"Michael sama Rasya mana?" Tanya Robin yang tengah menyetir mobil.
Setelah Hani tersadar bahwa Robin masih tertinggal mereka sepakat untuk kembali ke mansion sedangkan Rasya dan Michael akan pergi ke rumah Rasya agar tidak mendapat banyak pertanyaan dari Robin.
"Rasya ada acara jadi mereka berdua mungkin nginep sampe besok" jawab Hani.
Robin menganggukan kepalanya lalu dia kembali fokus menyetir. Sebenarnya ada banyak pertanyaan yang ingin dia tanyakan pada Hani sekarang tapi melihat raut wajah Hani, Velin serta Reza yang tidak bersahabat membuat Robin mengurungkan niat bertanyanya.
Alex yang duduk di tengah-tengah antara Velin dan Reza menoleh pada Velin. Dia sebenarnya juga khawatir melihat Velin yang sedari tadi terus diam, entah apa yang dipikirkan oleh gadis itu.
Semilir angin membelai wajah Hani, dia yang tengah berdiri di balkon kamarnya sendiri menghela nafas berulang kali.
"Gue masih heran kenapa kalungnya bisa di ambil secepet itu kalo emang orang yang nabrak gue ngambil kalungnya" gumam Hani sembari memejamkan matanya.
"Ck, gue ini mantan maling ya mana mungkin gue gatau trik and tips jadi maling tangan cepat kaya gini" tambah Hani.
"Belum tidur Han?"
Hani segera membuka mata dan menoleh ke samping, dia bisa melihat Robin yang keluar dari kamarnya tengah berjalan di balkon kamar pria itu yang memang bersebelahan dengan kamar Hani.
"Ga bisa tidur" jawab Hani yang masih mengamati penampilan Robin.
"Ga diganggu hantu lagi kan? Kalo masih kebangetan si, gue udah bela-belain beli banyak jimat penangkal hantu"
Hani mendelik mendengar ucapan pria itu, pantas saja saat dia bangun dia melihat banyak jimat tertempel di kaca dan dinding kamarnya.
"Jadi Lo yang nempelin banyak jimat di kamar gue? Lebih mirip gue yang keliatan setannya si"
Robin terkekeh pelan dia lalu mendekat dan menatap Hani yang kini mengalihkan pandangannya kedepan.
"Besok hari terakhir kita terikat kontrak" ucap Robin.
"Ga kerasa ya kita udah seratus hari jadi suami istri" sahut Hani lalu dia tersenyum.
"Ya ga kerasa, waktu keliatan berjalan cepet banget"
Hani mengangguk membenarkan perkataan Robin, setelah itu mereka berdua sama-sama diam. Mereka sama-sama menikmati hembusan angin yang membelai wajah mereka sampai Hani menoleh pada Robin.
"Gue mau tidur" ucap Hani pada Robin sebelum dia berbalik dan berjalan masuk kedalam kamarnya.
"Ya, selamat malam" gumam Robin yang kini menatap kepergian Hani.
"Sebenernya ada yang mau gue omongin, gimana kalo kita perpanjang kontrak pernikahannya?" Tanya Robin yang kini menatap keatas melihat langit malam yang penuh dengan bintang.
Hani duduk di meja riasnya sendiri, dia lalu menarik laci dan mengambil sebuah map dimana ada surat kontrak pernihakan di dalam sana. Hani membuka map-nya dan mengeluarkan selembar kertas yang merupakan surat perceraian.
"Gue harap setelah ini Lo bisa bahagia" ucap Hani sembari mengangkat pulpennya dan menandatangani surat perceraiannya sendiri.
Setelah selesai menandatangi surat perceraian Hani kembali memasukan suratnya kedalam map dan memasukannya kedalam laci. Dia lalu berjalan menuju pintu hendak menemui Velin.
"Lo belum tidur juga?"
Hani menoleh ke samping, dia mendapati Reza yang tengah berdiri dengan sebelah tangan yang memegang sebotol soda.
![](https://img.wattpad.com/cover/282033736-288-k803343.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
TRIO KWEK-KWEKK {🦆³}
FantasyKisah tiga gadis penjelajah novel. PERHATIAN baca label sebelum membaca cerita ini!! ⚠️Berisi banyak cerita yang bakal dimasuki oleh ketiga gadis (Rasya,Hani,dan Velin) ⚠️Ada konten dewasa yang belum dewasa bisa skip judulnya nanti ya di daftar, kon...