi.

Setetes air mata jatuh dengan sendiri nya saat jeongwoo kembali memikirkan kata kata haruto.

" Apa gue tanya ka yoshi aja yah, siapa tau mereka ketemuan ".
Jeongwoo akhirnya menelpon yoshi di malam hari seperti ini. Namun, yoshi tidak mengangkat telpon nya.

" Tidur kali yah kak yoshi, huffhh ". Jeongwoo sudah tidak bisa apa apa lagi, ia bergegas mengambil dompet jaket dan membawa handphone nya. Ia ingin mencari haruto.

.
.
.
.
.

Di tengah malam seperti ini, kendaraan umum tentunya sudah tidak beroperasi lagi. Terpaksa jeongwoo jalan kaki keluar dari dalam hotel untuk mencari keberadaan haruto.

" Nyusahin orang banget sih tu anak heran ". Jeongwoo berjalan seorang diri sudah seperti anak hilang.

" Sebenernya kenapa gue susah susah nyari dia sih. Kan dia pake mobil njir ". Jeongwoo baru saja sadar kalau apa yang ia lakukan itu sebenarnya salah. Di malam hari seperti ini berjalan kaki mencari seseorang yang sudah tentu membawa mobil tentu tidak bisa di temukan. Dia juga sudah lumayan jauh dari hotel.

" Oke balik aja lah ". Setelah jeongwoo hendak berbalik arah. Di belakang nya ada dua orang mabuk yang benar benar berantakan. Ternyata dari tadi jeongwoo sedang di ikuti kedua orang ini. Hanya saja ia tidak sadar karena rasa kekhawatiran nya.

" Hai anak manis, kenapa jalan sendirian ".

" Seperti nya anak ini kehilangan induk nya ".

" Lo kata ayam, jangan dekat dekat ". Jeongwoo mundur perlahan saat orang itu mencoba bergerak maju ke arah nya.

" Tetap disitu atau gue teriak ".

" Teriak aja anak manis, mana ada orang disini hahaha ".

" Hahaha ". Kedua orang mabuk itu tertawa. Jeongwoo sudah tidak ada pilihan lain lagi selain lari, dengan cepat ia berlari tak tentu arah. Intinya ia harus segera selamat dari dua orang mabuk ini.

" Jangan lari, kita belum berkenalan baby ". Mereka berdua juga ikut berlari mengejar jeongwoo. Ternyata bukan hanya ada di film film saja , orang mabuk akan melakukan apa pun semaunya. Ternyata di kehidupan nyata pun juga sama. Jeongwoo berfikir apa yang ia lakukan benar benar salah. Ia harus terus berlari, pilihan nya hanya dua. Berlari sejauh mungkin meski lelah atau bersembunyi dengan hati hati sampai kedua orang mabuk itu berhenti mencari nya.

Jeongwoo tersudut di sebuah gang sempit dekat supermarket, sangat kebetulan sekali kenapa supermarket itu harus tutup.

" Sialan kenapa musti tutup sih ". Jeongwoo benar benar takut sekarang, ia juga laki laki. Bukan berarti dia tidak bisa berkelahi. Tapi, tidak ada yang tau kedua lelaki mabuk itu ternyata membawa senjata tajam di tangan nya. Karena jeongwoo sudah tersudut dia otomatis tidak bisa kemana mana lagi. Gang itu buntu dan sangat sempit sangat mustahil untuk nya bisa keluar dari kepungan kedua orang ini.

Rasa # HajeongwooTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang