02. KASIHAN MILA

12K 2.1K 49
                                    

Hani menatap wajah Mila di bawahnya, dia tengah melayang diudara dan dibawahnya ada Mila yang tengah tertidur pulas.

"Gue harus tindih dia gitu?" Tanya Hani pada Rasya.

"Iya udah cepet"

"Bentar ga sengaja gue nyipok dia donng!! Ogah lah Lo aja yan masuk Ras" Hani kembali terduduk di sebelah Mila.

Rasya menggeleng, mereka sudah beradu suit dan sesuai peraturan yang kalah akan masuk ke alam mimpi Mila dan tentu saja Hani yang kalah.

"Cepet masuk udah merem aja lagian ga bakal kerasa apa-apa Lo ga inget perkataan mba Kun tadi sore heh?" Tanya Rasya pada Hani.

"Najis banget ya ampunnn tapi ck ga ada cara lain" kata Hani sembari menatap Mila.

Hani kembali melayang diudara dia membekap mulutnya sendiri dan memejamkan matanya sebelum menindih Mila.

"Yang lama ya Han sampe ngompoll kalo bisa" kata Rasya yang kini menduduki dada Mila agar gadis itu tidak bisa bergerak.

"Oke beb laksanakan" teriak Hani sebelum benar-benar masuk kedalam tubuh Mila.

Hani mengerjapkan matanya, dia menatap sekeliling yang terlihat samar-samar sampai mulai terlihat jelas ada hamparan taman bunga.

Hani berbalik dia segera meloncat masuk kedalam semak-semak setelah melihat ada Mila datang.

"Ya ampun ka Candra jangan hahahaha...hahaha geliii"

Hani menahan diri agar tidak muntah melihat pemdangan di depannya, dimana ada Mila dan Candra yang tengah kejar-kejaran seperti adegan film India yang sangatt membagongkan.

"Udah tambahin aja musik udah perfek tuh imajinasi Lo Mil" gumam Hani.

Mereka berdua akhirnya selesai melakukan adegan kejar-kejaran dan mereka merebahkan diri diatas rerumputan. Suasana yang damai membuat Mila menutup matanya, dia sangat senang terlebih lagi ada Candra di sebelahnya.

"Gumoh gue lama-lama liat adegannya cokkk" geram Hani yang tengah meremas bajunya sendiri.

"Gila kan sampe kebawa mimpi haha kasian sad girl banget" decak Hani.

Hani menatap mereka yang sepertinya tengah membicarakan sesuatu. Saat tatapan mereka berdua bertemu dan Candra mendekatkan wajahnya membuat Mila menutup matanya, jantung gadis itu berdetak dengan kencang sekarang.

"Lo pikir bisa kissing-kissing di depan gue hm?" Tanya Hani di dalam hatinya.

Lama tidak merasakan apapun Mila membuka matanya, dan betapa terkejutnya dia saat melihat sosok Hani dengan wajah rusak tengah tersenyum kearahnya. Kedua mata Hani melotot dia tersenyum manis dengan bibir robek sampai ke telinga.

"Aaaaaaaa" Mila berteriak histeris dia ingin pergi namun tubuhnya seperti ditahan oleh sesuatu.

Rasya menahan tubuh Mila yang mulai bergerak gusar. Dia tersenyum dan mengikat tubuh Mila dengan tempat tidurnya sendiri menggunakan kain kafan pemberian mba Kun tadi sore.

"Aaaaaaaa" Mila menutup matanya dan mencoba berdoa namun saat kembali membuka mata dia masih melihat Hani yang kini meraba wajahnya dengan kuku-kuku panjang dan jari yang berlumuran darah.

"Nduk...bocah ayu.... Rene Melu aku.... Hihihi" Lirih Hani dengan suara yang dibuat semengerikan mungkin.

*Artinya dalam bahasa gaul: cewe cantik sini ikut gue hihihi...

Mila menggeleng dia mulai menangis, pada akhirnya dia berhasil bergerak karena Rasya melonggarkan ikatannya. Mila berdiri dan belari menjauh, perlahan taman bunga berubah menjadi hitam Pinus yang gelap, asap mengepul dan mengepung gadis itu.

