Setelah kejadian yang tak akan jeongwoo lupakan itu dan menimbulkan sedikit rasa trauma. Jeongwoo berdiam seorang diri di dalam kamar mandi.
Sedangkan orang yang tidak bertanggung jawab itu malah tidur di kasur milik jeongwoo yang sudah tidak berbentuk.
Semalaman jeongwoo tertidur di dalam kamar mandi dalam keadaan seperti sedia kala saat tadi malam.
" Enghh uh ". Haruto sedikit merasakan pusing di kepalanya. Ia belum sadar sekarang ada di dalam kamar siapa.
" Eh kok ". Haruto melihat sekeliling ruangan yang bukan kamar nya.
" Kok gue ada di sini sih, anjirr badan gue bau peju ".
" Gue ". Haruto mencoba mengingat semua yang terjadi tadi malam. Ia baru saja sadar kalau dia berada di kamar jeongwoo. Dan sial nya anak itu tidak ada di kamar ini. Pecahan kaca di mana mana, ada sedikit bercak darah di kasur. Hal itu membuat haruto berpikir sesuatu yang sialnya seharusnya tidak ia lakukan.
" Masa gue udah ".
" Ga, ga mungkin ".
" Tapi, tu anak kemana njirr. Bisa berabe kalo sampe dia ngadu ke daddy ".
" Gue harus menemukan tu anak ". Haruto kemudian beranjak mencari jeongwoo sekeliling penjuru rumah. Namun, tak di temukan. Padahal jeongwoo berada di dalam kamar mandi. Mungkin saja anak itu sekarang sedang demam.
" Hikss ". Jeongwoo kembali menangis. Ia mendengar semua yang haruto ucapkan.
" Bunda.. tolong uwu ". Ia mencoba menangis dalam keadaan diam agar orang itu tidak menemukannya untuk saat ini.
.
.
.
.
.
.
.Selesai membersihkan diri, jeongwoo mengunci kamar nya dan membersihkan kamar nya yang berantakan. Ia berjalan tertatih, tubuhnya benar benar sakit dan remuk terutama di intinya. Ia tidak tau bagaimana selanjutnya ia bisa bertemu haruto. Ia masih kekeuh untuk melanjutkan perjodohan ini hingga di hari pernikahannya.
Meski dia yang harus terluka, ia akan terima.
" Anj.. sialan. Bisa bisa nya gue melakukan hal paling menjijikan dan paling gue hindari "
" Kalo tu anak ngadu, gue musti gimana ". Haruto kalut. Dia memikirkan semuanya.
" Tapi kok pintu kamar nya ketutup sih, padahal kan terakhir kali gue buka sih ".
.
.
.
.
.
.
.Sore harinya jeongwoo keluar dari dalam kamar nya. Ia pikir haruto sudah tidak ada. Ia keluar kamar dengan hati hati. Jujur saja ia sangat lapar.
Jeongwoo membuka pintu kamar dengan hati hati.
" Ga ada siapa siapa ". Akhirnya jeongwoo keluar kamar nya menuju dapur. Ia kembali memasak mie dan telur.
" Akhh ". Jeongwoo meringis karena luka di bagian telapak tangan nya yang sudah ia perban sejak tadi.
" Huffhh oke gue bisa ". Setelah selesai memasak mie jeongwoo langsung ke arah meja makan dan duduk disana untuk menikmati mie buatan nya.
" Rupanya lo disini ". Jeongwoo benar benar terkejut. Ia langsung tersedak dan entah kenapa ia menjadi takut pada haruto. Mungkin karena kejadian tadi malam.
" Uhukk uhukkk ". Jeongwoo sedikit terbatuk dan ingin menjauh dari haruto.
" Kenapa lo ". Ucap nya tanpa rasa bersalah sedikitpun.
Jeongwoo tidak menjawab pertanyaan dari haruto. Ia beranjak dari tempat duduk nya.
" Eitss bentar gue mo ngomong ". Lengan jeongwoo di tarik oleh haruto.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rasa # Hajeongwoo
Diversos" Brengsek, lo harus pergi dari hidup gue ". " Sekeras apa pun lo mau nyingkirin gue, gue tetap bertahan ". bxb