"Mamah mamah tolongin Mila hiks" tangis Mila.

"Hihihi.... hihihihiii" Hani tertawa nyaring, dia memakai pakaian yang mba Kun sewakan berserta wig. Dia terbang menghampiri Mila yang menangis, Mila segera berlari, dia berlari sekencang mungkin tidak memperhatikan kakinya sendiri yang tergores ranting.

"Cah ayu... Kamu mau sembunyi dimana? Hihihi..." Kata Hani yang melambatkan acara terbangnya, dia menatap tubuh Mila yang bergetar hebat di balik pohon.

"Hihihihi....hihihihi...." Hani tertawa mengerikan dan berjalan mendekat kearah Mila.

Mila mencoba berdoa dengan berbagai doa yang dia hafal. Hani yang mendengarnya menahan tawanya, dia pikir bisa menghentikan Hani menggunakan doa makan?.

"Dimana hihihihi.... ternyata disini?" Hani menoleh dan tidak mendapati Mila.

Dia tersenyum sengaja mempermaikan Mila yang ada di sebelahnya. Dia kembali melayang dan mengecek satu persatu pohon besar di depannya.

"Cah ayuu...hihihihii mau sembunyi sampe kapan? Hihihihi"

Mila bergetar hebat, wajahnya sudah pucat basi dan air matanya tak berhenti menetes. Dia kemudian berjongkok dan menenggelamkan kepalanya sendiri di lututnya.

Rasya yang melihat tubuh Mila mengeluarkan keringat dingin tersenyum, dia kemudian tersenyum melihat kasur yang basah di bagian bawah gadis itu. Hani sepertinya memang cocok menjadi hantu, semoga saja di kehidupan selanjutnya dia bisa menjadi seorang aktris yang memerankan peran sebagai hantu.

"Ternyata disini..." Hani mengusap kepala Mila dengan tangannya yang berdarah kuku panjang Hani mengusap rambut gadis itu.

"Mamah tolongin Mila hikk... Mamahhh!!" Teriak Mila.

"Mamahhh" Mila berteriak histeris dan Rasya mendengar suara langkah mendekat, dia segera menarik rambut Hani yang berada di kening Mila membuat Hani terjungkal kebelakang dan keluar dari tubuh Mila.

"Apaan si beb belum juga nyampe bagian killing part udah ditarik aja" decak Hani sembari membenarkan wig yang dia pakai.

"Emaknya dateng udah lagian udah ngompol juga" kata Rasya.

Pintu kamar Mila terbuka dan nampak wanita paruh baya masuk dengan tergesa-gesa dia kemudian melihat tubuh Mila yang meronta-ronta sembari memanggil namanya dan menangis kencang.

"Mila bangun nak ini mamah, Mila bangun.." kata ibunya sembari mencoba membangunkan Mila.

"Mila bangun Mila..."

Hani menyenggol bahu Rasya dan menunjuk kearah kain kafan yang masih mengikat tubuh Mila.

"Ah gue lupa thanks udah ngingetin" kata Rasya lalu mendekat dan menarik kain kafannya.

"Hah...mamahhhhh huaaa" tangis Mila pecah setelah membuka matanya.

"Iya ini mamah...kamu ini kenapa? Mimpi buruk?" Tanya ibunya dengan khawatir.

Mila tidak menjawab dia masih menangis kencang di pelukan ibunya. Hani dan Rasya beradu tos kemudian mereka berdua duduk diatas meja.

"Besok Bendul tuhh mata hihihihi" kata Hani sembari tertawa mengikuti suara hantu.

*Plak*

Hani meringis mendapati kepalanya yang baru saja dipukul oleh Rasya, dia menatap gadis itu dengan wajah sebal.

"Menghayati banget ya jadi hantu beneran" desis Rasya dan Hani meringis menunjukkan deratan giginya.

TRIO KWEK-KWEKK {🦆³}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang